Adu Kuat Kinerja Bank Raksasa RI : BRI, Mandiri, BNI

3 weeks ago 17

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perbankan big caps tanah air telah merilis kinerja keuangan di sepanjang 2024. Meskipun secara kinerja pergerakan harga saham belum menggembirakan, akan tetapi dari sisi kinerja keuangan, emiten perbankan masih mampu mencatat pertumbuhan laba hingga pertumbuhan penyaluran kredit.

Pada hari ini Rabu (12/2/2025), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akhirnya telah merilis kinerja keuangan di sepanjang 2024 usai ketiga saham bank big caps lainnya lebih dulu merilis kinerja keuangan 2024.

Performa kinerja empat saham perbankan big caps kompak mencatatkan pertumbuhan dengan Non Performing Loan yang juga masih terjaga hingga pertumbuhan kredit yang baik.

Bank Mandiri

Bank pelat merah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan laba bersih periode berjalan secara konsolidasi yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp55,78 triliun sepanjang tahun 2024. Perolehan tersebut tumbuh 1,31% secara tahunan (yoy) dari perolehan tahun 2023 sebesar Rp55,06 triliun.

Mengutip laporan keuangan Bank Mandiri, pencapaian tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga dan syariah bersih sebesar Rp101,75 triliun, naik 6,12% yoy pada tahun 2024.

Pada fungsi intermediasi, penyaluran kredit Bank Mandiri tercatat melesat 19,36% yoy menjadi sebesar Rp1.623,21 triliun, pada periode yang berakhir Desember 2024.

Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 0,97% dan NPL net sebesar 0,33% per Desember 2024.


Pada penghimpunan dana, Bank Mandiri berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.698,89 triliun, tumbuh 7,74% yoy dari setahun sebelumnya Rp 1.576,94 triliun.

Dengan begitu, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to depostit ratio (LDR) Bank Mandiri sebesar 98,04% per akhir tahun 2024, melambung dari setahun sebelumnya 86,75%.

Aset Bank Mandiri pun tercatat meningkat 11,63% yoy menjadi Rp2.427,22 triliun pada akhir tahun 2024.

Bank BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencetak laba sebesar Rp21,46 triliun sepanjang 2024. Perolehan laba itu naik 2,64% secara tahunan (yoy) dari setahun sebelumnya sebesar Rp20,90 triliun pada dari tahun 2023.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba BNI tertekan oleh beban bunga yang melonjak sebesar 29,24% secara tahunan (yoy) menjadi Rp26,1 triliun. Pada periode yang sama pendapatan bunga naik 8,32% yoy menjadi Rp66,58 triliun.

Alhasil pendapatan bunga bersih perusahaan turun 1,92% yoy menjadi Rp40,48 triliun.

Pada fungsi intermediasi, BNI tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 775,87 triliun, meningkat 11,62% yoy sepanjang tahun lalu. Seiring dengan peningkatan tersebut, kualitas kredit semakin membaik dengan nonperforming loan (NPL) net menjadi sebesar 0,74% dan NPL gross turun sebesar 1,97%.

Total aset BNI pun per Desember 2024 naik 3,95% yoy menjadi Rp1.124,80 triliun.

Analis NH Korindo Sekuritas Leonardo Lijuwardi menilai kinerja BBNI sepanjang 2024 terdampak oleh kondisi higher for longer. Hal ini membuat beban bunga bank naik dan mengikis net interest margin (NIM).

"Namun, berbicara dari pertumbuhan kinerja seperti non-interest income, penyaluran kredit masih bertumbuh cukup baik serta rilisnya "wondr" cukup membantu BBNI di FY2024," tulis Leo.

Mengutip laporan keuangan BNI, pendapatan komisi/provisi/fee dan administrasi bank naik 1,27% yoy menjadi Rp10,25 triliun. Lalu pendapatan lainnya tumbuh 20,86% yoy menjadi Rp7,36 triliun.

Sementara itu komponen tabungan di dana pihak ketiga (DPK) bank tumbuh 11,02% yoy menjadi Rp257,54 triliun. Angka pertumbuhan tabungan jauh lebih tinggi dibandingikan dengan deposito yang hanya naik 3,85% yoy menjadi Rp242,23 triliun.

Bank BCA

Bank swasta terbesar RI PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp54,8 triliun, tumbuh 12,7% secara tahunan (yoy) pada tahun 2024, dari setahun sebelumnya sebesar Rp36,4 triliun.

Dalam public expose secara virtual, diumumkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp82,3 triliun, naik 9,5% yoy dari setahun sebelumnya Rp55,8 triliun. Pendapatan selain bunga naik 10,2% yoy jadi Rp25,20 triliun.

Kemudian, penyaluran kredit BCA yang tercatat sebesar Rp922 triliun, tumbuh 13,8% yoy pada periode Desember 2024. Dari jumlah tersebut, kredit korporasi tumbuh 15,7% tercatat sebesar Rp426,8 triliun.

Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sebesar 1,8% per Desember 2024. Kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR) mencapai 5,3% per Desember 2024, membaik dari setahun sebelumnya 6,9%.

Pada penghimpunan dana, BCA berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga sebesar Rp1.134 triliun, tumbuh mini 2,9% yoy. Dengan jumlah dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) sebesar Rp924 triliun atau tumbuh 4,4%.

Bank BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) berhasil mencetak laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp60,64 triliun, naik tipis atau 0,36% secara tahunan (yoy).

Mengutip laporan keuangan di media massa, pencapaian tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp142,05 triliun, naik 3,38% yoy dari setahun sebelumnya Rp137,40 triliun.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI membukukan pertumbuhan kredit sebesar 6,97% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1.355 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa seluruh segmen kredit tumbuh positif. Adapun portofolio kredit BBRI masih didominasi oleh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Dengan porsi kredit UMKM mencapai 82% dari total kredit yang diberikan BRI," kata Sunarso dalam paparan kinerja kuartal IV-2024, Rabu (12/2/2025).

Sunarso mengatakan bahwa pertumbuhan kredit tersebut mendorong aset bank tumbuh Rp 1.993 triliun, tumbuh 1,42% yoy.

Kemudian, utnuk penyaluran kredit BRI dan pinjaman syariah yang tercatat sebesar Rp1.348,21 triliun, tumbuh 7,98% yoy pada tahun 2024, dari setahun sebelumnya Rp1.248,51 triliun. Total kredit UMKM tercatat sebesar Rp1.110,37 triliun.

Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 2,94% dan NPL net sebesar 0,75% per Desember 2024. BRI juga mencatatkan NPL coverage sebesar 215,01%.

Pada penghimpunan dana, BRI berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.365,45 triliun. Dengan porsi dana murah atau current account savings account (CASA) sebesar 67,30%.

Dengan begitu, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) konsolidasi BRI sebesar 89,39% sepanjang tahun lalu.

Aset BRI pun tercatat tumbuh 1,42% yoy menjadi Rp1.992,92 triliun pada akhir tahun 2024.

Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa bank yang fokus pada UMKM itu tetap berusaha mempertahankan kinerja yang baik, di tengah situasi ekonomi yang tidak mudah sepanjang tahun lalu.

"Pokoknya kita berusaha meskipun situasinya terus terang ini tidak mudah," ujarnya selepas acara BRI Microfinance Outlook 2025 di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kamis (30/1/2025) lalu.

Sanggahan: Artikel rekomendasi saham ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research