Jakarta, CNBC Indonesia -Pemerintah kabarnya akan tetap mencairkan tunjangan hari raya atau THR dan Gaji ke-13 pada tahun ini kepada para aparatur sipil negara (ASN) termasuk pegawai negeri sipil (PNS), meskipun kini ada efisiensi anggaran belanja kementerian atau lembaga (K/L).
Hal ini diungkapkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Ia menekankan, pemerintah sudah mempersiapkan proses pencairan itu dan akan segera diumumkan dalam waktu dekat.
"Persiapan sudah ada, persiapan to be announce," kata Airlangga di kantornya, Jakarta, Rabu (5/2/2025).
Kendati demikian, untuk kabar jelasnya kebijakan pencairan THR dan gaji ke-13 saat adanya program efisiensi anggaran belanja pemerintah pusat maupun daerah sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025, akan disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
"Jadi dari segil lainnya tanyakan ke Bu Menkeu ya," tegas Airlangga.
Momentum THR dan gaji ke-13 tentu saja akan mendongkrak daya beli masyarakat dengan adanya kedua bonus tersebut. Apalagi mengingat mendekati momen Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri.
Momen tersebut identik dengan membeli banyak makanan manis, praktis dan juga enak. Sehingga sektor konsumer pun akan terdampak positif dari momen tersebut.
Selain itu, momen Idul Fitri juga identik dengan berbelanja pakaian baru hingga mudik lebaran. Hal ini tentu saja akan mendongkrak sektor ritel dan juga transportasi.
Berikut sektor-sektor yang diuntungkan dengan peningkatan daya beli efek dari THR hingga gaji ke-13 para ASN.
Sektor Konsumer
Semakin tingginya penghasilan masyarakat Indonesia tentu saja mendorong peningkatan daya beli masyarakat. Mengingat momen Ramadhan hingga lebaran menjadi momen paling baik bagi sektor konsumer. Hal ini disebabkan masyarakat dapat melakukan pembelian berlebih karena efek mendapatkan THR, ditambah lagi ASN juga akan mendapatkan gaji ke-13.
Selain itu, stimulus dari Pemerintah untuk tidak menaikkan PPN menjadi 12% terhadap barang dan jasa yang bukan termasuk barang mewah juga dapat menjadi dorongan daya beli masyarakat lebih tinggi.
Berikut deretan saham di sektor konsumer yang akan terdampak positif.
Sektor Ritel
Lebaran tak lengkap jika tak membeli pakaian baru hingga perabotan rumah baru, sehingga hal ini akan meramaikan sektor ritel dan berdampak pada peningkatan penjualan. Tentu saja hal tersebut dapat menjadi sentimen positif bagi saham-saham di sektor ritel.
Berikut deretan saham di sektor ritel yang akan terdampak positif.
Sektor Transportasi
Momen lebaran tak lengkap jika tak kumpul bersama keluarga besar. Untuk hal itu maka biasanya masyarakat Indonesia berbondong-bondong untuk mudik pulang kampung ke halaman masing-masing. Tradisi ini terus terjadi setiap momen lebaran kecuali pada saat Covid-19.
Berdasarkan akun Instagram kemenkoinfra, menjelang momen mudik Lebaran 2025, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan memastikan perjalanan masyarakat dalam mudik lebaran 2025 dapat berlangsung dengan nyaman dan terjangkau, termasuk diantaranya memastikan kesiapan infrastruktur, transportasi, dan layanan publik.
Hal ini menyusul prediksi lonjakan mobilitas saat momen mudik Lebaran tahun ini yang diperkirakan mencapai lebih dari 300 juta pergerakan.
Sektor transportasi pun akan kebanjiran orderan dan berkah dari momen mudik lebaran, sehingga diuntungkan dan tentu saja dapat mendorong saham-sahamnya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Bukan hanya sektor transportasi dari sewa kendaraan hingga pesawat, bahkan ojek online dari motor hingga mobil pun juga akan terdampak, hal ini dikarenakan akan banyak yang menggunakan jasa tersebut dalam menuju perjalanan ke stasiun, bandara hingga pelabuhan.
Berikut deretan saham di sektor transportasi yang akan kebanjiran berkah.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)