REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Sebagian siswa SMKN 1 Cihampelas di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat yang baru pulih karena keracunan massal usai mengkonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) diberikan waktu untuk pemulihan. Sehingga, diizinkan tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) pada Senin (29/9/2025).
Sebelumnya diketahui sebanyak 121 siswa SMKN Cihampelas mengalami gejala keracunan seperti mual, pusing, kejang, dan beberapa bahkan mengalami sesak napas usai mengkonsumsi menu MBG yang didistribusikan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Kertamukti, Kecamatan Cihampelas, Rabu (24/9/2025). Dari jumlah tersebut, sebanyak 5 orang siswa masih menjalani perawatan di rumah sakit.
"Hingga Senin, 29 September 2025, sebagian siswa kami sarankan untuk istirahat di rumah guna masa pemulihan. Sementara lima orang masih menjalani perawatan di rumah sakit," ujar Kepala SMKN 1 Cihampelas, Sudirman, Senin (29/9/2025).
Imbas kejadian itu, pihak sekolah minta program MBG dievaluasi mulai dari pola pengawasan, pemanfaatan bahan baku, serta higienitas dalam proses pengolahan. Sudirman juga menegaskan pentingnya peningkatan pengawasan dapur penyedia makanan dan penyesuaian menu sesuai dengan kebutuhan serta keinginan siswa.
"Kami berharap MBG perlu dievaluasi secara menyeluruh. Sekolah kami hanya menyediakan tempat, sementara distribusi makanan langsung dikelola oleh pihak dapur," kata Sudirman.
SMKN 1 Cihampelas sudah menjadi penerima manfaat dari program MBG selama tiga minggu dengan pengiriman makanan dua kali sehari, yakni pagi pukul 09.00 WIB sebanyak 300 paket karena kapasitas mobil pengangkut, dan pengiriman kedua hingga total 1.400 paket. Di hari kejadian, paket pertama sebanyak 300 paket disalurkan kepada siswa kelas XII. "Waktu kejadi menu yang disajikan pada hari kejadian terdiri dari telur, lotek, kentang, dan pisang. Saat itu baru 300 paket yang diberikan, tiba-tiba siswa langsung muntah-muntah," katanya.
Sebagai langkah antisipasi, kata dia, sekolah menyarankan agar siswa sarapan terlebih dahulu di rumah atau membawa bekal sendiri sebelum mengikuti kegiatan belajar mengajar. "Karena sekarang dapur dihentikan dulu, kami imbau siswa bawa bekal sendiri atau sarapan sebelum ke sekolah," katanya.
Sementara itu, Grizaarfah salah satu siswa SMK 1 Cihampelas mengaku trauma pasca keracunan MBG. Dirinya khawatir kejadian serupa terulang kembali sehingga untuk antisipasi memilih bawa bekal dari rumah. "Takut sih keracunan lagi. Jadi sekarang bawa bekal sendiri. Kalau mau dapur MBG berbenah agar lebih bersih dan higienis. Soalnya kemarin saya temukan ulat di makanan," katanya.