PLN Hidupkan Energi untuk Masa Depan Berkelanjutan

2 months ago 47

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi motor penggerak bisnis berkelanjutan dengan berbasis Environmental, social and governance (ESG) di sektor energi Indonesia.

Perusahaan energi, terutama sektor kelistrikan, adalah salah satu penggerak utama perubahan iklim. Sektor energi sebagai industri kunci yang bertanggung jawab atas emisi karbon, memiliki peran yang sangat penting dalam peralihan menuju emisi net-zero.

Industri energi juga terkait erat dengan komunitas lokal tempat mereka beroperasi. Pembangkit listrik dan operasional mereka menggunakan banyak lahan dan keterlibatan dengan komunitas dan pemerintah sangat penting.

Di sisi lain, perusahaan listrik menghadapi pelanggan yang beragam dengan biaya yang harus dibayar beragam pula. Karena itulah, perusahaan listrik harus memastikan bahwa operasi mereka tetap aman dan secara ekonomi layak.
Prinsip bisnis ESG kemudian menjadi modal utama bagi mereka menuju layanan yang berkualitas dengan tetap mengedepankan isu keberlanjutan.

Keberadaan listrik adalah pintu utama manusia untuk memiliki akses kesetaraan di bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, hingga sosial.
Tanpa adanya listrik, manusia tidak bisa menjalankan transaksi perbankan hingga e-commerce. Listrik juga memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan peran besar itu pula, salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berfokus ke listrik. PBB menyatakan bahwa pada 2030, seluruh populasi dunia harus memiliki akses ke listrik.

Sayangnya, banyak dari masyarakat dunia yang belum memiliki akses ke listrik. Data Badan Energi Internasional (EIA) menunjukkan jumlah orang di seluruh dunia yang tidak memiliki akses ke listrik pada 2023 sebanyak 750 juta orang. Proyeksi Stated Policies Scenario (STEPS) memperkirakan 645 juta orang akan tetap tanpa akses pada 2030.

Jaringan PLNFoto: PLN
Jaringan PLN

Survei dari PwC (PricewaterhouseCoopers) yang melibatkan petinggi perusahaan menunjukkan 91% dari mereka melaporkan adanya peningkatan investasi terkait ESG. Dalam tiga tahun ke depan, hampir setiap responden mengharapkan investasi lebih lanjut, dengan sekitar seperempat dari mereka yang disurvei memproyeksikan peningkatan tambahan sebesar 50% atau lebih.

Sebanyak 48% juga mengatakan memiliki struktur yang tepat untuk mengembangkan bisnis terkait ESG.

PLN dan Implementasi Prinsip ESG

Lahir bersamaan dengan Indonesia merdeka, PLN menjadi tulang punggung bagi penyediaan listrik tanah air. Rasio elektrifikasi Indonesia kini menembus 99,79% atau hampir 100%. Artinya, jumlah rumah tangga yang berlistrik di wilayah Indonesia yang mencapai 17.508 pulau.

Di tengah perubahan dunia yang semakin cepat, PLN dituntut selalu di depan, selangkah lebih maju, baik itu dari segi perkembangan teknologi, kualitas pelayanan dan berkomitmen melakukan pengembangan model bisnis secara berkelanjutan.

Tuntutan tersebut sudah dipenuhi PLN dalam beragam program, inovasi, hingga kebijakan dengan memegang prinsip ESG.

PLN bahkan sukses memperoleh penghargaan sebagai perusahaan listrik dengan ESGRisk Ratingterbaik di ASEAN tahun 2023. Secara global, PLN menempati posisi ke-4 dunia dengan Risk Rating ESG yang mencapai 30,3.

1. Prinsip Environmental atau menjaga lingkungan

PLN berkomitmen kuat dalam upaya untuk menjaga lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Upaya tersebut dilakukan melalui peningkatan penggunaan EBT, melahirkan inovasi produk ramah lingkungan, memperluas jangkauan pelanggan EBT, mendukung ekosistem kendaraan listrik, hingga mengurangi emisi.

PLN melakukan banyak terobosan dan gebrakan besar dalam pengembangan energi hijau.

Di antaranya adalah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), mengembangkan bahan bakar hydrogen hijau, menyediakan Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), hingga mengurangi penggunaan bahan fosil dengan biomassa atau co-firing.

Pemerintah dan PLN juga telah menyiapkan programAccelerated Renewable Energy Development(ARED) yang berfokus pada pengurangan bertahap penggunaan batubara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) atau coal phase down. Ke depan, 75% pembangkit akan berbasis EBT dan 25% berbasis gas hingga 2040.

