Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya butuh empat hari perdagangan untuk turun dari level 7.000 menuju 6.600. Jika menilik lebih jauh, anjloknya IHSG akhir-akhir ini selain melorotnya harga saham-saham di indeks LQ45, juga didorong oleh kejatuhan saham-saham konglomerasi Tanah Air.
Menariknya, pergerakan IHSG pada perdagangan kemarin Senin (10/2/2025), sudah berada di level support kuat di level 6.600 pada November 2023 lalu, sehingga berpotensi berbalik arah pada perdagangan hari ini, Selasa (11/2/2025). Selain itu IHSG juga sudah jatuh selama empat hari beruntun.
Beberapa saham konglomerasi Prajogo Pangestu yang sempat menjadi beban IHSG perlahan mulai pulih. Dari lima emiten yang terafiliasi dengan konglomerat tersebut, dua diantaranya sudah mencatatkan kenaikan signifikan.
PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) sudah mulai berbalik arah di tengah masih adanya sentimen negatif dari kabar gagal masuknya tiga emiten Prajogo ke indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) periode Februari 2025. Ketiga saham emiten tersebut adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Petrosea Tbk (PTRO).
Sebelumnya MSCI telah mengumumkan pada Kamis (6/2/2025), bahwa keputusan ini berdasarkan analisis dan masukan para pelaku pasar, "karena masalah potensi investasbilitas."
Akan tetapi, MSCI mengaku masih terbuka dengan masukan dari para pelaku pasar dan investor. MSCI akan meninjau kembali kelayakan saham-saham tersebut dalam review indeks periode berikutnya, serta akan memberikan pembaruan lebih lanjut jika diperlukan.
Dari kenaikan saham PTRO dan TPIA, ini membuka peluang dapat naiknya tiga saham Prajogo yang masih dalam ranah pelemahan yakni BRPT, BREN dan CUAN.
PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
Dari sisi charting, pada perdagangan Senin (10/2/2025), posisi saham BRPT kini telah berada di area support kuat di area Rp800 per lembar saham. Sementara itu terpantau terdapat GAP di level Rp910 per lembar saham. Sehingga saham BRPT berpeluang menutup level GAP tersebut.
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
Pada perdagangan Senin (10/2/2025), saham BREN sempat jatuh ke level terendah Rp5.800 per lembar saham, namun menjelang penutupan saham BREN mulai merangkak naik dan balik ke level Rp6.650 per lembar saham.
Sama dengan BRPT, saham BREN memiliki GAP atas di level Rp8.250 per lembar saham, sehingga saham BREN berpeluang berbalik arah menuju GAP tersebut.
PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
Berbeda dari empat saham Prajogo lainnya, pada perdagangan kemarin Senin (10/2/2025) saham CUAN masih terpantau Auto Rejection Bawah (ARB) 19,87% di level Rp9.075 per lembar saham. Tercatat saham CUAN telah mengalami dua kali ARB, hal ini memberi peluang untuk berbalik arahnya saham tersebut. Mengingat level jatuhnya CUAN sudah mendekati garis MA200, sehingga peluang untuk berbalik arah cukup besar.
Selain itu, dari bentuk chart penutupan saham CUAN sangat mirip dengan penutupan saham PTRO pada perdagangan pekan lalu Jumat (7/2/2025), sehingga tak menutup kemungkinan pergerakannya akan mirip seperti PTRO yang dimana pada esok harinya melesat dengan sangat kencang.
Sanggahan: Artikel rekomendasi saham ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)