REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membiasakan zuhud kepada anak menjadi bekal penting mereka menghadapi masa depan. Dengan hidup sederhana, mereka akan lebih mengedepankan substansi, bukan sekadar tampilan luar.
Membiasakan anak dengan sikap zuhud adalah mendidik mereka untuk memiliki hati yang kaya (merasa cukup) meski tidak berlimpah harta, dan menjauhkan mereka dari materialisme sejak dini. Zuhud pada anak bukan berarti hidup miskin, melainkan hidup sederhana dan bersyukur.
Berikut adalah cara-cara praktis bagi orang tua untuk membiasakan anaknya bersikap zuhud:
1. Menjadi Teladan dalam Kesederhanaan
Anak belajar lebih banyak dari apa yang dilihatnya daripada apa yang didengarnya.
Tunjukkan Qana'ah (Merasa Cukup)
Orang tua harus menjadi contoh dengan tidak sering mengeluh tentang kekurangan materi atau iri pada tetangga. Tunjukkan bahwa Anda bahagia dengan rezeki yang ada (misalnya, menikmati makanan sederhana, bersyukur atas rumah yang nyaman).
Prioritaskan Fungsi di atas Gengsi
Ajari anak untuk menghargai barang berdasarkan manfaat dan kualitasnya, bukan merek atau harga. Hindari kebiasaan membeli barang atau pakaian hanya untuk pamer atau mengikuti tren.
Hidup Tanpa Pemborosan
Terapkan gaya hidup hemat dan anti-mubazir. Matikan lampu atau air yang tidak terpakai, habiskan makanan di piring, dan hindari membeli mainan/barang yang berlebihan.
2. Mendidik tentang Harta sebagai Sarana
Ubah perspektif anak tentang fungsi uang. Ajarkan Uang sebagai Alat Kebaikan: Ketika anak mendapat uang saku atau hadiah, bimbing mereka untuk menyisihkan sebagian untuk sedekah atau infak.
Jelaskan bahwa uang menjadi lebih "berharga" ketika digunakan untuk membantu orang lain atau hal yang disukai Allah.
Ceritakan Kisah Para Pelaku Zuhud
Ceritakan kisah-kisah Nabi Muhammad dan para Sahabat (termasuk yang kaya seperti Utsman bin Affan atau Abdurrahman bin Auf) yang memiliki harta tetapi memilih hidup sederhana dan sangat dermawan. Ini menunjukkan bahwa harta dan zuhud bisa berjalan beriringan.
Beri Tugas dan Tanggung Jawab
Alih-alih memberikan semua yang diminta, ajarkan anak untuk bekerja atau berusaha mendapatkan sesuatu. Ini mengajarkan bahwa nilai sesuatu terletak pada usaha, bukan pada kemudahan mendapatkannya.