Bendera Palestina. Foto : AIMoehammad Amar Ma’ruf
Penulis Buku Katulistiwa
Konflik Palestina dan Israel masih menjadi agenda perdamaian dunia yang belum dapat terselesaikan. Harapan adanya penyelesaian terhadap hak-hak rakyat Palestina atas tanahnya yang diduduki semakin terasa menjauh dengan adanya tindakan genosida terhadap rakyat Palestina seraya tentara Israel terus memperluas area pendudukan di atas tanah bangsa Palestina melalui serangan darat dan udara.
Dunia internasional sesungguhnya menyaksikan bahwa kekacauan ini terjadi bermula ketika adanya kebijakan pemecah belahan atas suatu wilayah yang awalnya telah dihuni secara damai oleh bangsa Palestina yang di dalamnya juga hidup bangsa Yahudi dan bangsa Nasrani di tanah suci yang di atasnya dianugerahi sebuah tempat yang dikenal sebagai Al Aqsa. Al Aqsa sebuah tempat dimana para Nabi dan Rasul bersujud kepada Allah Sang Pencipta atas segala kebesaran dan pertolonganNya yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul semasa hidup dan mendakwahkan ajaran-ajaran Sang Pencipta kepada kaumnya di muka bumi.
Perjalanan para Nabi dan Rasul tersebut terpatri secara jelas dalam kitab-kitab ajaran agama samawi yang bersumbu pada ajaran Ketauhidan (Keesaan Tuhan) yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul guna dijadikan sebagai pedoman hidup manusia dari awal hingga akhir dunia. Al Qur’an sebagai kitab terakhir yang terjaga dari agama samawi itu isinya pun menggambarkan bagaimana para Nabi dan Rasul harus bersikap terhadap perbuatan para kaum yang menentang dan kepada kaum yang tunduk pada ajaran Sang Pencipta seraya mengabarkan berita yang menggembirakan bagi yang tunduk dan hal yang menghinakan bagi yang ingkar.
Kitab suci Al Qur’an sebagai warisan ajaran agama samawi tersebut mengabarkan bahwa kerusakan yang terjadi di muka bumi tidak lain adalah hasil perbuatan manusia itu sendiri. Hal yang utamanya disebabkan karena sikap sebagian manusia yang serakah dan sombong serta terus menerus melakukan perbuatan yang melampaui batas mengakibatkan terjadinya penindasan manusia atas manusia, manusia atas lingkungan dan bahkan perlawanan manusia atas kebesaran Sang Pencipta yang menjadikan mereka ingkar kepada Sang Khalik. Bahkan kaum-kaum yang menentang itu pun membunuh para Nabi dan Rasul yang diutus di zamannya yang ketika itu pun berasal dari kaum bani Israel sendiri hingga sikap menuhankan dirinya sendiri seperti apa yg dilakukan oleh Raja Fir’aun.
Sebagai pelajaran yang dapat kita cermati sebagai umat yang beriman bahwa permasalahan Palestina dan Israel ini pun adalah permasalahan yang dipicu oleh sikap keserakahan dan keangkuhan suatu kaum, dalam konteks ini adalah kaum Yahudi yang menurut sejarah internasional pun mencatat bahwa bangsa Yahudi (Israel) yang awalnya berada di Yerusalem harus tersebar di berbagai wilayah Eropa.
Sebuah artikel yang ditulis oleh wartawan Republika, Harun Husein, (Republika Online tanggal 28 Juli 2017) dengan mengutip seorang Eskatolgi Islam, Imran N Hosein, dalam bukunya Jerusalem in Qur’an dimana ia merujuk kitab suci agama Samawi, yakni Qur’an dan Zabur, yakni (QS Al-Anbiyaa:105 dan Kitab Zabur yang dikenal saat ini Kitab Mazmur Bab 37). Kejadian ini digambarkan oleh peneliti kitab Qur’an dan kitab Zabur (Perjanjian Lama) bahwa bumi ini/tanah suci ini diwarisi untuk orang shaleh, maka akibat kelalaian bangsa Yahudi/bani Israel sendiri di dalam menjaga tanah suci yang dijanjikan, mereka harus meninggalkan dan bermigrasi ke Eropa dengan alasan untuk mencari penghidupan ekonomi. Sementara sebagian kecil lainnya menetap di wilayah seputar Yerusalem bersama bangsa Palestina.
Hingga terjadilah periode penjajahan oleh bangsa Eropa, khususnya Inggris ke wilayah kekuasaan Kekaisaran Otoman di Yerusalem. Sementara orang-orang Yahudi di wilayah Eropa pun mengalami pembantaian oleh bangsa Eropa lainnya kemudian warga Yahudi di Eropa dipaksa kembali ke tanah Yerusalem. Hingga pada tahun 1948-an pimpinan kolonial Inggris di wilayah tersebut melakukan suatu siasat dengan memberikan sokongan untuk mendirikan negara Israel di atas tanah yang dimandatkan kepada bangsa Palestina.
