Jakarta, CNBC Indonesia - Ketekunan dan konsistensi menjadi modal dasar para pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Aceh bisa naik kelas dan terus berkembang. Tak peduli produk apa yang dihasilkan, asal dikerjakan secara konsisten, pada akhirnya bisa berkembang.
Darliana menjadi sosok yang membuktikan modal dasar itu bisa membawa bisnis UMKM berkembang. Penenun kain songket asal Aceh itu telah memulai usahanya sejak 1975. Mulanya, ia bersama Nyak Mu menenun songket dengan alat tenun kaki tangan tradisional Aceh di Krueng Kalee, Darussalam, Aceh Besar.
Tiap harinya, ia menenun ratusan benang menjadi dua buah kain sepanjang 180x90 cm beragam motif asli Aceh. Proses produksi bisa sampai sebulan untun menghasilkan kain songket dua set itu, namun harga yang diterima setimpal, karena dua lembar kain itu diminati pasar senilai kisaran Rp 2 juta.
"Sebulan dapat dua set, panjangnya 1 meter lebih," kata Darliana saat ditemui di galeri Mutiara Songket, Aceh, Kamis (6/2/2024).
Foto: Galeri Mutiara Songket, Aceh, Kamis (6/2/2024). (CNBC Indonesia/Arrijal Rachman)
Galeri Mutiara Songket, Aceh, Kamis (6/2/2024). (CNBC Indonesia/Arrijal Rachman)
Produk Darliana yang rapih dan indah mencuri perhatian banyak orang, tak terkecuali berbagai instansi pemerintah setempat, seperti Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Aceh. Melalui Program Sosial Bank Indonesia atau PSBI, otoritas moneter memberikan dukungan modal bagi Darliana untuk mengembangkan usahanya.
Pada 2019, melalui PSBI, Darliana mendapatkan modal baru berupa 10 alat produksi serta galeri tenun di Krueng Kalee. Usaha Darliana pun berkembang hingga akhirnya bisa melibatkan penduduk setempat lainnya yang bisa bekerja sebagai penenun.
Kini, Darliana dan rekan penenun lainnya mampu memproduksi 20 kain tenun dalam sebulan, bahkan hasil tenunannya sudah sampai ke Paris, Prancis, saat digunakan Ariel Tatum dalam acara Paris Fashion Week pada 2022 silam. Gaun yang digunakan artis kenamaan RI itu didesain oleh Didiet Maulana memanfaatkan songket tenunan Fitriani dengan motif bungong kupula.
Dengan produksi yang makin meningkat dan cakupan pasar yang kian meluas seusai menjadi UMKM binaan BI melalui PSBI, kelompok usaha Mutiara Tenun turut mampu membukukan peningkatan omzet tahunannya, dari semula hanya senilai Rp 100 juta dalam setahun, kini menjadi sekitar Rp 300 juta per tahun secara bruto.
Foto: Galeri Mutiara Songket, Aceh, Kamis (6/2/2024). (CNBC Indonesia/Arrijal Rachman)
Galeri Mutiara Songket, Aceh, Kamis (6/2/2024). (CNBC Indonesia/Arrijal Rachman)
Proses pengembangan usaha yang dicapai Mutiara Songket juga turut dialami usaha makanan cemilan asal Aceh, yakni Capli. Produk Capli yang kenamaan ialah Sambal Hijau yang terbuat dari 60% cabe rawit hijau asli dari dataran tinggi gayo yang di campur dengan asam sunti atau belimbing wulu fermentasi.
Asam sunti yang berfungsi sebagai pengental, pengasam dan pengawet itu dikombinasikan dengan cabai rawit hijau tanag gayo hingga menghasilkan rasa pedas yang khas dan unik, tanpa perasa, pemanis dan non msg. Sambal Capli bisa bertahan hingga 1 tahun dan sudah bersertifikat BPOM dan Halal dan MPU Aceh.
Capli dibangun oleh pasangan suami istri, yakni Yuliana dan Murtala Hendra Syahputra. Usaha ini mereka bangun dari titik nol setelah mencoba berbagai macam usaha.
Ide usaha ini pun terbilang unik, karena berawal dari kegiatan survei inflasi bahan pokok yang mereka lakukan saat bekerja di sebuah lembaga survei. Dari hasil survei itu mereka pun mendapati cabai hasil panen tanah gayo selalu drop harganya karena terkenal cepat rusak.
"Akhirnya kita coba olah sama suami hingga akhirnya pada 2018 kita mendapatkan formulanya," kata Yuliana di tempat produksinya,
Dengan memanfaatkan asam sunti, metode pengawet alami asal Aceh, mereka akhirnya bisa memproduksi sambal dengan daya tahan lama. Pasangan suami istri itu pun mampu menyerap cabai petani dengan harga yang tidak lagi drop, dan sesuai nilai pasaran.
"Ini awal modal kita hanya Rp 500 ribu pada 2018 hanya dengan blender rumah tangga. Sekarang kita mampu melibatkan sampai 100 orang dalam produksinya, kita bangun daerah sini menjadi seperti wilayah rantai industri," tuturnya.
(arj/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global
Next Article BRI Bikin Klaster Kelengkeng di Tuban Makin Bersinar Lewat Ini