Bye-Bye Saham, 2 Investasi Ini Bisa Buat Anda Cepat Kaya

1 week ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan pasar saham Tanah Air kini kembali mengecewakan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus kembali merana hingga perdagangan sesi I. Bahkan pada awal perdagangan, IHSG nyaris kembali mengalami trading halt dengan penurunan mendekati 5%.

Hingga perdagangan sesi I hari ini Senin (24/3/2025), IHSG terperosok 2,30% di level 6.114,22. Penurunan ini melanjutkan pelemahan yang terjadi pada pekan lalu.

Terpantau derasnya aliran keluar dana asing mendorong kejatuhan IHSG semakin dalam. Tercatat di sepanjang 2025, arus dana asing keluar telah mencapai Rp33,17 triliun.

Akankah kini waktunya untuk meninggalkan pasar saham terlebih dahulu?

Diperkirakan penurunan IHSG masih dapat berlanjut hingga akhir Maret 2025. Selain dari data-data ekonomi Tanah Air yang menunjukkan perlambatan ekonomi Indonesia, libur panjang lebaran juga menjadi pemicu penurunan IHSG karena sepinya transaksi perdagangan.

Sebagian investor sudah mulai menuju libur lebaran dan persiapan lebaran, sehingga sebagian investor cenderung melakukan aksi jual saham atau taking profit hingga menunda transaksi untuk fokus terhadap momen lebaran.

Sehingga kini pasar saham bukanlah pilihan investasi yang tepat saat kondisi IHSG masih dalam trend bearish.

CNBC Indonesia Research melihat peluang investasi lain yang lebih menguntungkan dibandingkan pasar saham saat ini.

Emas

Performa pergerakan harga emas dunia (XAU) jauh lebih baik ketimbang performa IHSG. Di sepanjang tahun ini, performa emas dunia mampu mencatatkan kenaikan hingga 15%, Mentarara IHSG justru terdepresiasi 14%.

Harga emas masih berada di level yang tinggi karena ketegangan Timur Tengah hingga kekhawatiran tarif dagang memicu kenaikan harga emas.

Meningkatnya ketegangan Timur Tengah dan ketidakpastian perdagangan akibat rencana tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memicu permintaan untuk aset safe haven tersebut.

Emas batangan, yang memiliki performa luar biasa tahun lalu, telah mempertahankan momentumnya tahun ini juga, naik lebih dari 15% tahun ini dan mencapai rekor tertinggi 14 kali.

Serangan udara Israel menewaskan lebih dari 400 orang di Gaza, mengancam gencatan senjata selama dua bulan.

Sementara itu, Donald Trump telah meluncurkan serangkaian rencana tarif AS, termasuk bea masuk tetap sebesar 25% untuk baja dan aluminium yang mulai berlaku pada bulan Februari, serta tarif timbal balik dan sektoral yang katanya akan diberlakukan pada tanggal 2 April.

Emas secara tradisional dianggap sebagai investasi yang aman selama periode ketidakstabilan ekonomi atau geopolitik.

Pasar Uang

Pasar uang dapat menjadi pilihan lain selain emas di saat kondisi pasar saham yang tengah hancur lebur. Pilihan pasar uang, khususnya reksa dana pasar uang, menarik karena menawarkan risiko rendah, likuiditas tinggi (mudah dicairkan), dan potensi imbal hasil yang lebih baik dibandingkan tabungan atau deposito.

Bagi investor yang sedang menyimpan cash untuk persiapan market crash, maka pasar uang bisa menjadi pilihan dibandingkan menyimpannya di tabungan.

Sehingga sembari menunggu market crash di pasar saham, dana simpanan bisa berbunga jika di simpan di pasar uang untuk sementara waktu.

Reksadana pasar uang kini menyediakan return mulai dari 2,18% hingga 5,51% per tahun.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research