Angka Pernikahan Merosot, Makin Banyak Warga China Malas Menikah

4 weeks ago 22

Jakarta, CNBC Indonesia - China mencatat angka pernikahan yang terendah pada 2024. Total angka pernikahan pada 2024 adalah terendah yang tercatat sejak empat dekade lalu, atau tepatnya pada 1980. Hal ini menandakan bahwa negara tirai bambu itu sedang menghadapi tantangan menurunnya angka kelahiran yang semakin parah tahun ini.

Mengutip laporan SCMP, pada 2024 setidaknya ada 6,10 juta pasangan di China menikah. Angka itu turun 20,5 persen dari tahun 2023, menurut Kementerian Urusan Sipil. 

Sementara itu, jumlah perceraian naik tipis sebesar 1,1 persen menjadi 2,82 juta pada tahun 2024, meskipun terjadi penurunan dalam pencatatan pernikahan.

"Mengingat sebagian besar kelahiran di China terjadi dalam pernikahan dan penurunan tajam dalam pencatatan pernikahan pada tahun 2024 merupakan indikator yang jelas bahwa angka kelahiran akan terus turun pada tahun 2025," kata He Yafu, seorang demografer independen yang berbasis di provinsi Guangdong, China selatan.

Krisis demografi ini diperparah oleh angka kelahiran yang rendah secara kronis, akibat menurunnya jumlah wanita usia subur dan tren yang berkembang di kalangan anak muda untuk menunda menikah karena berbagai faktor sosial dan ekonomi.

Meskipun pemerintah berupaya mendorong pasangan untuk memiliki lebih banyak anak, populasi China diperkirakan akan terus menyusut, sehingga menciptakan tantangan kebijakan jangka panjang karena negara tersebut bergulat dengan menyusutnya tenaga kerja dan masyarakat yang menua dengan cepat.

Pada tahun 2024, China mencatat sedikit kenaikan angka kelahiran untuk pertama kalinya sejak tahun 2017, dengan jumlah kelahiran mencapai 9,54 juta, naik dari 9,02 juta pada tahun sebelumnya.

Para ahli mengaitkan peningkatan tersebut dengan fakta bahwa 2024 merupakan Tahun Naga yang diyakini penuh keberuntungan dalam zodiak China. Banyak orang tua menunggu untuk hamil dengan harapan melahirkan bayi bershio naga.

Namun, para ahli demografi memperkirakan bahwa angka kelahiran China kemungkinan akan kembali mengalami tren penurunan pada 2025.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Meracik Strategi Bisnis Wewangian Rajai Pasar Lokal

Next Article Angka Perceraian Meroket, Perusahaan Ini Malah Cuan Besar

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research