Jakarta, CNBC Indonesia- Hujan deras mengguyur Jakarta pada Selasa dan Rabu (28-29/1) dan menimbulkan genangan hingga banjir di sejumlah wilayah.
Badan Penanggulangan BPBD DKI Jakarta melaporkan bahwa 54 RT dan 23 ruas jalan terendam dengan ketinggian air antara 30 hingga 100 cm. Hingga 30 Januari 2025, masih terdapat 35 RT dan 4 jalan yang tergenang.
Jakarta tak pernah benar-benar lepas dari bayang-bayang banjir. Meski berbagai proyek pengendalian banjir terus digenjot, hujan deras yang mengguyur Jakarta kerap membawa genangan, bahkan melumpuhkan aktivitas kota. Berikut kilas balik banjir yang melanda Jakarta dalam beberapa tahun terakhir.
1. Banjir Era Penjajahan 1918
Hujan selama 22 hari sejak Januari hingga Februari 1918 menyebabkan banjir di Weltevreden (sekarang sekitar Lapangan Banteng) dan wilayah lain, dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.
2. Banjir Januari 1979
Pada 19-20 Januari 1979, 714.861 warga mengungsi akibat banjir. Sebanyak 20 orang dilaporkan hilang, dengan ketinggian air mencapai 2,5 meter di beberapa daerah.
3. Banjir Februari 1996
Pada 9-11 Februari 1996, banjir setinggi 7 meter menewaskan 20 orang dan memaksa 30.000 warga mengungsi. Sebanyak 529 rumah hanyut, dengan kerugian mencapai Rp6 triliun.
4. Banjir Besar Januari 2002
Sejak 27 Januari hingga 1 Februari 2002, banjir setinggi 5 meter merendam 42 kecamatan. Sebanyak 21 orang meninggal.
5. Banjir Tak Terduga Februari 2007
Hujan lebat sejak 1 Februari 2007 menenggelamkan 60% wilayah Jakarta. Dalam 10 hari, 80 orang meninggal, dengan kerugian sekitar Rp4,3 triliun.
6. Banjir Bandang Februari 2015
Sejak 9 Februari 2015, 38 kecamatan terendam banjir, termasuk Kelapa Gading, Mangga Dua, dan Grogol. Sebanyak 231.566 warga terdampak, 41.202 mengungsi, dengan kerugian mencapai Rp1,5 triliun.
7. Banjir Ekstrem Februari 2018
Pada 5-15 Februari 2018, banjir merendam Jakarta Timur, Barat, Utara, dan Pusat. Sekitar 53 RW di 18 kelurahan terdampak, memaksa 11.824 warga mengungsi.
8. Banjir Besar Jakarta Awal Januari 2020
Pada pergantian tahun 2019 ke 2020, curah hujan ekstrem mencapai 377 mm, tertinggi dalam sejarah Jabodetabek. Akibatnya, 24 orang meninggal, lebih dari 31 ribu warga mengungsi, dan 724 wilayah mengalami pemadaman listrik.
9. Banjir Jakarta 2022
Tahun 2022, Jakarta kembali diterpa banjir akibat curah hujan tinggi dan sistem drainase yang belum sepenuhnya optimal. Pada 15 Oktober, wilayah Warung Buncit, Jakarta Selatan, menjadi salah satu titik genangan yang paling terdampak. Ketinggian air mencapai 50 cm, membuat akses kendaraan terganggu. Sementara itu, sejumlah permukiman di Jakarta Timur dan Jakarta Utara juga mengalami genangan yang cukup parah.
10. Banjir Jakarta 2023
Memasuki 2023, intensitas banjir di Jakarta relatif lebih terkendali dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah terus mempercepat normalisasi sungai dan pembangunan waduk untuk menekan potensi genangan. Namun, ketika hujan ekstrem melanda pada akhir Februari, beberapa kawasan seperti Kampung Melayu, Pluit, dan Cengkareng tetap tergenang. BPBD mencatat sedikitnya 30 RW terdampak, meskipun banjir surut dalam waktu kurang dari 24 jam.
11. Banjir Jakarta 2024
Tahun 2024 masih membawa tantangan yang sama. Awal Januari, banjir melanda sejumlah wilayah Jakarta akibat hujan deras yang turun sejak malam pergantian tahun. Kali Mampang yang meluap menyebabkan beberapa titik di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur terendam hingga 60 cm. Warga di wilayah Cawang dan Pejaten terpaksa mengungsi, sementara lalu lintas di Jalan Gatot Subroto sempat lumpuh.
Sejarah banjir Jakarta adalah pengingat bahwa Jakarta masih menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan air. Meskipun berbagai proyek pengendalian banjir terus berjalan, perubahan iklim dan urbanisasi yang pesat menambah kompleksitas masalah ini. Apakah Jakarta bisa lepas dari kutukan banjir tahunan?
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)