Erick Thohir: PSSI tidak Terburu-buru Tentukan Pelatih Baru Timnas

5 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan federasi sepak bola Tanah Air yang dipimpinnya tidak ingin terburu-buru dalam menentukan pelatih baru timnas Indonesia, baik untuk kelompok umur maupun tim senior. Ia menekankan, pelatih pengganti sebaiknya memiliki strata kepelatihan lengkap dari level U-17 hingga senior, bahkan diharapkan lebih baik dari Shin Tae-yong maupun Patrick Kluivert.

“Maunya strata kepelatihan komplit, dari U-17, U-20, U-23, hingga senior. Kita pelajari kekurangan dan kelebihan dari Shin Tae-yong (STY) dan Patrick Kluivert (PK) agar ke depan lebih baik lagi. Insya Allah selama mereka di sini, federasi sudah memberikan dukungan terbaik,” ujar Erick di Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Erick menegaskan, keputusan pemutusan kontrak Patrick Kluivert dan jajaran kepelatihan di bawahnya dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama. Menurutnya, hal itu merupakan langkah profesional yang diambil dengan mempertimbangkan arah pembinaan jangka panjang.

“Kita sepakati persetujuan memutuskan kontrak. Lolos ke Piala Dunia itu tidak mudah, tapi ini hasil kesepakatan bersama,” ujarnya.

PSSI kini fokus pada FIFA Matchday bulan November yang akan digunakan sebagai ajang uji coba timnas U-23 di bawah asuhan Indra Sjafri menuju SEA Games 2025. Erick memastikan PSSI memberi dukungan penuh, termasuk soal pengaturan jadwal dan pemanggilan pemain diaspora seperti Adrian Wibowo, Marselino Ferdinan, Mauro Zijlstra, Ivar Jenner dan lainnya.

“Kita akan dukung Indra Sjafri habis-habisan pada laga FIFA Matchday. Bukan tidak mungkin kita pakai pemain terbaik,” kata Erick.

Ia juga menilai coach Nova Arianto yang menukangi Timnas U-17 sebagai salah satu pelatih lokal terbaik saat ini.

Dalam kesempatan itu, Erick mengingatkan publik untuk tidak terjebak isu-isu kontra produktif dan hoaks yang berkembang di media sosial. “Kita sangat terbuka, tapi jangan hoaks. Media bagian penting dalam membangun sepak bola kita dan kebenaran,” katanya menegaskan.

Erick juga menyoroti maraknya perundungan terhadap pelatih dan pemain di dunia maya. Ia menyebut kejadian tersebut memengaruhi psikologis para pemain muda, termasuk Marselino Ferdinan. PSSI, kata Erick, akan mengambil langkah-langkah tegas untuk melindungi mereka.

“Saya meminta semua pihak menjaga, kasihan pemain-pemain muda kita. Kritik tak masalah, tapi rasisme dan diskriminasi bukan karakter bangsa kita. Saya sudah minta pemain U-17 untuk berhenti dulu main media sosial karena khawatir tidak kuat menghadapi tekanan,” tutur Erick.

Ketua Umum PSSI itu menjelaskan, blueprint sepak bola nasional hingga 2034 tidak berubah, mencakup pembinaan berjenjang dan pengembangan pemain di luar negeri. Ia juga membuka peluang pelatih baru yang mampu bekerja sinkron dengan struktur pembinaan kelompok umur.

“Pelatih baru nanti harus mau terhubung dengan tim U-17, U-20, dan U-23. Kita ingin satu visi agar program pembinaan jalan serempak,” jelasnya.

Erick menegaskan bahwa hingga kini belum ada pembicaraan resmi dengan calon pelatih. PSSI masih melakukan penjajakan untuk memastikan karakter pelatih yang sesuai dengan visi jangka panjang. “Belum ada kontak calon pelatih. Kita jaga dulu persepsi publik dan fokus pada konsolidasi pemain di dalam dan luar negeri,” ujarnya.

Ia menutup pernyataannya dengan optimisme, bahwa masa depan sepak bola Indonesia tetap berada di jalur yang benar. “Apa yang sudah diberikan Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert kita apresiasi. Sekarang tugas kita mencari pelatih yang lebih baik dari mereka, dengan target jangka pendek dan jangka panjang,” kata Erick menutup. 

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research