Habib Rizieq Shihab memberikan ceramah. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Viral beredar potongan video ceramah Habib Rizieq Shihab (HRS) membahas soal bencana banjir yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Ia pun mengkritisi mengapa Presiden Prabowo Subianto tak juga menetapkan bencana di Pulau Sumatera sebagai bencana nasional.
Menurut HRS, dirinya sebenarnya yakin dan berprasangka baik terhadap Prabowo, bahwa sang presiden memiliki perhatian besar terhadap bencana di Aceh dan Sumatera. Ia pun yakin, Prabowo sebenarnya setuju bahwa banjir di Sumatera ditetapkan sebagai bencana nasional, namun ada pembisik di sekitar Istana yang memengaruhi presiden agar jangan sampai menetapkan status bencana nasional.
"Tapi kenapa kok Prabowo sampai saat ini nggak mau menyatakan sebagai bencana nasional? Di sini sy suudzon kepada orang-orang yang memberikan bisikan atau laporan asal bapak senang," kata HRS dalam ceramahnya yang dikutip Sabtu (27/12/2025).
HRS menyebut para pembisik Prabowo ini sebagai oknum yang takut jika Prabowo sampai menetapkan bencana nasional. Pasalnya, jika Prabowo menetapkan bencana nasional, maka gelombang bantuan dari luar negeri akan datang.
"Bukan bantuannya yang mereka takut, kalau sudah dibuka, jurnalis-jurnalis internasional akan datang, peneliti-peneliti seluruh dunia akan datang. Disamping mereka membawa jutaan ton bantuan, mereka juga membawa peneliti-peneliti, penyidik, pemeriksa. Mereka mencari kenapa ini hancur begini. Oh ini karena banjir. Kenapa bisa banjir? Oh karena hutannya gundul. Kenapa gundul? Oh karena ada program ini dan program itu. Siapa yg buat program? Oh yg buat program pemerintah. Siapa yang tanda tangan? Oh ini yg ngerjain perusahaan, apa nama perushaan? Siapa pemilik perusahaan? terus dari mana dia punya izin siapa yang tanda tangan izin? Dibongkar semua. Jadi banyak yang takut kalau itu dibongkar semua masuk penjara," kata HRS.
HRS pun mengisahkan beberapa bencana yang pernah terjadi di Indonesia, contohnya bencana tsunami di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 1992 dan tsunami Aceh 2004 di mana keduanya ditetapkan oleh presiden pada masanya sebagai bencana nasional. Penetapan status bencana nasional, kata HRS, membuat penanganan pascabencana menjadi cepat dan Indonesia banyak mendapat bantuan dari luar negeri.
"Jadi ini para menteri ngomongnya seenak-enaknya. Saya yakin insya Allah khusnudzon saya baik dan benar. Saya berkhusnudzon bapak presiden itu punya perhatian besar terhadap bencana di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat dan saya yakin beliau setuju ini dinyatakan sebagai bencana nasional. Tapi yang jadi persoalan ada pembisik-pembisik manusia di sekitar dia yang mempengaruhi presiden supaya jangan dinyatakan sebagi bencana nasional," kata HRS.

4 hours ago
1













































