Status Darurat Bencana, Ini Daftar Lokasi Banjir di Aceh

3 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Bencana banjir hingga tanah longsor terjadi di sejumlah wilayah kota/kabupaten di Provinsi Aceh. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) catat puluhan ribu orang terdampak, sejumlah bangunan dan fasilitas umum rusak parah, hingga akses jalan terputus, Kamis (27/11).

Pemerintah Aceh telah menetapkan status darurat bencana provinsi setelah hampir seluruh kabupaten kota diterjang banjir hingga longsor.

"Saya Gubernur Aceh menetapkan keputusan Gubernur Aceh tentang penetapan status keadaan tanggap darurat bencana hidrometeorologi di Aceh tahun 2025," kata Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem usai menggelar rapat paripurna di DPR Aceh, Kamis (27/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penetapan status tanggap darurat bencana tersebut, akan berlangsung selama 14 hari sejak tanggal 28 November sampai 11 Desember 2025.

Berikut daftar lokasi banjir di Provinsi Aceh menurut BNPB per Kamis (27/11):

1.Kota Lhokseumawe

Curah hujan yang berlangsung lama menyebabkan debit air meningkat signifikan, sehingga sejumlah kawasan pemukiman terendam banjir. Genangan air dilaporkan merata di empat kecamatan, mencakup total 43 gampong, dan menjadi bencana yang mengganggu aktivitas warga setempat.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan wilayah yang terdampak paling luas berada di Kecamatan Banda Sakti dengan sejumlah gampong seperti Tumpok Teungoh, Simpang Empat, Lhokseumawe, Pusong Baru, Kampung Jawa Baru, Banda Masem, Hagu Barat Laut, Hagu Selatan, Hagu Teungoh, Kampung Jawa Lama, Keude Aceh, Kuta Blang, Lancang Garam, Mon Geudong, Pusong Lama, Ujong Blang, Ulee Jalan, hingga Uteun Bayi turut terendam.

"Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Blang Mangat yang mencakup wilayah Mesjid Punteut, Blang Punteut, Kumbang Punteut, Rayeuk Kareung, Asan Kareung, Mane Kareung, Blang Buloh, Blang Weu Baroh, Alue Lim, Baloi, Blang Cut, dan Blang Teue," kata Muhari dalam keterangan resminya, Kamis.

Sementara itu, Kecamatan Muara Dua dan Muara Satu juga tidak luput dari dampak banjir, dengan sejumlah gampong seperti Panggoi, Paya Bili, Uteun Kot, Gampong, Blang Poroh, Mns Mee, Cot Girek, Paya Punteut, Mns Alue, Mns Mesjid, Padang, Cot Tring, Paloh Dayah, Ujong Pacu, dan Blang Pulo yang turut terendam air.

Hingga saat ini, sekitar 100 kepala keluarga mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Data tersebut masih dalam proses pendataan karena beberapa wilayah belum sepenuhnya terjangkau petugas.

2. Aceh Barat

Di Kabupaten Aceh Barat banjir merendam permukiman warga di empat kecamatan dengan sebaran mencapai 16 gampong.

Wilayah terdampak tersebar di Kecamatan Sungai Mas yang meliputi Gampong Kajeng, Geudong, Lancong, Tungkop, Leubok Beutong, Gleng, Gunong Buloh, dan Gaseu. Selain itu, Kecamatan Arongan Lambalek juga turut terdampak, terutama di Gampong Teupin Peuraho. Kondisi serupa terjadi di Kecamatan Woyla Timur yang meliputi Gampong Seuradeuk, Pasi Ara, Rambong, dan Baro.

Sementara Kecamatan Pante Ceureumen dilaporkan terdampak di Gampong Canggai, Keutambang, serta Seumantok.

"Genangan air di beberapa wilayah tersebut mengganggu aktivitas warga, menutup sebagian akses jalan, dan menyulitkan mobilitas kendaraan," ujar Muhari.

Dampak banjir ini dirasakan oleh sedikitnya 183 kepala keluarga yang tercatat sebagai terdampak langsung, dan sekitar 33 kepala keluarga terpaksa mengungsi ke wilayah yang lebih aman.

