Perusahaan dengan Prinsip ESG: Idaman Gen Z?

3 months ago 36

Jakarta, CNBC Indonesia - Penerapan prinsip environmental, social, dan governance (ESG) membawa banyak keuntungan bagi perusahaan.

Prinsip ESG menekankan pada pendekatan bisnis yang menggabungkan faktor-faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan dalam pengambilan keputusan.

Penerapan prinsip ESG adalah kunci untuk meningkatkan keuntungan profitabilitas jangka panjang dan reputasi positif bagi citra perusahaan.

Strategi ESG juga membuka jalan bagi perusahaan untuk memperoleh kepercayaan investor, mendapatkan loyalitas pelanggan, mengurangi biaya operasional, serta meningkatkan manajemen aset dan kinerja keuangan.

Survei "Voice of the Consumer 2024" dari PricewaterhouseCoopers (PwC) menunjukkan 80% responden bersedia membayar lebih untuk barang yang diproduksi atau bersumber secara berkelanjutan.

Dengan menerapkan ESG, perusahaan bisa mendapatkan sejumlah keuntungan:

1. Peluang Investasi yang Lebih Baik
Selain pemangku kepentingan konsumen, investor sangat memperhatikan komitmen ESG perusahaan. Modal ventura dan dana ekuitas swasta kini melihat ESG dalam bisnis untuk pertimbangan investasi.

Perusahaan dengan inisiatif ESG yang kuat menjadi pilihan investasi jangka panjang yang lebih aman berdasarkan indikator tertentu. Mereka lebih kecil kemungkinannya untuk didenda atau diatur oleh pemerintah dan juga memiliki produk yang memanfaatkan teknologi berkelanjutan yang muncul.

Tak sedikit pula investor dengan modal kuat mencari cara untuk memaksimalkan pengembalian investasi dengan cara yang etis dan filantropis.

Di level pasar saham, komitmen ESG yang dikelola dengan buruk yang menyebabkan dampak lingkungan atau sosial dapat menurunkan harga saham dan return of investment atau ROI bagi investor. Tumpahan minyak BP di Teluk Meksiko pada 2010 adalah contoh utama dari efek ini. Saham BP jatuh 51% dalam 40 hari setelah insiden tersebut.

Survei Morgan Stanley 2024 menemukan bahwa 77% investor global tertarik pada investasi berkelanjutan.

Kekhawatiran publik yang disebabkan oleh perubahan iklim dan penyalahgunaan sumber daya alam mendorong investor untuk mengalihkan fokus mereka ke bisnis berkelanjutan dan menyingkirkan perusahaan dengan praktik using. Di antaranya upah yang tidak adil, investasi di bahan bakar fosil, metode pertanian yang tidak berkelanjutan, dan produksi produk yang tidak dapat didaur ulang.

2. Menghemat Biaya
Arus kas perusahaan Anda juga bisa terganggu jika Anda mengabaikan komitmen ESG perusahaan dan kemudian timbul masalah.

Dengan meningkatnya tekanan publik dan peraturan yang lebih ketat, pemerintah kini mengenakan denda besar kepada perusahaan yang gagal memenuhi komitmen ESG atau pelaporan ESG yang buruk.
Contohnya, pemerintah Inggris mengeluarkan denda sebesar £27 juta pada 2020-21 kepada 33 perusahaan yang berbeda.


Pengurangan limbah, bahan yang dapat didaur ulang, dan pengeluaran energi yang lebih rendah semuanya berkontribusi untuk menjaga biaya bisnis tetap lebih rendah. Dampak lingkungan yang buruk juga bisa membuat banyak perusahaan berhenti beroperasi dan merugi.

Dalam isu terkait prinsisp tanggung jawab sosial, pemogokan hukum dari pekerja yang dibayar rendah dan diperlakukan tidak adil dapat terjadi. Dalam kasus terburuk, badan pengatur dapat turun tangan dan menutup operasi secara permanen. Kondisi ini membuat ongkos perusahaan membengkak.

3. Menarik Talenta Berbakat
Dengan meningkatnya persaingan untuk talenta yang sangat dicari, komitmen terhadap ESG dapat menjadi keuntungan. ESG perusahaan meningkatkan kesadaran tentang organisasi perusahaan karena perusahaan mulai mempertimbangkan hal-hal selain pertumbuhan atau keuntungan.

