Rekap Laba Bank Raksasa RI: BNI-BSI-Mandiri!

3 months ago 34

Jakarta, CNBC Indonesia - Terkini sudah ada lima emiten perbankan yang merilis laporan keuangan sepanjang 2024. Rata-rata masih bisa mencatatkan pertumbuhan laba positif dan tetap ekspansif menyalurkan kredit.

Lime emiten perbakan itu adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP).

--> Update Laba BBNI 2024 

BBNI terbilang jadi bank yang paling gercep dalam merilis laporan keuangan pada 22 Januari 2024 lalu. Hasilnya, bank BNI mencatatkan laba Rp21,46 triliun sepanjang 2024.

Perolehan laba itu naik 2,64% secara tahunan (yoy) dari setahun sebelumnya sebesar Rp20,90 triliun pada dari tahun 2023.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba BNI tertekan oleh beban bunga yang melonjak sebesar 29,24% secara tahunan (yoy) menjadi Rp26,1 triliun. Pada periode yang sama pendapatan bunga naik 8,32% yoy menjadi Rp66,58 triliun. Alhasil pendapatan bunga bersih perusahaan turun 1,92% yoy menjadi Rp40,48 triliun.

Bank BNI berhasil meraih laba ditopang pendapatan komisi/provisi/fee dan administrasi bank naik 1,27% yoy menjadi Rp10,25 triliun. Lalu pendapatan lainnya tumbuh 20,86% yoy menjadi Rp7,36 triliun.

Pada fungsi intermediasi, BNI tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 775,87 triliun, meningkat 11,62% yoy sepanjang tahun lalu. Seiring dengan peningkatan tersebut, kualitas kredit semakin membaik dengan nonperforming loan (NPL) net menjadi sebesar 0,74% dan NPL gross turun sebesar 1,97%.

--> Update Laba BBCA 2024

Berikutnya, Bank BCA yang merilis laporan pada penghujung Januari lalu dengan raihan laba mencapai Rp54,8 triliun, tumbuh 12,7% yoy pada tahun 2024, dari setahun sebelumnya sebesar Rp36,4 triliun.

Dalam public expose secara virtual, diumumkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp82,3 triliun, naik 9,5% yoy dari setahun sebelumnya Rp55,8 triliun. Pendapatan selain bunga naik 10,2% yoy jadi Rp25,20 triliun.

Kemudian, penyaluran kredit BCA yang tercatat sebesar Rp922 triliun, tumbuh 13,8% yoy pada periode Desember 2024. Dari jumlah tersebut, kredit korporasi tumbuh 15,7% tercatat sebesar Rp426,8 triliun.

Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sebesar 1,8% per Desember 2024. Kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR) mencapai 5,3% per Desember 2024, membaik dari setahun sebelumnya 6,9%

--> Update Laba BMRI 2024

Bank ketiga yang merilis laporan keuangan selanjutnya ada Bank Mandiri, tepatnya pada Rabu kemarin (5/2/2025).

Bank pelat merah itu berhasil mencatatkan laba bersih periode berjalan secara konsolidasi yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp55,78 triliun sepanjang tahun 2024.

Perolehan tersebut tumbuh 1,31% yoy dari perolehan tahun 2023 sebesar Rp55,06 triliun.

Mengutip laporan keuangan Bank Mandiri, pencapaian tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga dan syariah bersih sebesar Rp101,75 triliun, naik 6,12% yoy pada tahun 2024.

Sementara pada fungsi intermediasi, penyaluran kredit Bank Mandiri tercatat melesat 19,36% yoy menjadi sebesar Rp1.623,21 triliun, pada periode yang berakhir Desember 2024.

Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 0,97% dan NPL net sebesar 0,33% per Desember 2024.

Berikutnya dari bank mid caps, sudah ada dua emiten yang merilis kinerja sepanjang tahun lalu, diantaranya NISP dan BRIS.

--> Update Laba BRIS 2024

Untuk BRIS yang masih masuk dalam bank pita emas RI dan merupakan anak usaha Bank Mandiri terpantau meraih kinerja laba yang ciamik.

BRIS mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp7,00 triliun sepanjang tahun 2024. Perolehan tersebut naik 22,83% yoydari perolehan tahun 2023 sebesar Rp5,70 triliun.

Mengutip laporan keuangan BSI yang dipublikasikan di media massa, pencapaian tersebut tidak terlepas dari pendapatan setelah distribusi hasil sebesar Rp18,57 triliun, naik 8,25% yoy pada tahun 2024.

Pada fungsi intermediasi, pembiayaan BSI tercatat melesat 15,92% yoy menjadi sebesar Rp277,85 triliun pada periode yang berakhir Desember 2024.

Kualitas pembiayaan pun terjaga dengan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) gross sebesar 1,90% dan NPF net sebesar 0,50% per Desember 2024.

--> Update Laba NISP 2024

Terakhir, untuk NISP berhasil mencatat laba Rp4,86 triliun sepanjang 2024. Capaian itu naik 18,9% secara tahunan (yoy).

Mengutip laporan keuangan perusahaan, laba tersebut ditopang oleh pendapatan bunga yang melambung 14,3% yoy menjadi Rp 18,78 triliun. Hal ini mengimbangi pertumbuhan beban bunga yang naik 18,7% yoy menjadi Rp 7,7 triliun.

Alhasil pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) perusahaan masih dapat naik 11,4% yoy menjadi Rp 11,04 triliun. Sementara dalam hal penyaluran kredit, juga tetap ekspansif naik 10,8% yoy menjadi Rp 169,7 triliun.

Berikut bisa dilihat untuk perbandingan kinerja profitabilitas dari lima bank yang sudah rilis kinerja 2024 :

Dari data di atas terlihat kalau BRIS terpantau jadi yang paling unggul dari sisi pertumbuhan laba di atas 20%. Baru diikuti NISP dan BBCA. Sementara dua bank pita emas besar, BBNI dan BMRI cenderung tumbuh moderat kisaran 1% - 2%.

Namun, dalam hal paling ekspansif menyalurkan kredit BMRI unggul dengan pertumbuhan nyaris 20%. Kemudian disusul BRIS, BBCA, BBNI, dan NISP.

Rata-rata lima bank ini masih sama-sama ekspansif dalam penyaluran kredit atau pembiayaan dengan pertumbuhan double digit.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research