Tina Munim
Sejarah dunia | 2025-11-06 13:55:16
Perdagangan di Asia sudah berawal di masa Portugis dan VOC, bahkan telah ada berabad-abad sebelumnya, baik perdagangan melalui darat (jalan sutra) maupun melalui laut. Ketika Portugis dan VOC tiba di Asia, mereka menemukan suatu dunia yang sangat kaya dan dinamis dengan sistem perdagangan yang sangat ramai. Salah satu ciri yang sangat mencolok dalam kegiatan perdagangan di Nusantara adalah bahwa pelaku perdagangan terbagi dua.
Pada satu pihak terdapat para pemilik modal yang terdiri dari para pejabat pemerintah, seperti sultan atau bupati dan syahbandar. Dalam sebuah studi, mereka disebut sebagai political entrepreneur. Para penguasa itu tidak melakukan perdagangan itu sendiri, tetapi menyerahkannya kepada ribuan pedagang yang berlayar dari satu tempat ke tempat lain untuk menjajakan barang dagangannya. Oleh seorang ahli sejarah para pedagang ini dinamakan peddlers atau para penjaja.
Dengan demikian, dalam masa Modern Awal itu terjadi interaksi dagang antara para penguasa dan para penjajanya di Nusantara dan organisasi-organisasi dagang besar dari Eropa seperti Estado da India, dan East India Company (EIC) dari Inggris serta Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) dari Belanda.
Sebelum masa Modern Awal, wilayah Asia telah menjadi suatu sistem perdagangan tersendiri. Jalur-jalur perdagangan ketika itu mengikat berbagai kota pelabuhan di Timur Tengah dan Asia. Jalur-jalur perdagangan itu tidak saja menjadi urat nadi interaksi ekonomi, tetapi juga interaksi budaya (akulturasi).
Pada dasarnya di Asia dan Timur Tengah, sebelum masa Modern Awal, terdapat dua jalur perdagangan utama, yaitu jalur darat dan jalur laut. Pelayaran niaga melalui darat pada umumnya terutama digunakan oleh para pedagang Cina dan dikenal dengan nama "jalur sutra" karena banyak menyalurkan sutra dari Cina. Jalur dagang itu berawal di Chang An, yang menjadi ibu kota Cina antara abad ke-7 hingga abad ke-13, kemudian melintasi stepa-stepa dan gurun-gurun di Asia Tengah dan Laut Kaspia yangpada suatu ketika dikendalikan oleh bangsa Mongol, lalu ke Mesopotamia dan Parsi. Jalur dagang yang melintasi pedalaman Asia itu juga bercabang-cabang ke wilayah pantai, seperti India, Arab, dan lainnya.
Alat angkut utama perdagangan darat ini adalah unta yang bergerak berkelompok (caravan). Jalur sutra itu berakhir di pelabuhan-pelabuhan di pantai barat Laut Tengah, antara lain Antiochia. Dari pelabuhan-pelabuhan itulah komoditas dari Asia, seperti sutra dan rempah-rempah, diteruskan dengan kapal-kapal dagang ke kota-kota pelabuhan di Laut Tengah, seperti Genoa dan Venesia. Kemudian perdagangan itu dilanjutkan oleh para pedagang Barat ke seluruh Eropa.
Perdagangan rempah-rempah dari Nusantara juga melintasi jalur sutra. Pelabuhan-pelabuhan rempah-rempah di Nusantara seperti di Sumatra, Ternate, Tidore, dan Banda menjadi terkenal pertama-tama karena para pedagang Cina itu. Kemudian para pedagang dari Jawa dan Melayu juga menjadi penting dalam jalur sutra itu. Semuanya bermuara di Cina dan diteruskan melalui jalur sutra.
Selain jalur darat, sebelum masa Modern Awal perdagangan antarbenua juga sudah berlangsung melalui laut. Perdagangan dari Nusantara ke Cina terutama dilakukan melalui laut. Namun, para pedagang lainnya dari Timur Tengah dan India sudah berabad-abad memanfaatkan laut sebagai jalur perdagangan. Sampai abad ke-10, jalur perdagangan melalui laut dari Timur Tengah hingga ke Cina dilakukan dalam satu gerakan sejalan dengan embusan angin.
Angin musim sangat penting bagi jalur prasarana perdagangan itu. Embusan angin musim yang secara teratur enam bulan sekali berganti arah merupakan mekanisme yang sangat menentukan dalam perdagangan antarbenua. Antara bulan Juli hingga Desember angin musim bertiup dari arah timur (Australia) ke arah barat, dan mulai bulan Januari hingga Juni arah angin itu berubah arah dari Barat ke Australia dan dinamakan "angin barat".