Ini berujung pada budaya yang lebih berorientasi pada kebahagiaan dan keterlibatan dalam penyelesaian masalah.

Kesetaraan dan inklusi menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua anggota masyarakat untuk ikut serta di lingkungan kerja.
Kondisi ini menarik bagi generasi muda, terutama Gen Z.

Bahkan jika Anda tidak berada di industri yang paling menarik, budaya dan misi yang berfokus pada kepedulian dan keseimbangan hidup dapat menjadi proposisi menarik bagi generasi muda.

Perusahaan dengan prinsip ESG yang kuat juga memberikan kesempatan untuk menyeimbangkan kerja dan istirahat.  Contohnya, PT Danone Indonesia sejak tahun 2016 memberlakukan kebijakan cuti melahirkan 6 bulan untuk para ibu dan 10 hari kerja untuk para ayah.

4. Melahirkan Inovasi dan Menjadi Leader
Anda.Penerapan prinsip ESG akan membuka kemampuan kreatif serta memberikan solusi baru.

Perusahaan bisa menjadi pemimpin di sektornya jika terus menerus melakukan inovasi menciptakan produk yang ramah lingkungan, bertanggung jawab serta berkelanjutan.

Contohnya adalah bagaimana Tesla memaksa perusahaan-perusahaan besar seperti General Motors untuk akhirnya menciptakan lini kendaraan listrik mereka sendiri.

5. Membangun Loyalitas Pelanggan
Survei PwC menunjukkan 46% responden membeli produk yang lebih berkelanjutan atau yang memiliki dampak lebih rendah terhadap iklim

Perusahaan yang mengikuti prinsip ESG dapat menarik dan mempertahankan lebih banyak pelanggan dengan menjadi transparan dan mengomunikasikan upaya ESG mereka secara efektif kepada pelanggan.

McKinsey dalam laporannya bertajuk Five ways that ESG creates value menjabarkan sejumlah manfaat dari penerapan prinsip ESG bagi perusahaan:

Kendati memiliki banyak manfaat, penerapan ESG memiliki banyak tantangan. Berikut adalah hambatan utama yang perlu diperhatikan oleh perusahaan saat melaksanakan inisiatif ESG:

  1. Standarisasi
    Karena metrik ESG belum sepenuhnya distandardisasi, investor harus mengandalkan angka yang didefinisikan oleh perusahaan. Oleh karena itu, informasi yang diberikan mungkin tidak sepenuhnya dapat diandalkan, dan praktik bisnis yang buruk bisa terabaikan.
  2. Transparansi
    Pelaporan ESG bisa menjadi tantangan karena perusahaan tidak selalu memiliki perangkat lunak, data, atau pemahaman yang baik mengenai metrik jenis ini. Dan karena banyak perusahaan yang memiliki interpretasi berbeda mengenai apa yang sebenarnya mencerminkan kinerja ESG yang kuat, hal ini membuat investor kesulitan untuk membuat perbandingan yang akurat.
  3. Greenwashing
    Kurangnya data yang distandardisasi kadang dapat menyebabkan greenwashing. Greenwashing terjadi ketika perusahaan mengklaim produk mereka lebih ramah lingkungan daripada kenyataannya. Hal ini dapat membuat pelanggan kehilangan kepercayaan pada perusahaan, yang pada akhirnya merusak reputasi mereka.
  4. Regulasi
    Seiring dengan meningkatnya kesadaran global tentang isu ESG, pemerintah mungkin memutuskan untuk memberlakukan regulasi baru yang dapat mempengaruhi nilai investasi ESG yang sudah ada. Oleh karena itu, memahami dan mengikuti pergeseran regulasi sangat penting untuk mengurangi risiko potensial.
  5. Biaya tinggi
    Mengintegrasikan faktor ESG ke dalam analisis keuangan dan investasi bukanlah proses yang mudah. Ini memerlukan pemahaman mendalam tentang bagaimana ESG dapat mempengaruhi kinerja keuangan. Oleh karena itu, perusahaan mungkin perlu mengeluarkan sejumlah besar uang untuk penelitian tambahan, uji tuntas, dan profesional terlatih dalam investasi ESG.
  6. Waktu investasi
    Manfaat investasi ESG sering kali baru dirasakan dalam jangka waktu panjang. Namun, banyak investor mencari pengembalian jangka pendek, yang dapat menyebabkan kekecewaan atau kesalahpahaman mengenai efektivitas strategi ESG.

(mae/mae)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research