PLN juga berkomitmen mensukseskan bauran energi dan komitmen pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, Indonesia merencanakan penambahan listrik dari EBT sebesar 75 Giga Watt (GW) hingga 2040.

Pembangkit berbasis energi terbarukan yang berasal dari tenaga air akan ditambah 25 GW, surya 27 GW, angin sebesar 15 GW, panas bumi 6 GW, dan bioenergy 1 GW.

Sebagai bagian dari langkah transisi energi, PLN juga telah menerapkan co-firing di 46 PLTU, dengan memanfaatkan biomassa sebagai bahan substitusi batu bara. Inisiatif ini akan diperluas menjadi 52 PLTU pada 2025.

Pemakaian batu bara dan BBM pada 2023 untuk pembangkit listrik mengalami penurunan dari tahun 2022 sekitar 1,2 juta ton, di sisi lain PLN mampu meningkatkan pemakaian biomassa sebanyak 69% dari tahun 2022.

PLN juga akan memulai perdagangan karbon di 55 PLTU melalui mekanisme carbon trading.

PLN melalui layanan Green as a Service (GEAS) Renewable Energy Certificate (REC) mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan EBT. Sertifikat ini menjadi solusi bagi industri yang ingin beralih ke energi bersih.

2. Prinsip S-sosial
Sebagai bagian dari perusahaan milik negara, PLN juga terus berkomitmen untuk ikut terlibat dalam tanggung jawab sosial.
Langkah tersebut dilakukan dengan menyediakan listrik murah, menambah jaringan transmisi, menyediakan program pro-rakyat yang mendongrak ekonomi, hingga upaya mengurangi kesenjangan.
PLN menghadirkan listrik di semua wilayah di Indonesia. Hingga tahun 2024, Rasio Desa Berlistrik (RDB) sebesar 99,92% atau sebanyak 83.693 desa dan kelurahan telah berlistrik.

Bantuan listrik PLNFoto: PLN
Bantuan listrik PLN

Dari total 83.693 desa yang sudah berlistrik, 77.942 desa di antaranya diterangi oleh listrik PLN. Sementara, sebanyak 3.127 desa bersumber dari listrik non-PLN dan 2.624 desa dengan lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

PLN juga menjadi pelaksana Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) untuk rumah tangga tidak mampu yang terdaftar.

PLN memiliki programElectrifying Agriculture(EA) untuk sektor pertanian, perikanan, perkebunan hingga peternakan. Program ini berdampak besar terhadap perbaikan ekonomi dan kesejahteraan petani hingga nelayan.
Program ini adalah upaya PLN menghadirkan listrik murah yang digunakan untuk meningkatkan produksi pertanian hingga perikanan.

3. Prinsip G-governance atau tata kelola
Sebagai perusahaan penyedia jasa, tata kelola perusahaan yang baik menjadi modal penting dalam menjaga kepercayaan pelanggan hingga investor.

Salah satu wujud komitmen perusahaan meningkatkan tata kelola adalah dengan melindungi dan menjaga keamanan data pelanggan.

Semua saluran layanan pelanggan termasukSuper Apps PLN Mobileyang saat ini telah diunduh lebih dari 75 juta downloader juga sudah dibekali teknologi canggih dengan pengamanan data yang terenkripsi.

PLN akan terus meningkatkan sistem pengamanan dalam pengelolaan data melalui Aplikasi PLN Mobile, Website PLN,Contact Center PLN 123, maupun secara langsung di kantor-kantor layanan PLN.

Dari sisi internal, perusahaan juga memperbaiki tata kelola dengan penerapan Sistem Manajemen Anti-Penyuapan (SMAP) hingga Whistleblowing System.

Bentuk tata kelola perusahaan kepada investor diwujudkan dalam program transformasi PLN, seperti pengelolaan utang yang lebih baik.

PLN mempertahankan rasio leverage yang memadai, menurunkan rasio utang terhadap modal dan ekuitas, hingga memperbaiki maturity profile utang.

Dari akhir 2021 hingga 2023, utang PLN sudah berkurang Rp 53, 8 triliun dari Rp 450,7 triliun pada 2020 menjadi Rp 396,2 triliun pada akhir 2023.

Dalam tiga tahun terakhir, PLN juga mampu memperbaiki rasio utang mereka terhadap modal dan ekuitas. Rasio utang terhadap modal kini sudah turun menjadi 28,1% sementara rasio utang terhadap ekuitas menjadi 39%.)

Pages

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research