Satu per Satu Tewas: Elit Rusia Dibungkam Diam-diam?

19 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Kematian misterius kembali menimpa seorang elit Rusia. Pertanyaan besar kini muncul benarkah mereka tewas karena kecelakaan atau ada agenda "hitam" di belakangnya.

Dikutip dari Newsweek, seorang pejabat senior sektor energi Rusia, Andrei Badalov, ditemukan tewas di bawah jendela rumahnya di Moskow. Pria berusia 62 tahun tersebut diduga bunuh diri.

Laporan kantor berita pemerintah TASS menyebut Badalov, yang menjabat sebagai Wakil Presiden Transneft, perusahaan pipa minyak milik negara, sejak 2021, diduga meloncat dari jendela rumahnya di kawasan Rublevskoye Highway. Polisi menyatakan telah menemukan surat bunuh diri di lokasi kejadian.

Kematian Badalov menimbulkan banyak tanya. Dia adalah satu dari sekian elit Rusia yang tewas mendadak dan meninggal secara misterius sejak Perang Rusia-Ukraina meletus pada 24 Februari 2022.

Badalov hanya satu dari mereka yang ditemukan tewas setelah jatuh dari jendela, tenggelam, atau mengalami insiden yang oleh otoritas disebut sebagai kecelakaan atau bunuh diri. Beberapa bahkan terbunuh dalam kondisi mencurigakan.

Walau otoritas Rusia umumnya menyebut kematian ini sebagai kecelakaan atau bunuh diri, pola yang berulang, latar belakang para korban, dan konteks geopolitik saat ini menunjukkan bahwa kematian elit Rusia bisa mencerminkan ketegangan dalam rezim Presiden Vladimir Putin.

Banyak pihak juga menduga kematian mereka mungkin merupakan bagian dari upaya mempertahankan kekuasaan melalui represi terselubung.

Pola Kematian yang Berulang

Sejak 2022, sederet tokoh berprofil tinggi atau elit Rusia meninggal dalam kondisi yang mengundang tanda tanya. Di antaranya adalah Vladislav Avayev yang merupakan mantan pejabat Kremlin dan Wakil Presiden Gazprombank, tewas bersama istri dan anak dalam dugaan pembunuhan-bunuh diri.

Nama lainnya adalah Sergey Protosenya. Dia merupakan mantan Wakil Ketua Novatek, ditemukan gantung diri di Spanyol setelah diduga membunuh istri dan anak.

Kematian-kematian ini muncul di tengah krisis geopolitik Rusia, terutama sejak invasi ke Ukraina dan diberlakukannya sanksi ekonomi dari negara-negara Barat. Banyak korban berasal dari sektor energi, keuangan, atau militer.

Sektor ini merupakan wilayah strategis yang paling terdampak oleh sanksi dan gejolak ekonomi.

Meskipun Rusia mengatakan ini kecelakaan atau bunuh diri, pola yang berulang dan latar belakang para korban menimbulkan kecurigaan di kalangan pengamat dan masyarakat internasional.

Terdapat teori konspirasi yang menyebutkan bahwa beberapa dari mereka mungkin dibungkam karena memiliki akses ke informasi rahasia, seperti kasus korupsi, penggelapan dana, atau kegagalan militer.

Mereka juga dicurigai terlibat dalam persaingan internal oligarki atau konflik bisnis serta menjadi korban dari operasi intelijen terselubung, mirip metode era Soviet.

Sederet teori lainnya juga muncul. Banyak yang meyakini korban sengaja dibunuh karena terlalu banyak atau dianggap berpotensi membocorkan rahasia negara.

Kematian mereka pun menjadi pesan tidak langsung kepada elit lain agar tetap loyal terhadap Kremlin. Ada dugaan bahwa dinas intelijen Rusia yakni Federal Security Service/FSB (dulu KGB) dan Main Intelligence Directorate/ GRU menjalankan operasi "penghilangan" terhadap mereka yang dianggap ancaman.

Namun, tidak sedikit yang berteori jika dalam sejumlah kasus bisa jadi benar-benar akibat stres berat, kehilangan kekayaan, atau rasa takut terhadap represi.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research