Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump berencana mengumumkan tarif untuk banyak negara di pekan ini. Ia mengisyaratkan bahwa langkah ini akan mencakup upaya luas yang juga dapat membantu mengatasi masalah anggaran AS.
Pernyataan ini akan menjadi sebuah eskalasi besar dari serangannya untuk merombak dan membentuk ulang hubungan perdagangan global demi keuntungan Amerika Serikat. Jika diberlakukan maka perang dagang AS dengan sejumlah negara akan resmi dimulai.
Trump tidak menyebutkan negara mana yang akan terkena dampak, tetapi menegaskan ini akan menjadi upaya besarnya dalam menyelesaikan masalah anggaran AS.
"Saya akan mengumumkan itu, minggu depan, perdagangan timbal balik, agar kami diperlakukan setara dengan negara lain. Kami tidak ingin memperlebar defisit," tutur Trump, dikutip dari Reuters.
Langkah yang diambil Trump ini dilakukan untuk memenuhi janji kampanye untuk memberlakukan tarif balasan terhadap impor Amerika Serikat yang setara dengan tarif yang dikenakan oleh mitra dagang terhadap ekspor AS.
Trump mengumumkan rencana tersebut saat bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba yang sedang berkunjung. Ia juga menegaskan bahwa tarif untuk sektor otomotif masih menjadi topik yang dibahas, di tengah laporan bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan kemungkinan pemberian pengecualian bagi beberapa negara.
Presiden AS yang baru ini sudah lama mengeluhkan tarif 10% Uni Eropa untuk impor mobil, yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tarif AS sebesar 2,5% untuk mobil dari Eropa. Trump sering menyatakan bahwa Eropa "tidak mau menerima mobil kami," namun setiap tahun mereka mengirimkan jutaan unit kendaraan melintasi Atlantik ke Amerika Serikat.
Rencana Trump perihal tarif dagang ini bukan tanpa alasan, pasalnya ia ingin untuk dana tersebut nantinya dapat digunakan untuk mendanai perpanjangan pemotongan pajak 2017.
Kendati demikian, para analis anggaran independen memperingatkan bahwa perpanjangan pemotongan pajak ini bisa menambah triliunan dolar terhadap utang nasional AS, menimbulkan kekhawatiran mengenai dampak jangka panjang terhadap stabilitas fiskal negara.
Tarif Perdagangan AS Jauh Lebih Murah Hanya 2,2%
Menurut data dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), rata-rata tarif perdagangan tertimbang (trade-weight average/TWA) di Amerika Serikat sekitar 2,2%.
TWA menghitung rata-rata dari tarif yang diterapkan secara efektif yang diberatkan dengan pangsa impor produk yang sesuai dengan setiap negara mitra.
Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara mitra dagangnya, seperti di bawah:
- India: 12%
- Brasil: 6,7%
- Vietnam: 5,1%
- Uni Eropa: 2,7%
Perbedaan ini sering menjadi dasar bagi AS untuk mengkritik ketidakseimbangan perdagangan global, terutama di tengah wacana baru tentang tarif balasan yang akan diumumkan oleh Trump.
Meksiko Musuh Terberat Perdagangan AS
Meksiko, China, dan Kanada adalah negara terbesar penyumbang impor ke AS. Meksiko bahkan menjelma menjadi penyuplai barang impor terbesar ke AS pada 2023. Kondisi ini belum pernah tercatat dalam sejarah AS selama 20 tahun.
Meksiko masih menjadi penyuplai impor terbesar sepanjang tahun ini. Nilai impor dari Meksiko menembus US$ 475,216 miliar pada 2023. Angka tersebut
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)