Indonesia Ekspor 4.000 Ton "Daun Surga" ke AS, Apa Khasiatnya?

4 hours ago 2
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia adalah produsen kratom terbesar di dunia. Pada 2023, Indonesia mengekspor 4.694 ton tanaman yang dijuluki "daun surga" tersebut dengan nilai ekspor sekitar US$ 9,15 juta. 

Adapun negara yang paling banyak memborong daun surga asal Indonesia adalah Amerika Serikat, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Kratom digemari masyarakat di Negeri Paman Sam karena tanaman ini mampu meningkatkan energi, vitalitas, hingga mood.

Apa itu kratom dan apa manfaatnya?

Kratom adalah pohon dari keluarga kopi yang berasal dari Asia Tenggara. Dikenal juga sebagai Mitragyna speciosa, tanaman ini tumbuh subur di Pulau Kalimantan, yang diperkirakan memasok sekitar 70% dari produksi daun kratom di dunia. 

Ribuan petani kecil di Kalimantan mengandalkan kratom sebagai sumber pendapatan utama mereka. Mereka biasanya memanen daun yang sudah tua, menjemurnya, dan menjualnya kepada pengepul lokal yang kemudian mengirimkannya dalam skala besar untuk didistribusikan ke seluruh dunia.

Daun kratom lalu diolah menjadi berbagai bentuk, mulai dari teh atau dimasukkan ke dalam kapsul untuk dijual sebagai suplemen. Daun kratom juga dapat dihisap seperti tembakau.

Khasiat Kratom

Mengutip WebMD, penggunaan kratom yang paling umum adalah untuk meredakan nyeri, depresi, dan kecanduan opioid.

Kratom dipercaya efektif untuk meredakan nyeri kronis, karena bekerja dengan cara menempel pada reseptor opioid. Salah satu senyawa yang ditemukan dalam kratom, 7-hydroxymitragynine, 13 kali lebih kuat daripada morfin.

Kratom juga telah digunakan selama ratusan tahun di Asia Tenggara sebagai pengobatan rumahan alami. Secara tradisional, kratom telah digunakan untuk mengobati:

  • Kelelahan
  • Nyeri
  • Diare
  • Kram otot

Status legalitas kratom

Kratom memiliki tantangan terkait legalitasnya di pasar internasional. Di AS, permintaan kratom terus meningkat meski status legalitasnya masih belum mendapat pengesahan penuh dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

Meskipun demikian, masyarakat AS membeli begitu banyak kratom dan produk berbahan dasar kratom, baik secara online atau di minimarket pom bensin, toko serba ada, toko rokok, dan bar, sehingga menjadi industri senilai US$ 1 miliar.

Sementara di Jepang dan Jerman mengizinkannya dalam penggunaan terbatas. India, dengan kebijakan yang lebih longgar, menjadi salah satu pasar ekspor terbesar. Legalitas yang bervariasi ini menuntut perhatian Indonesia dalam menjaga kualitas produk agar dapat memenuhi standar global yang terus berkembang.

Adapun di Indonesia, hingga saat ini belum ada aturan khusus yang mengatur peredaran kratom di pasar domestik.

"Jadi belum ada peraturan yang terkait dengan perdagangan di dalam negeri. Ini kan kebanyakan untuk ekspor semua," ujar Menteri Perdagangan Budi Santoso.

Hal ini berarti, meskipun kratom sudah mendapat izin ekspor berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 20 dan 21 Tahun 2024, tidak serta-merta produk ini bisa dijual bebas di dalam negeri.

Perlu diketahui, kratom sebelumnya sempat masuk dalam daftar narkotika golongan 1, yang berarti peredarannya sangat dibatasi. Namun, setelah melalui berbagai kajian dan pertimbangan pemerintah, statusnya kini berubah.

"Ya sekarang sudah nggak ada masalah. Waktu itu kan sudah disepakati. Akhirnya dikeluarkan Permendag dan sudah diperbolehkan untuk ekspor," jelasnya.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Preventive Care Jadi Arah Baru Bisnis Layanan Kesehatan

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research