Jakarta, CNBC Indonesia - Dokter ahli neurologi dari University of Michihan, Baibing Cheng menyebut ada tiga kebiasaan masa muda yang sebaiknya segera dihindari demi menjaga kesehatan otak dalam jangka panjang.
Melansir CNBC International, ia membagikan tiga hal yang ia sesali pernah lakukan, sekaligus memberikan peringatan agar generasi saat ini tak mengulang kesalahan yang sama:
1. Minum Soda Setiap Hari
Saat remaja, Cheng terbiasa minum satu hingga dua kaleng soda setiap hari setelah sekolah, ditambah dengan camilan manis. Kala itu, belum banyak kesadaran soal dampak gula berlebih.
Kini, ia memahami konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan risiko resistensi insulin, diabetes tipe 2, penyakit jantung, peradangan kronis, hingga penurunan kognitif. Bahkan, risiko demensia seperti Alzheimer pun ikut meningkat.
Meskipun beberapa dampak jangka panjangnya tak sepenuhnya bisa dipulihkan, mengurangi konsumsi gula bisa membantu mencegah kerusakan lebih lanjut.
2. Mendengarkan Musik Terlalu Keras
Kebiasaan lain yang disesal Cheng adalah mendengarkan musik dengan volume sangat keras melalui earphone. Ini dapat merusak sel-sel rambut di koklea yang tak bisa beregenerasi, menyebabkan gangguan pendengaran, tinitus (telinga berdenging), hingga gangguan suasana hati seperti depresi dan kecemasan.
Riset juga menunjukkan adanya kaitan antara gangguan pendengaran dan penurunan fungsi kognitif, karena otak harus bekerja ekstra keras untuk memproses suara.
Kini, ia membatasi volume hanya sampai 60% dan tak lebih dari 60 menit per hari. Ia juga menekankan pentingnya segera menggunakan alat bantu dengar jika dibutuhkan, karena dapat menurunkan risiko demensia.
3. Mengabaikan Pentingnya Tidur
Dulu, Cheng sering begadang untuk menonton TV atau bermain gim, tanpa menyadari betapa pentingnya tidur bagi perkembangan otak. Tidur memegang peran kunci dalam konsolidasi memori, pemrosesan emosi, dan pembersihan limbah dari otak.
Sebagai dokter, Cheng tak selalu bisa tidur cukup karena tuntutan pekerjaan. Tapi ia kini memperjuangkan perubahan di dunia medis agar para tenaga kesehatan bisa mendapatkan waktu tidur yang layak.
Meski kerusakan struktural otak akibat kurang tidur bisa permanen, dampak perilaku dan kognitif masih bisa dipulihkan dengan memperbaiki pola tidur.
(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tiket Menuju Met Gala 2025 Capai Miliaran Rupiah
Next Article 6 Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin IQ Turun & Otak Tumpul