"Selain merendam permukiman, banjir juga mengakibatkan kerusakan material, di antaranya 183 unit rumah yang terendam, satu unit kantor camat yang terdampak, serta sedikitnya dua akses jalan yang tidak dapat berfungsi normal. Upaya pendataan masih terus dilakukan karena beberapa lokasi belum dapat dijangkau secara optimal," ungkapnya.

Laporan terkini, DAS Krueng Woyla dan Meureubo masih mengalami peningkatan debit air. Akses dari Gampong Seumantok menuju kecamatan terputus, sementara jalur menuju Pasi Ara masih terendam banjir. Beberapa warga telah mengungsi ke Gampong Kubu Capang.

Ketinggian air di Kecamatan Sungai Mas rata-rata mencapai sekitar 130 cm, meskipun variasi ketinggian terjadi antar gampong. Sementara kawasan sekitar Kecamatan Woyla Timur mencatat ketinggian air mencapai satu meter.

3. Aceh Utara

Wilayah Kabupaten Aceh Utara hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda surut. Kondisi di lapangan masih sangat terbatas, ditandai dengan terputusnya jaringan komunikasi, padamnya aliran listrik PLN, serta lumpuhnya layanan kantor pemerintahan. Situasi ini berdampak pada lambatnya proses pendataan dan penanganan darurat.

Banjir tercatat berdampak pada 17 kecamatan dengan total 130 gampong. Wilayah terdampak mencakup antara lain Kecamatan Tanah Jambo Aye, Seunuddon, Baktya, Muara Batu, Langkahan, Syamtalira Aron, Samudera, Baktya Barat, Lapang, Dewantara, Matangkuli, Banda Baro, Lhoksukon, Pirak Timu, Sawang, dan Nibong.

"Jumlah warga terdampak mencapai 2.668 kepala keluarga atau 4.441 jiwa, sementara 1.270 kepala keluarga atau 3.507 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kerusakan materiil meliputi 2.668 unit rumah terdampak, terdiri atas tiga unit rusak berat, 17 unit rusak sedang, dan enam unit rusak ringan yang masih dalam pendataan. Selain itu, banjir turut mengakibatkan abrasi pada satu ruas jalan utama, merendam sekitar 420 hektare lahan sawah, serta menenggelamkan 571 unit tambak di 15 gampong wilayah Kecamatan Seunuddon," jelasnya.

4. Aceh Timur

Perkembangan di Kabupaten Aceh Timur kembali terjadi banjir setelah sebelumnya mulai surut. Kondisi ini dipicu oleh hujan deras yang berlangsung sejak (20/11), disertai angin kencang yang membuat beberapa sungai di wilayah tersebut meluap. Genangan air dengan ketinggian antara 10 hingga 40 sentimeter kini merendam pemukiman penduduk, sarana umum, serta infrastruktur dasar.

Dampak banjir tersebar luas hingga meliputi 17 kecamatan dengan total 124 gampong terdampak.

Wilayah yang paling parah mencakup Kecamatan Simpang Ulim, Nurussalam, Madat, Julok, Pante Bidari, Indra Makmur, Ranto Peureulak, Birem Bayeun, Sungai Raya, serta sejumlah kecamatan lainnya. Pendataan menunjukkan 7.972 kepala keluarga atau 29.706 jiwa terkena dampak, dengan rincian sebaran korban yang sangat rinci di tiap gampong.

"Banyak di antara warga tersebut terpaksa meninggalkan rumah dan bertahan sementara di masjid, meunasah, serta rumah keluarga maupun tetangga, dengan jumlah pengungsi mencapai 920 KK atau 2.456 jiwa," kata Muhari.

Selain korban terdampak, kerusakan materil juga cukup signifikan. Sedikitnya 7.972 unit rumah dilaporkan terendam banjir dan masih dalam proses verifikasi. Sementara itu, dua unit rumah mengalami rusak berat, satu unit rusak sedang, dua fasilitas ibadah dan tiga fasilitas pendidikan terdampak, termasuk ambruknya lining depan masjid. Infrastruktur jalan pun tidak luput dari kerusakan, dengan dua akses utama terputus dan satu jembatan mengalami kerusakan, disertai terdampaknya lahan persawahan serta satu kedai yang mengalami rusak berat.


Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research