REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., menegaskan komitmen UMJ untuk terus Berdampak dan Berkelanjutan dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi. Hal itu dia ungkapkan pada Sidang Terbuka Senat UMJ Wisuda Periode II Tahun 2025 dan Milad ke-70, yang berlangsung di Auditorium K.H. Ahmad Azhar Bashir, Gedung Cendekia, Sabtu–Ahad (22–23 November 2025).
Sebanyak 1.558 wisudawan dari berbagai jenjang diwisuda, meliputi 13 program doktor, 51 program magister, 8 program spesialis, dan 82 program sarjana. Hal ini menandai konsistensi UMJ dalam mencetak sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing.
Dalam pidatonya, Rektor UMJ, menegaskan perguruan tinggi merupakan pusat lahirnya riset dan inovasi. “UMJ sejauh ini telah konsisten berkontribusi dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang diharapkan dapat menunjang tercapainya Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” ujarnya.
Ia menambahkan UMJ ke depan akan meningkatkan tata kelola lembaga agar mampu melahirkan manusia unggul dengan inovasi yang relevan bagi masyarakat.
“Krisis global yang tertuang dalam Agenda 17 SDGs mencakup empat pilar pembangunan: sosial, ekonomi, lingkungan, serta hukum dan tata kelola. Pemerintah melalui Presiden Prabowo telah menyusun Agenda Prioritas Nasional dalam ASTA Cita untuk mencapai target tersebut,” kata dia.
Ma’mun menegaskan UMJ siap menjadi mitra strategis pemerintah. “UMJ berkomitmen menghadirkan pendidikan berkualitas, kampus ramah lingkungan, dan talenta-talenta yang memberi dampak nyata bagi bangsa,” tegasnya.
Ia berpesan, para wisudawan menjadi lulusan yang memiliki kepekaan sosial dan tanggung jawab moral terhadap bangsa dan masyarakat.
Sementara itu, Direktur Kelembagaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, Prof. Dr. Mukhamad Najib, S.TP., M.M, menyampaikan para wisudawan memiliki keistimewaan sebagai kelompok terdidik.
“Ini satu keberuntungan bagi teman-teman semua karena mendapatkan privilege sebagai warga negara kelas elit,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya lulusan UMJ sebagai bagian dari perguruan tinggi berakreditasi unggul. “Dari lebih dari 4.400 perguruan tinggi di Indonesia, belum sampai lima persen yang berakreditasi unggul, dan UMJ adalah bagian dari lima persen tersebut,” ujarnya.
Najib menyoroti peran besar perguruan tinggi Muhammadiyah dalam mempercepat pertumbuhan tenaga kerja terampil. “Negara memberikan apresiasi tinggi kepada Universitas Muhammadiyah Jakarta yang sejak masa revolusi telah berkontribusi besar dalam melahirkan highly skilled worker,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya transformasi kampus menjadi pusat inovasi. Selain tempat belajar mengajar, kata dia, kampus harus menjadi pusat penelitian. Dosen dan mahasiswa harus melakukan penelitian sebagai bagian dari research university.

2 hours ago
1









































