Jakarta,CNBC Indonesia - Kinerja keuangan emiten bank KBMI IV telah dirilis dan menunjukkan pertumbuhan laba di tengah beragam tantangan ekonomi dalam dan luar negeri. Berapa target harga sahamnya menurut para analis?
Sejumlah analis yang dikonsensus oleh Refinitiv memberikan rekomendasi beli pada saham emiten bank KBMI IV tersebut.
Berdasarkan konsensus Refinitiv per 6 Februari 2024, target harga saham PT bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI pada 2025 mencapai 5.445 per saham atau tumbuh 33% dibandingkan harga penutupan Rabu (6/2/2025). Sebanyak 18 analis yang dikonsensus Refinitiv, 17 memberikan rekomendasi beli dan sisanya rekomendasi tahan.
Kemudian saham PT bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI ditargetkan akan mencapai 7.647 per saham pada 2025 atau terbang 48% dari harga penutupan kemarin. Sebanyak 15 analis memberikan rekomendasi beli, 2 analis memberikan rekomendasi tahan, dan satu rekomendasi jual.
Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI diprediksi akan mencapai 5.897 per saham, atau melejit 35% dari harga Selasa (6/2/2025). Ada 15 dari 18 analis memberikan rekomendasi beli untuk saham BBNI dan sisanya merekomendasikan tahan.
Sementara harga saham PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA diproyeksikan akan mencapai 11.802 per saham atau menguat 30,41% dari harga terakhir. Sebanyak 15 dari 18 analis yang dikonsensus oleh Refinitiv merekomendasikan beli dan ada tiga analis memberikan rekomendasi tahan.
Kinerja Keuangan Emiten Bank Big Caps
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan laba bersih periode berjalan secara konsolidasi yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp55,78 triliun sepanjang tahun 2024. Perolehan tersebut tumbuh 1,31% secara tahunan (yoy) dari perolehan tahun 2023 sebesar Rp55,06 triliun.
Mengutip laporan keuangan Bank Mandiri, pencapaian tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga dan syariah bersih sebesar Rp101,75 triliun, naik 6,12% yoy pada tahun 2024.
Penyaluran kredit Bank Mandiri tercatat melesat 19,36% yoy menjadi sebesar Rp1.623,21 triliun, pada periode yang berakhir Desember 2024.
Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 0,97% dan NPL net sebesar 0,33% per Desember 2024.
Bank Mandiri berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.698,89 triliun, tumbuh 7,74% yoy dari setahun sebelumnya Rp 1.576,94 triliun.
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencetak laba sebesar Rp21,46 triliun sepanjang 2024. Perolehan laba itu naik 2,64% secara tahunan (yoy) dari setahun sebelumnya sebesar Rp20,90 triliun pada dari tahun 2023.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba BNI tertekan oleh beban bunga yang melonjak sebesar 29,24% secara tahunan (yoy) menjadi Rp26,1 triliun. Pada periode yang sama pendapatan bunga naik 8,32% yoy menjadi Rp66,58 triliun.
BNI tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 775,87 triliun, meningkat 11,62% yoy sepanjang tahun lalu. Seiring dengan peningkatan tersebut, kualitas kredit semakin membaik dengan nonperforming loan (NPL) net menjadi sebesar 0,74% dan NPL gross turun sebesar 1,97%.
Dana pihak ketiga (DPK) bank tumbuh 11,02% yoy menjadi Rp257,54 triliun. Angka pertumbuhan tabungan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan deposito yang hanya naik 3,85% yoy menjadi Rp242,23 triliun.
Bank swasta terbesar RI PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp54,8 triliun, tumbuh 12,7% yoy pada 2024.
Penyaluran kredit BCA yang tercatat sebesar Rp922 triliun, tumbuh 13,8% yoy pada periode Desember 2024. Dari jumlah tersebut, kredit korporasi tumbuh 15,7% tercatat sebesar Rp426,8 triliun.
Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sebesar 1,8% per Desember 2024. Kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR) mencapai 5,3% per Desember 2024, membaik dari setahun sebelumnya 6,9%.
Pada penghimpunan dana, BCA berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga sebesar Rp1.134 triliun, tumbuh mini 2,9% yoy.
Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sebesar 1,8% per Desember 2024. Kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR) mencapai 5,3% per Desember 2024, membaik dari setahun sebelumnya 6,9%.
Pada penghimpunan dana, BCA berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga sebesar Rp1.134 triliun, tumbuh mini 2,9% yoy.
Sementara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI belum merilis kinerja sepanjang 2024.
Konsensus Refinitiv memperkirakan BBRI akan meraup laba yang diatribusikan kepada pemilik induk Rp61,15 triliun pada periode tahun penuh 2024. Perolehan tersebut bertumbuh 1,74% dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)