10. Tengkorak Dmanisi (Homo erectus): Spesimen Homo erectus ini berumur 1,8 juta tahun dan menunjukkan keragaman morfologi lebih besar spesies ini. Riset tengkorak Dmanisi menunjukkan adanya adaptasi regional, mempertanyakan gagasan bahwa populasi Homo erectus homogen selama zaman Pleistosen. Temuan-temuan ini mendorong evaluasi ulang penyebaran manusia purba, menekankan kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas mereka dalam konteks lingkungan yang beragam. Foto: Wikipedia
9: Taung child (Australopithecus africanus): Tengkorak Australopithecus africanus ini ditemukan di Afrika Selatan tahun 1924, berumur 2,8 juta tahun. Ini adalah artefak penting paleoantropologi tentang hominin awal. Ia menunjukkan bukti pergerakan bipedal dan penggunaan alat, menantang anggapan sebelumnya tentang kemampuan hominin di zaman Pliosen. Fosil ini memberi kaitan penting transisi evolusioner dari nenek moyang mirip kera menjadi hominin yang lebih berkaki dua dan memakai alat. Foto: Australian Museum
8. Huey Tzompantli (H.sapiens): Sebuah bangunan monumental dari peradaban Aztec, Huey Tzompantli, menggambarkan budaya dan ritual zaman itu. Diterjemahkan jadi Rak Tengkorak Besar" ia dihiasi tengkorak korban pengorbanan. Bangunan mengerikan ini menjadi bukti visual penghormatan suku Aztec terhadap dewa Huitzilopochtli, yang dikaitkan dengan perang dan Matahari. Tengkorak-tengkorak tersebut, disusun dengan cermat, melambangkan pandangan dunia Aztec yang mengaitkan kehidupan, kematian, dan kosmologi. Foto: Yucatan Times
7. La Chapelle-aux-Saints (Neanderthal): Spesimen Neanderthal yang ditemukan di Prancis tahun 1908 ini berumur sekitar 50.000 tahun. Tengkorak ini menantang interpretasi anatomi Neanderthal sebelumnya, khususnya mengenai postur. Awalnya dianggap sebagai bukti postur bungkuk, analisis menunjukkan sikap lebih tegak. Temuan La Chapelle-aux-Saints jadi pusat perdebatan mengenai kemampuan kognitif dan budaya Neanderthal. Ciri tengkoraknya menunjukkan adaptasi terhadap lingkungan dingin. Penemuan ini berkontribusi signifikan dalam menyempurnakan pengetahuan tentang morfologi, perilaku, dan adaptasi Neanderthal. Foto: Smithsonian
6. Tengkorak Kristal Mesoamerika Kuno: Tengkorak kristal Mesoamerika kuno tidak sungguhan, melainkan artefak rumit yang diukir. Artefak ini, sering dikaitkan dengan peradaban Aztec atau Maya, menunjukkan keahlian luar biasa, menampilkan detail presisi meski bahannya keras. Asal usul dan tujuannya masih diperdebatkan di kalangan ilmuwan. Ada yang berpendapat asalnya dari Mesoamerika pra Columbus, ada pula yang menilai dari zaman lebih baru. Studi telah mengidentifikasi tanda alat pembuatan yang tidak sesuai dengan teknologi kuno. Foto: Wikipedia
5. Tengkorak Liujiang (H. sapiens): Fosil yang terpelihara dengan baik ini, ditemukan tahun 1958 di Guangxi, China, berumur sekitar 68.000 tahun dan menantang teori manusia awal migrasi ke luar Afrika, menunjukkan adanya beberapa gelombang penyebaran Homo sapiens. Penemuannya menyiratkan interaksi kompleks dan potensi kawin silang antar kelompok berbeda selama Pleistosen Akhir. Tengkorak Liujiang berperan dalam mengungkap jalur rumit evolusi dan menambah pemahaman tentang keragaman dan kemampuan beradaptasi Homo sapiens di seluruh wilayah geografisnya. Foto: Wikipedia