OJK Ingatkan Pelaku Keuangan Syariah tak Ulangi Kasus DSI

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA –- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) di industri keuangan syariah agar menjalankan usahanya dengan sebaik-baiknya. Kasus gagal bayar PT Dana Syariah Indonesia (DSI) menjadi contoh yang perlu dihindari di tengah upaya masif mengembangkan industri keuangan syariah di Indonesia.

“Pada intinya kalau kita mau mengembangkan syariah, kan kita sudah lakukan edukasi, literasi. Orang itu kalau sudah masuk ke syariah bisa militan, karena memang mereka harus investasi, menabung, dan lain-lain, sesuai dengan keyakinannya. Mereka harus siap berlandaskan prinsip syariah. Makanya, kalau kena (kejahatan atau scam), seperti DSI kemarin, kasihan banget,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Frederica Widyasari Dewi, seusai acara Indonesia Islamic Finance Summit (IIFS) 2025 di Surabaya, Jawa Timur, Senin (3/11/2025).

Perempuan yang akrab disapa Kiki tersebut menekankan agar para PUJK syariah bisa bersama-sama membangun ekosistem keuangan syariah agar terus berkembang dan dipercaya masyarakat. Masyarakat juga diajak bekerja sama untuk segera melaporkan dugaan kejahatan atau penipuan oleh PUJK di industri keuangan syariah.

“Jadi maksud saya, semua pelaku syariah itu juga saling menjaga. Kalau melihat atau mendengar praktik-praktik yang mencurigakan, langsung laporkan ke OJK supaya yang kejadian ini (kasus DSI) tidak terjadi lagi,” jelasnya.

“Karena kita sudah edukasi ya. Edukasinya tidak gampang, tapi begitu mereka (masyarakat) teryakinkan, mereka akan militan. Dan ketika seperti ini, takutnya mereka jadi kapok,” lanjutnya.

Kiki menegaskan agar para pelaku usaha di industri keuangan syariah menjaga integritasnya. Dengan demikian, langkah untuk memajukan industri keuangan syariah bisa lebih maksimal di lapangan. “Harusnya mereka (pelaku usaha) saling menjaga industrinya supaya bisa bertumbuh lebih besar,” tegasnya.