Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melaju kencang usai kekhawatiran atas rencana tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendorong peningkatan terhadap safe haven. Kini harga emas dunia mencoba kembali mencetak rekor-rekor baru.
Pada perdagangan Kamis (13/2/2025), harga emas dunia di pasar spot menguat 0,84% di level US$2.929,0 per troy ons. Harga penutupan ini adalah yang tertinggi sepanjang masa dan menggeser posisi teratas sebelumnya di US$ 2.907,34 per troy ons.
Penguatan kemarin juga memperpanjang catatan positif emas yang menguat dua hari beruntun dengan penguatan 1,06%.
Pada perdagangan hari ini Jumat (14/2/2025) hingga pukul 06.10 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah tipis 0,05% ke posisi US$2.927,51 per troy ons.
Lonjakan harga emas dipicu oleh rencana Trump untuk memberlakukan tarif resiprokal atau imbal balik kepada mitra dagang mereka.
Presiden Donald Trump memerintahkan pemerintahannya untuk mempertimbangkan penerapan tarif timbal balik atau resiprokal pada banyak mitra perdagangan. Trump menganggap sistem tarif saat ini tidak adil bagi AS.
Pada Kamis 913/2/2025), Trump menandatangani memorandum presiden yang merinci rencana besarnya untuk memberlakukan tarif resiprokal atau imbal balik kepada mitra-mitra dagang AS.
Perintah ini akan mengarahkan Perwakilan Perdagangan AS dan Menteri Perdagangan untuk mengusulkan bea masuk baru secara per negara sebagai upaya untuk menyeimbangkan kembali hubungan perdagangan.
Proses ini diperkirakan bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk diselesaikan. Howard Lutnick, calon Menteri Departemen Perdagangan, mengatakan kepada wartawan bahwa semua studi harus selesai pada 1 April dan Trump bisa bertindak segera setelahnya
"Faktor utamanya (kenaikan emas) adalah ketidakpastian politik dan konsekuensi ekonomi, inflasi produsen cukup netral dan tidak terlalu berpengaruh pada emas, investor di seluruh dunia khawatir tentang apa yang akan dilakukan kebijakan Trump terhadap ekonomi secara keseluruhan," ujar Jeffrey Christian, mitra pengelola CPM Group, kepada Reuters.
Indeks Harga Produsen (PPI) mengalai kenaikan atau inflasi sebesar 0,4% secara bulanan (month to month/mtm) pada Januari 2025. Inflasi lebih rendah dari Desember yang tercatat 0,3% tetapi di atas ekspektasi pasar yakni 0,3%.
Secara tahunan (yoy), inflasi PPI menembus 3,5% pada Januari 2025. Angka ini jauh di atas ekspektasi pasar takni 3,2% dann tetap bergerak pada level tertinggi sejak Februari 2023.
Inflasi inti PPI tercatat 3,6% pada Januari 2025, lebih rendah dari Desember (3,7%). Namun, angkanya jauh di atas ekspektasi pasar yakni 3,3%.
Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures. mengatakan meskipun ada ekspektasi aksi jual pasar karena data PPI baru-baru ini, testimoni The Fed, dan pembicaraan Trump tentang kemungkinan perdamaian Rusia-Ukraina, pasar emas tetap positif karena pelarian ke aset yang aman.
Emas dianggap sebagai nilai lindung terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi, tetapi suku bunga yang lebih tinggi menodai daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil tersebut.
Reli luar biasa yang telah mengangkat harga emas global ke titik tertinggi sepanjang masa telah membayangi pembelian perhiasan untuk musim pernikahan di India, sementara dealer emas di China menawarkan diskon untuk memikat pembeli.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)