Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2025 merupakan salah satu tahun terbaik bagi pemegang emas dalam mendapatkan cuan atau imbal hasil. Harga emas tercatat telah naik 27% secara Year to Date (YTD) per 3 Juli 2025.
Dari tahun 2000 hingga 2025, logam mulia ini telah memberikan imbal hasil yang mengesankan yakni sebesar 1.075% bagi investor. Imbal hasil yang besar ini hanya bisa diperoleh investor dengan kesabaran yang juga besar, karena membutuhkan 25 tahun untuk mencapai keuntungan sebesar itu.
Sebagai perbandingan pada awal Januari 2000, harga emas masih US$ 280, 75 per troy ons sementara per kemarin, Rabu (16/7/2025) harganya sudah di kisaran US$ 3346,42 per troy ons.
Rata-rata selama 25 tahun, harga emas meningkat sebesar 10,9% per tahun, meskipun mengalami beberapa fluktuasi.
Selama 25 tahun terakhir, emas telah menjadi pilihan aset yang relatif stabil untuk menyimpan kekayaan dibandingkan dengan jenis aset lain. Emas seringkali menarik perhatian investor yang hendak melakukan diversifikasi aset atapun melindungi kekayaan dari bahaya tergerus oleh inflasi, jugatempat berlindung yang aman di masa-masa ketidakpastian ekonomi.
Pergerakan harga emas cenderung tidak terlalu volatil jika dibandingkan jenis aset lain seperti saham, mata uang, ataupun crypto yang nilainya bergejolak ketika muncul sentimen di dunia internasional.
Grafik di bawah ini menunjukkan imbal hasil tahunan emas dari tahun 2000 hingga 2025 secara year to date (YTD) per 3 Juli 2025, dilansir dari data milik TradingView.
Krisis Global yang Menjadi Panggung Bagi Emas
Adanya krisis global yang mengguncang perekonomian seperti krisis keuangan 2008, pandemi Covid-19, ataupun lonjakan inflasi biasanya membuat investor berbondong-bondong melirik emas untuk menjaga nilai aset, sehingga mendorong permintaan dan kenaikan imbal hasil.
Masa-masa transisi (sebelum dan sesudah) krisis keuangan 2008, menjadi waktu di mana emas menorehkan imbal hasil besar. Tercatat bahwa imbal hasil emas mencapai lebih dari 31% pada 2007, setahun sebelum krisis 2008 melanda. Dua tahun setelahnya, di 2010, imbal hasil emas tercatat di level serupa, meskipun sedikit menurun di angka 29,6%.
Di kala pandemi 2020, emas kian mencatatkan imbal hasil luar biasa sebesar 25%, menonjol di antara deretan aset lain dalam dua tahun terakhir. Imbal hasil emas naik sekitar 27% pada dua tahun terakhir secara YTD per 3 Juli.
Di sisi lain, penurunan terbesar terjadi pada 2013, ketika imbal hasil emas turun 28% dari level tertinggi historis. Hal ini terjadi setelah emas konsisten mencatatkan kinerja positif selama satu dekade dari tahun 2001 hingga 2012.
Apakah Emas Akan Terus Bersinar?
Di tengah ekonomi global yang kian melambat, ketidakpastian perdagangan, dan risiko resesi yang meningkat, emas menjadi salah satu aset dengan kinerja imbal hasil terbaik pada tahun 2025 sejauh ini.
Pergerakan imbal hasil mungkin akan lebih melandai pada 2026 nanti. Meskipun begitu, perkiraan ini bukan berarti emas telah memasuki akhir masa kejayaannya. Dengan bank sentral besar dunia termasuk China, India, dan Rusia yang masih setia menyimpan aset dalam bentuk emas, peran logam mulia ini sebagai penyimpan nilai jangka panjang tampaknya jauh dari berakhir.
Di dalam negeri, harga emas Logam Mulia produksi PT Antam Tbk akhirnya bangkit pada perdagangan Kamis hari ini (17/7/2025). Harga emas Antam Logam Mulia pada Kamis pukul 08.30 WIB tercatat sebesar Rp1.919.000 per gramm naik Rp11.000 dibandingkan harga sehari sebelumnya.
Harga emas antam seiring dengan harga emas dunia yang berbalik arah berada di zona penguatan ditopang oleh tiga faktor sekaligus. Di antaranya adalah memanasnya situasi di Timur Tengah, ketidakjelasan kebijakan di Gedung Putih, serta melandainya inflasi harga produsen Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, pada perdagangan Rabu (16/7/2025), harga emas dunia naik 0,73% di level US$3.346,32 per troy ons. Kenaikan ini mematahkan tren penurunan harga emas selama dua hari beruntun. Bila dihitung dari awal tahun, harga emas sudah terbang 27%.
(mae/mae)