Lagi-Lagi China Ciptakan Keajaiban Baru, Bakal Ada Energi Hujan?

6 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak negara di dunia saat ini berlomba-lomba untuk menghadirkan sumber energi baru yang lebih ramah lingkungan karena mereka mulai mengkhawatirkan kondisi bumi saat ini.

Perubahan iklim akibat pemanasan global membuat banyak negara berlomba-lomba untuk membuat energi baru terbarukan.

Namun siapa sangka, China justru dianggap lebih maju karena berhasil menemukan sumber energi baru. Hal ini membuat China lagi-lagi selangkah lebih maju dari negara lainnya.

Baru-baru ini, ada bukti bahwa mereka sedang membangun pusat penelitian teknologi fusi nuklir baru yang ditetapkan menjadi yang terbesar di dunia, melampaui Fasilitas Pengapian Nasional California hingga 50%.

Teknologi fusi nuklir, meskipun saat ini tidak dipraktikkan sebagai sumber energi, namun potensi yang ditawarkan teknologi tersebut tidak terduga. Energinya tidak hanya tidak terbatas, tetapi juga sepenuhnya terbarukan dan tidak menghasilkan limbah nuklir, tidak seperti teknologi fisi nuklir yang dipraktikkan dan berkontribusi terhadap 10% sumber energi dunia.

Industri mobil listrik juga tengah menggemparkan China. Tidak hanya perusahaan kendaraan listrik besar Amerika Serikat (AS) Tesla yang saat ini tengah membangun Gigafactory besar di Shanghai, tetapi perusahaan mobil listrik China sendiri BYD terus meraih popularitas di pasar Asia, menjadi pesaing utama perusahaan Amerika tersebut.

Inovasi berkelanjutan ini menetapkan standar tinggi bagi seluruh dunia, karena China terus memperoleh aplikasi teknologi baru.

Menggunakan Hujan Sebagai Sumber Listrik

Menurut peneliti Chinadalam sebuah publikasi oleh Tsinghua University Press, tetesan air hujan membawa serta sejumlah kecil energi saat jatuh dari langit.

Jika energi dari tetesan air hujan ini dapat dikumpulkan, pada dasarnya energi ini akan berfungsi seperti aplikasi energi hidro skala kecil.

Meskipun ini tentu akan menjadi peluang bagi bidang energi terbarukan, tantangan terbesar yang dihadapi ide ini adalah memanen jenis energi ini dalam skala besar.

Pengumpulan energi ini melibatkan penggunaan perangkat yang disebut triboelectric nanogenerator (TENG). Perangkat ini bekerja dengan menggunakan elektrifikasi kontak cair-padat.

Pada dasarnya, perangkat ini beroperasi mirip dengan panel surya, namun energinya dikumpulkan dari tetesan air hujan dan bukan gelombang cahaya.

TENG berbasis tetesan air (D-TENGS) akan langsung dimodelkan berdasarkan susunan panel surya, untuk memastikan penggunaan teknologi yang efisien dan berskala luas.

"Meskipun D-TENG memiliki daya keluaran instan yang sangat tinggi, masih sulit bagi satu D-TENG untuk terus menerus memasok daya untuk peralatan listrik berkekuatan megawatt. Oleh karena itu, sangat penting untuk mewujudkan pemanfaatan beberapa D-TENG secara bersamaan," kata Zong Li, seorang profesor di Sekolah Pascasarjana Internasional Tsinghua Shenzhen di Universitas Tsinghua di Shenzhen, China, dikutip dari EcoNews.

Menurutnya, rangkaian perangkat D-TENG juga dapat disambungkan. Saat tetesan air hujan jatuh di permukaan panel, proses yang disebut triboelektrifikasi dimulai, yang menghasilkan dan menyimpan energi yang diekstraksi dari hujan.

Permukaan ini, yang disebut FEP, yang diisi dengan muatan negatif, menyebabkan tetesan menjadi bermuatan positif.

"Jumlah muatan yang dihasilkan oleh setiap tetesan kecil, dan muatan permukaan pada FEP secara bertahap akan hilang. Setelah lama berada di permukaan, muatan pada permukaan FEP secara bertahap akan terakumulasi hingga jenuh," ujarnya.

Agar panel tetap beroperasi penuh, perlu menggunakan generator susunan jembatan, yang menggunakan elektroda bawah susunan untuk mengurangi kehilangan kapasitas yang tercatat saat lebih dari satu panel dipasang di dekatnya. Efisiensi sistem ini diuji dengan membandingkan efektivitasnya dengan jembatan susunan saja.

"Daya keluaran puncak dari generator susunan jembatan hampir 5 kali lebih tinggi daripada energi tetes hujan konvensional dengan ukuran yang sama, mencapai 200 watt per meter persegi, yang sepenuhnya menunjukkan keunggulannya dalam pemanenan energi tetes hujan di area yang luas. Hasil studi ini akan memberikan skema yang layak untuk pemanenan energi tetes hujan di area yang luas," ungkap Li.

Bakal Jadi Sumber Energi Baru di Masa Depan?

Meskipun Zong Li dan timnya memperoleh hasil yang signifikan, tetapi hal ini masih belum dapat dipastikan dampak nyata dari bentuk energi berkelanjutan ini.

Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami dampak dan pengaruh teknologi ini. Pada saat yang sama, kemajuan signifikan telah dicapai di bidang energi surya. B

aru-baru ini, pembangkit listrik tenaga surya terapung menjadi perhatian di media sosial. Gambar-gambar yang dibagikan menunjukkan bagaimana desain yang menarik secara visual dapat dipadukan dengan produksi energi yang tinggi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research