Warga Palestina melewati kehancuran akibat serangan udara dan darat Israel di Kota Gaza, Kamis, 23 Oktober 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Tentara dari Indonesia dan Azerbaijan dilaporkan akan menjadi inti dari Pasukan Stabilitasasi Internasional (ISF) di Gaza. Seperti dilaporkan Israel Hayom dilansir Jewish News Syndicate, Jumat (24/10/2025), keputusan itu setelah diskusi terakhir antara Wakil Presiden AS JD Vance dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
ISF diperkirakan akan berisi dari sekitar 10 ribu pasukan. Dipilihnya Indonesia lantara tentara Indonesia memiliki panjang terlibat dalam pasukan perdamaian PBB termasuk di Lebanon (UNIFIL), sementara Azerbaijan karena memiliki hubungan dengan Israel di berbagai sektor termasuk kerja sama keamanan.
Alasan lainnya, menurut Israel Hayom, karena Israel menolak partisipasi pasukan Turki dan penolakan itu diterima oleh pihak AS. Adapun, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) disebut menolak untuk berpartisipasi dalam misi pengamanan Gaza ini.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump juga telah menegaskan, tentara AS tidak akan memasuki Gaza. Sementara, ide menerjukan tentara Qatar untuk mendemiliterisasi Gaza, menurut Trump, tidak pernah masuk dalam pertimbangan.
Masih menurut laporan Israel Hayom, koordinasi deri pengerahan pasukan dari Indonesia dan Azerbaijan masih dalam proses tapi baru pada tahap awal. Salah satu hambatannya adalah, Indonesia menegaskan pasukan keamanan internasional di Gaza harus melalui otoritasi dari sebuah resolusi di Dewan Kemanan PBB.
Pembicaraan untuk menyusun resolusi itu dikabarkan tengah berjalan. Namun, Israel mengkhawatirkan resolusi Dewan Keamanan PBB, karena tidak akan bisa memaksakan kehendak mereka di PBB.
Apalagi, pada saat yang sama, Prancis dikabarkan resolusi terkait Gaza nantinya harus memasukkan poin pendirian negara Palestina, usulan yang sudah pasti ditolak oleh Israel. Muncul keraguan soal apakah resolusi terkait Gaza nantinya akan disahkan oleh PBB, dan apakah ISF nantinya akan mampu menjalankan mandat dari resolusi itu.
Masalah lain yang terbilang alot untuk dinegosiasikan adalah apakah IDF akan tetap bisa mempertahankan kebebasan mereka bertindak terhadap Hamas, seperti yang selama ini mereka terapkan terhadap Hizbullah di selatan Lebanon.

3 hours ago
2









