Energi alam yang senantiasa dapat diandalkan itu membawa jungku-jungku dagang dari Cina dan Nusantara dan terus ke arah India dan Timur Tengah. Sebaliknya, angin barat membawa para pedagang Timur Tengah dan India ke timur. Gerak angin itu bergantian arah secara teratur dan pasti tetap. Tahun itulah yang memungkinkan jungku-jungku dagang menjelajahi jalur dagang laut tanpa secara berkesinambungan dari timur ke barat dan sebaliknya.
Sejak abad ke-10, pelayaran melalui laut itu tidak lagi berlangsung secara berkesinambungan, tetapi dapat dilakukan secara bertahap dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain. Perubahan itu disebabkan sejumlah pelabuhan.
tertentu di jalur pelayaran itu telah berkembang menjadi emporium yang memiliki fasilitas dagang (gudang-gudang, penginapan, penukaran uang, makanan, keamanan dan ketertiban, dan sebagainya) sehingga jungku-jungku dagang dari satu emporium hanya perlu mengarungi lautan ke emporium berikutnya. Contohnya, munculnya Malaka sebagai emporium sejak awal abad ke-15 sangat memudahkan perdagangan cengkih sehingga menyaingi jalur sutra.
Para pedagang Majapahit cukup membawa cengkih dari Maluku ke Malaka. Dari Malaka, para pedagang India membawa cengkih ke India dan para pedagang Cina membawa cengkihnya ke Cina. Demikian pula dengan komoditas dagang dari Cina, seperti sutra dari India, dapat diperoleh para pedagang yang bersangkutan di Malaka. Emporium lain yang penting ketika itu adalah Kalikut di pantai barat India yang jauh lebih tua dari Malaka dengan hubungan tetap dengan pelabuhan-pelabuhan di Timur Tengah, seperti Bandar Abas, Hormuz, dan Aden."
Perdagangan jarak jauh melalui laut itu sudah tentu membawa risiko yang sangat besar karena jungku-jungku dagang dapat diterpa angin kencang yang mengakibatkan gelombang tinggi, atau disita oleh bajak laut. Oleh karena itu, komoditas dagang yang disalurkan melalui prasarana perdagangan laut itu terutama menyangkut komoditas yang mewah dan mahal, seperti sutra dari Cina. Dari Nusantara terutama dikenal ketika itu adalah cengkih dan pala (dari Maluku) dan lada (dari Sumatra dan Banten). Cengkih sudah diperdagangkan jauh sebelum bangsa-bangsa Barat melalukannya.
Para pedagang Arab menamakan cengkih dengan istilah "mawar hitam". Pasar rempah-rempah di Timur Tengah yang terbesar ketika itu adalah Istambul. Melalui unta rempah-rempah diteruskan dari Timur Tengah ke Eropa. Jalur perdagangan rempah-rempah melalui Istambul itu mulai menyusut ketika bangsa Portugis menemukan jalur perdagangan melalui Tanjung Harapan.
Karena berada pada jalur perdagangan laut dari Timur Tengah ke Cina, tidak mengherankan kalau agama Islam telah dianut di Nusantara. Namun, sumber agama Islam di Nusantara tidak saja langsung dari Timur Tengah, tetapi bersamaan dengan terbentuknya emporium-emporium sepanjang jalur perdagangan itu sejak abad ke-10, sehingga kota-kota pelabuhan di India seperti Kalikut, menjadi sumber agama Islam di Nusantara. Dengan demikian, muncullah di Nusantara sejumlah kota pelabuhan yang penduduknya beragama Islam."
Selain kedua sumber tersebut di atas (Timur Tengah dan India), ada pula sumber ketiga, yakni Cina (khususnya dari Mazhab Syafei) yang mendapat pengaruh Islam dari Timur Tengah dan India. Agama Islam dari Cina itu makin menyebar setelah Cheng He mendapat izin dari sultan-sultan Malaka sejak Parameshwara untuk membangun pusat perdagangannya di kota pelabuhan itu dan menjadikannya sebuah emporium. Cheng He adalah laksamana terpercaya dari Kaisar Zhu Di atau Yung Le (1402-1424) dari Dinasti Ming di Cina, yang ditugaskan untuk memimpin armada-armada Cina berdagang di Samudra India. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa sejumlah armada yang dikoordinasi Cheng He itu pernah berlayar hingga Eropa." Malaka menjadi pusat perdagangan Cheng He antara 1405 hingga 1430-an.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

2 hours ago
2











































