Pasar Saham Awal Pekan Menguat, Investor Diminta Cermati Saham Komoditas dan Telekomunikasi

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik 0,5 persen atau 40,24 poin ke level 8.139,58 pada awal perdagangan, Senin (29/9/2025). Sebanyak 612 saham menguat, 44 melemah, dan 296 lainnya stagnan.

"Pada perdagangan kemarin, Jumat (26/9/2025), IHSG ditutup naik 0,73 persen atau 58,66 poin ke level 8.099. IHSG hari ini diperkirakan melemah di kisaran 7.950–8.100," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih dalan keterangan, Senin (29/9/2025).

Sepanjang pekan lalu, IHSG naik 0,60 persen didorong masuknya dana asing ke pasar saham hingga Rp5,09 triliun. Saham dari Grup PP dan Bakrie jadi penopang utama di tengah tekanan nilai tukar rupiah.

Sementara itu, dana asing justru keluar dari pasar surat utang. Tercatat, Rp2,16 triliun keluar dari SBN dan Rp5,06 triliun dari SRBI pada 22–25 September 2025.

Meningkatnya tekanan ekonomi juga terlihat dari naiknya risiko kredit Indonesia. Credit Default Swap (CDS) melonjak ke 83,18 bps dibanding pekan sebelumnya 69,59 bps.

Pekan ini, pelaku pasar menunggu rilis data indeks manufaktur dan inflasi. Sektor manufaktur dinilai masih kuat setelah bulan lalu mencatat angka 51,5, berkat dukungan kebijakan moneter dan fiskal yang longgar.

Dari luar negeri, bursa saham AS menguat tipis di akhir pekan. Investor mencermati belum tercapainya kesepakatan anggaran antara Presiden Trump dan Kongres jelang batas waktu 30 September.

Kondisi ini menimbulkan ketidakpastian yang bisa berdampak ke pasar keuangan global. Bursa Asia juga cenderung melemah, seperti indeks Hang Seng yang turun 1,35 persen dan Nikkei 225 turun 0,87 persen.

Pelemahan terjadi setelah Presiden Trump kembali menaikkan tarif impor AS terhadap produk seperti obat-obatan, kendaraan niaga, hingga furnitur. Ajaib Sekuritas menyarankan tiga saham untuk diperhatikan hari ini.

Pertama, saham INDY direkomendasikan untuk trading buy dengan target harga Rp2.420 dan batas bawah di Rp2.200. INDY dinilai sedang dalam tren naik dan punya potensi jangka pendek. Perusahaan juga memiliki tambang emas yang ditargetkan mulai produksi pada semester II 2026.

Kedua, saham TLKM direkomendasikan untuk akumulasi beli dengan target harga Rp3.200 dan batas bawah Rp3.000. Saham ini berada di area aman dan punya peluang naik jika tidak turun di bawah Rp3.000.

Telkom juga sedang mengembangkan bisnis pusat data dengan kapasitas lebih dari 148 MW, dan terbuka pada rencana IPO atau investasi strategis.

Ketiga, saham BRMS disarankan untuk trading buy dengan target harga Rp740 dan stop loss Rp680. Saham ini menunjukkan tren naik dan akumulasi oleh pelaku pasar. Stabilnya harga emas di atas 3.770 dolar AS mendukung prospek BRMS. Kenaikan ini sejalan dengan harapan pasar atas penurunan suku bunga oleh The Fed sebesar 50 basis poin hingga akhir tahun.

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research