Berawal dari sinilah bangsa Palestina semakin terpinggirkan akibat tindakan pendudukan bangsa Israel yang didukung oleh bangsa kolonial Eropa dan sekutunya hingga bangsa Palestina harus berbagi wilayah sebagaimana diusulkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 29 November 1947 melalui adopsi Resolusi Majelis Umum 181 (II). Rencana tersebut mengusulkan: Pembagian bekas Mandat Britania Raya atas Palestina menjadi dua negara merdeka: satu negara Arab dan satu negara Yahudi. Kota Yerusalem akan ditempatkan di bawah rezim internasional khusus atau pengawasan internasional.
Rencana pembagian ini diterima oleh komunitas Yahudi, tetapi ditolak oleh negara-negara Arab dan penduduk Arab Palestina, yang kemudian memicu Perang Arab-Israel pada tahun 1948.
Pada kenyataannya sejak peristiwa tersebut dengan adanya dukungan dari kolonial Inggris dan sekutunya kepada kaum Yahudi membuat warga Palestina terusir secara paksa dan wilayahnya pun semakin terbatas. Hal ini seakan-akan dibiarkan oleh Ingggris dan sekutunya. Lebih jauh lagi tindakan ini menjadikan Israel semakin lupa diri dan melakukan tindakan genosida terhadap bangsa Palestina. Kondisi ini juga yang membuat bangsa Palestina terasa berat di dalam menjalankan otonomi pemerintahannya.
Dalam suasana seperti di atas, rintihan dan penderitaan rakyat Palestina semakin mengusik perasaan kemanusiaan sebagian besar masyarakat internasional. Berbagai perlawanan masyarakat sipil di dunia semakin terdengar guna mendukung perjuangan bangsa Palestina atas kelaliman pimpinan pemerintahan dan militer Israel. Bahkan sebagian mereka para pendukung Palestina harus berhadapan dengan kebiajkan pemerintahnya yang terlihat masih mbalelo dengan sikap Israel.
Dukungan terhadap Palestina semakin menguat ketika Sidang Majelis Umum PBB pada bulan September 2025 dengan suara yang didukung oleh 142 negara, 10 abstain dan 2 menolak, menetapkan bahwa Palestina adalah sebuah negara yang merdeka. Tindakan pendudukan dan pembangunan pemukiman ilegal oleh Israel harus segera diberhentikan serta memberlakukan gencatan senjata di antaranya guna memudahkan penyaluran bantuan kemanusiaan berupa bahan pangan dan sandang serta obat-obatan.
Hal ini pun nampak tak mudah dan sebaliknya tantangan terasa makin berat. Apa yang dipertontonkan oleh Israel hingga saat ini adalah Israel seakan mengebiri/memandang rendah perlawanan sporadis masyarakat internasional dan resolusi MU-PBB tersebut di atas. Bahkan sejumlah pelanggaran gencatan senjata oleh Israel, tercatat k.l. 500 serangan terhadap wilayah Palestina di Gaza dalam waktu 44 hari terakhir ini dilakukan dan telah menewaskan ratusan penduduk/warga Palestina. Namun demikian rakyat Palestina tetap melakukan perlawanan terhadap penindasan atas hak-hak mereka.
Dalam kondisi demikian, di Hari Peringatan Solidaritas Palestina 2025, pertanyaan yang masih sangat menghantui kita adalah mengapa wilayah Al Aqsa yang dikatakan oleh Allah swt dalam firmanNya Surah Al Isra pada ayat pertamanya (QS 17: 1) sebagai wilayah yang dipenuhi keberkahan seolah sirna cahayanya dan kawasan ini dikuasai oleh kaum yang lalim yang melakukan penghancuran, penindasan dan bahkan pembunuhan masal terhadap manusia tidak berdosa, termasuknya para bayi, anak kecil laki-laki dan wanita yang tak berdaya serta lingkungan sekitar.
Apakah situasi ini yang akan dunia wariskan untuk generasi mendatang. Tentu tidak. Bangsa Indonesia sebagai pemilik dan pengemban amanat konstitusi 1945 yang memiliki jiwa dan semangat yang kuat untuk mengusir penjajahan bersama pimpinan dan masyarakat internasional masih memiliki rasa kemanusiaan untuk terus membela hak-hak bangsa Palestina yang terjajah. Bangsa Indonesia merasa sangat terusik dan tetap bertekad untuk membela perjuangan di dalam menghapuskan penjajahan di dunia ini agar tidak menjadi warisan generasi ke depan. Tentunya sebagai bangsa yang berKetuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia tetap berjuang sesuai amanat konstitusi 1945 dan menentang segala bentuk diskriminasi dan penindasan serta penjajahan di atas dunia. Wallahu’alam bishowab. (*)
Link video Palestina : https://drive.google.com/file/d/1X8c-NcFxC24tizWEgaOXEIAOIOarIcYJ/view?usp=sharing

1 hour ago
1















































