Butet ke Sultan HB X: MBG Bikin Panen Keracunan, Seolah-olah Hal Biasa

4 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --Seniman sekaligus budayawan,  Butet Kartaredjasa menyampaikan kritik tajam terhadap maraknya kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh pemerintahan Prabowo Subianto. 

Dalam forum Sambung Rasa Kebangsaan yang berlangsung di Gedung Sasono Hinggil Dwi Abad, Keraton Yogyakarta, Ahad (26/10/2025), Butet menyampaikan uneg-unegnya langsung di hadapan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan sejumlah tokoh nasional seperti Mahfud MD, Ahmad Dofiri, Basuki Hadimuljono, serta Rosiana Silalahi.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

"Sebelumnya tidak pernah ada (kejadian keracunan -Red) seperti itu, aman-aman saja, tidak pernah ada sekolah-sekolah keracunan. Hari ini? Kita panen orang keracunan karena MBG dan itu seakan-akan menjadi hal yang biasa. Yang tidak biasa hari ini menjadi seakan-akan biasa dan dibenarkan," katanya, Ahad (26/10/2025).

Dengan gaya khasnya yang lugas dan satir, Butet menyoroti bagaimana publik seolah mulai terbiasa dengan hal-hal yang seharusnya tidak wajar. Ia menyebut sebelum adanya program MBG, peristiwa keracunan massal di sekolah hampir tidak pernah terdengar. Akan tetapi, saat ini, kasus serupa justru terus berulang tanpa ada perbaikan yang mendasar.

"Satu siswa keracunan itu jumlahnya terlalu banyak. Kita tidak bisa menganggap ribuan orang keracunan sebagai suatu hal yang biasa," ucapnya tegas.

Kritik Butet tak berhenti pada isu MBG saja. Ia juga menyoroti kemerosotan moral dan etika di ruang publik, yang menurutnya ikut menjadi bagian dari budaya baru yang 'dinormalisasi'.

"Bayangkan ya, ada seorang mantan pejabat yang dengan bangga mengatakan dirinya bisa memenangkan pertarungan karena menjilat. Lho, menjilat kok jadi kebanggaan, ini etika model apa. Saya sedih, kok seperti itu seakan-akan menjadi hal yang biasa," ungkap dia.

Ia kemudian menyindir janji-janji reformasi yang tidak kunjung nyata, terutama dalam tubuh kepolisian. Butet mempertanyakan Komite Reformasi Polri yang menurutnya hanya bentuk umbar janji penguasa.

"Pemimpin boleh berjanji, tapi sekaligus boleh mengingkari. Sedih, iki model apa. Saya membayangkan pemimpin itu adalah guru yang wajib digugu (dipatuhi) dan ditiru, diteladani. Lah kok sekarang saya seperti kesulitan mendapatkan pemimpin yang pantas saya teladani untuk menjadi Indonesia damai," ucapnya.

Lebih jauh, lewat sindiran tajam dan keprihatinan mendalam itu, Butet mengingatkan publik untuk tidak menormalkan hal-hal yang salah. Bagi Butet, kebiasaan menganggap sesuatu yang tidak wajar sebagai hal lumrah adalah tanda bahwa bangsa sedang kehilangan kepekaan moral.

"Biasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa. Hari ini apa yang kita lihat yang seakan-akan menjadi biasa itu harus kita kritisi, itu tidak biasa," katanya mengutip pesan KH Ahmad Dahlan.

Sebagai informasi, di wilayah DIY sendiri, kasus dugaan keracunan akibat MBG memang terus terjadi belakangan ini. Seperti baru-baru ini, peristiwa besar menimpa siswa SMAN 1 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta pada pertengahan Oktober 2025 dengan total korban mencapai 491 orang.

Kasus terbaru bahkan menimpa sekitar 215 siswa dari tiga sekolah di Sleman pada 24 Oktober lalu. Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X juga sempat menyoroti persoalan ini. Ia meminta agar Badan Gizi Nasional (BGN) memperkecil target produksi di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) agar kualitas makanan lebih terjaga.

Pengurangan porsi oleh BGN bisa menjadi salah satu langkah evaluasi merespons maraknya kasus keracunan MBG tersebut. Sultan sejatinya tak mempermasalahkan jika kapasitas produksi satu unit SPPG mencapai 3.000 porsi, asalkan pengerjaannya bisa dibagi ke beberapa sub dapur MBG.

Semisal, jatah 2.000 porsi MBG dibagi ke 10 unit sub unit SPPG, sehingga tidak terlalu membebenani atau memakan waktu dalam pengolahan dan bisa dikonsumsi tanpa melebihi batas daya tahan makanan.

"Kalau masaknya sampai dua ribu hanya satu kelompok, yang namanya (potensi) keracunan akan selalu terjadi," ujar Sultan.

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research