4 hours ago
1
Jakarta, CNN Indonesia --
Polisi menyebut aksi pembakaran gerbong kereta api cadangan di jalur stabling Stasiun Tugu Yogyakarta, Rabu (12/3) pagi dilatarbelakangi rasa sakit hati pelaku terhadap PT. KAI.
Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi menuturkan, polisi telah mengamankan seorang pria berinisial M (17), warga Jakarta, sebagai sosok pelaku.
Endri berujar, M adalah seorang pengangguran dan merupakan penyandang disabilitas sensorik. Dengan bantuan juru bahasa isyarat, terungkap motif M dalam melakukan aksinya karena dipicu rasa sakit hati terhadap PT. KAI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan keterangan yang kami minta, yang bersangkutan sakit hati dengan KAI karena pernah bermasalah sebanyak sembilan kali," kata Endri saat dihubungi, Kamis (13/3).
Endri bilang, M pernah beberapa kali diturunkan dari kereta api tahun 2023 dan 2024 lantaran kedapatan menumpang tanpa memiliki tiket.
"Dari keterangan beberapa kepala stasiun, yang bersangkutan sering diturunkan, dia naik tanpa tiket, diturunkan di stasiun berikutnya. Dia sakit hati karena petugas menurunkan dia," beber Endriadi.
M juga disebut kedapatan melakukan pengganjalan bantalan rel di daerah Bekasi, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Selanjutnya, kata Endriadi, polisi masih akan memastikan kejiwaan M. Dia akan diperiksa oleh ahli selama dua pekan ke depan.
M sendiri disebut secara sengaja menyulut api pemicu kebakaran tiga gerbong di jalur stabling Stasiun Tugu.
"Yang bersangkutan melakukan pembakaran diduga dengan membakar kertas kardus berwarna coklat menggunakan korek api," ujar Endri.
Menurut Endri, pelaku sempat masuk ke dalam salah satu gerbong melalui pintu samping Stasiun Tugu. "Kemudian api yang ada di kertas tersebut untuk membakar kursi yang ada di dalam gerbong tersebut," sambungnya.
Api kemudian membakar dua gerbong eksekutif dan satu unit premium. Sementara M, menurut Endriadi, berhasil diamankan di sekitar kawasan Malioboro sesaat usai kejadian kebakaran.
M ditangkap setelah serangkaian proses penyelidikan, termasuk mengecek kamera pengawas atau CCTV dan dipastikan dengan pengakuan pelaku beserta hasil laboratorium forensik (labfor).
(kum/ugo)
