Jakarta, CNBC Indonesia - Kemajuan teknologi saat ini membuat banyak perusahaan memanfaatkannya untuk kemajuan bisnis dan efisiensi. Hal ini menciptakan berbagai jenis pekerjaan baru.
Adapun jenis pekerjaan yang akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan kemajuan teknologi adalah:
Foto: The Future Jobs
Pekerjaan Baru
Survei The Future of Jobs mengatakan bahwa 60% pemberi kerja mengharapkan perluasan akses digital untuk mengubah bisnis mereka dibandingkan tren lainnya, dengan proporsi pemberi kerja yang serupa di seluruh wilayah memilih tren ini.
Akses digital yang semakin berkembang ini menjadi faktor kunci dalam memungkinkan teknologi baru untuk mentransformasi pasar tenaga kerja.
Survei The Future of Jobs menanyakan kepada pemberi kerja bagaimana kemajuan dalam sembilan teknologi utama mengubah bisnis mereka. Dari sembilan teknologi tersebut, tiga di antaranya menonjol sebagai yang diperkirakan memiliki dampak terbesar.
Robot dan sistem otonom diperkirakan akan mengubah bisnis 58% pemberi kerja, sementara teknologi pembangkitan dan penyimpanan energi diperkirakan akan mengubah 41% bisnis. Namun, teknologi kecerdasan buatan (AI) dan pemrosesan informasi diperkirakan akan memiliki dampak terbesar, dengan 86% responden mengharapkan teknologi ini mentransformasi bisnis mereka pada tahun 2030.
Khususnya, kecerdasan buatan (GenAI) telah mengalami lonjakan pesat dalam investasi dan adopsi di berbagai sektor. Sejak peluncuran ChatGPT pada November 2022, aliran investasi ke AI meningkat hampir delapan kali lipat.
Peningkatan modal ini disertai dengan investasi dalam infrastruktur fisik yang diperlukan untuk mendukung teknologi-teknologi yang sedang berkembang ini, termasuk server dan pembangkit energi.
Dengan memanfaatkan teknologi pemrosesan bahasa alami, GenAI memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengannya seolah-olah mereka sedang berbicara dengan manusia, sehingga secara signifikan mengurangi hambatan penggunaan dan kebutuhan akan pengetahuan teknis khusus.
Sejalan dengan itu, permintaan akan keterampilan GenAI dari bisnis maupun individu juga meningkat secara signifikan.
Meskipun adopsi AI secara umum masih relatif rendah-dengan hanya sebagian kecil perusahaan yang menggunakannya pada tahun 2023-penggunaannya berkembang pesat, meskipun tidak merata di seluruh sektor.
Sektor teknologi informasi memimpin dalam adopsi AI, sementara industri seperti konstruksi masih tertinggal. Ketimpangan ini mencerminkan tren yang lebih luas, di mana ekonomi maju dan menengah mengalami penyebaran teknologi AI generatif yang belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan pengguna individu. Sementara ekonomi berpenghasilan rendah masih berada di pinggiran dengan penggunaan teknologi ini yang masih minimal.
Meskipun saat ini dianggap kurang transformatif dibandingkan AI Generatif (GenAI), robot dan sistem otonom telah mengalami pertumbuhan stabil sekitar 5-7% per tahun sejak 2020. Pada tahun 2023, rata-rata kepadatan robot global mencapai 162 unit per 10.000 karyawan, dua kali lipat dari jumlah yang tercatat tujuh tahun sebelumnya.
Saat ini, pemasangan robot masih sangat terkonsentrasi, dengan 80% instalasi terjadi di Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jerman. Hal ini sebagian tercermin dalam data Future of Jobs Survey, yang menunjukkan ekspektasi tinggi terhadap dampak transformatif teknologi ini di lima negara tersebut (lebih dari 60% responden di masing-masing negara). Sebaliknya, ekspektasi jauh lebih rendah di kalangan pemberi kerja yang berbasis di Afrika Sub-Sahara (39%), Asia Tengah (45%), serta Timur Tengah dan Afrika Utara (44%).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)