Es Antartika Berusia Enam Juta Tahun Ungkap Rahasia Bumi Purba yang Lebih Hangat

6 hours ago 2
Allan Hills, 2022-2023/Julia Marks Peterson, COLDEX.Allan Hills, 2022-2023/Julia Marks Peterson, COLDEX.

Para ilmuwan telah menemukan es tertua di Bumi yang telah dideteksi secara langsung —berusia luar biasa enam juta tahun— jauh di dalam hamparan beku Antartika Timur.

Es tersebut, bersama dengan gelembung udara purba yang terperangkap di dalamnya, menawarkan gambaran langka dan mendalam tentang seperti apa iklim planet kita ketika suhu global dan permukaan laut jauh lebih tinggi daripada saat ini.

Penemuan ini dilakukan di wilayah Allan Hills oleh tim peneliti AS dari Center for Oldest Ice Exploration (COLDEX), sebuah kolaborasi 15 institusi yang dipimpin oleh Oregon State University.

Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

“Inti es bagaikan mesin waktu,” kata Sarah Shackleton dari Woods Hole Oceanographic Institution, salah satu ilmuwan utama studi ini.

“Inti es memungkinkan kita melihat bagaimana atmosfer dan iklim Bumi berubah seiring waktu. Inti es Allan Hills membawa kita kembali jauh lebih jauh dari yang pernah kita bayangkan.”

Hingga saat ini, es tertua yang berhasil diukur usianya secara langsung oleh para ilmuwan berusia sekitar 2,7 juta tahun.

Sampel berusia enam juta tahun yang baru ini lebih dari dua kali lipat rekor tersebut, membuka jendela baru ke era ketika iklim Antartika jauh lebih hangat dan sebagian besar lapisan esnya mungkin telah mencair, sehingga meningkatkan permukaan laut global.

John Higgins dari Universitas Princeton, penulis utama lainnya, menjelaskan bahwa tim tersebut menggunakan isotop gas mulia argon yang terperangkap di dalam gelembung udara purba untuk mengukur usia es secara langsung.

“Metode ini memungkinkan kami mengukur usia es itu sendiri, alih-alih mengandalkan usia batuan atau sedimen di dekatnya,” ujarnya.

“Yang kami miliki adalah perpustakaan snapshot iklim yang enam kali lebih tua daripada data inti es sebelumnya.”

Tim COLDEX menemukan es purba di lokasi yang sangat berbeda dari lokasi inti es dalam yang tradisional.

Alih-alih mengebor lebih dari dua kilometer di bawah permukaan, mereka menargetkan tepi lapisan es di Allan Hills, tempat angin, dingin, dan medan terjal mengawetkan es purba lebih dekat ke permukaan.

Tim tersebut menghabiskan waktu berbulan-bulan di kamp lapangan terpencil, mengebor es setebal satu hingga dua ratus meter dalam kondisi ekstrem.

“Kami masih mencari tahu bagaimana es setua itu bisa bertahan begitu dekat dengan permukaan,” jelas Shackleton.

“Kemungkinan besar ini merupakan kombinasi angin kencang yang menyapu salju dan suhu dingin yang intens yang membuat es hampir tidak bergerak. Allan Hills adalah salah satu tempat terbaik—dan tersulit—di Bumi untuk menemukan es purba yang dangkal.”

Pembacaan suhu yang diambil dari isotop oksigen di inti menunjukkan bahwa Antartika telah mendingin sekitar 12 derajat Celcius (sekitar 22 derajat Fahrenheit) selama enam juta tahun terakhir.

Ini menandai pengukuran langsung pertama tentang seberapa besar perubahan iklim benua itu sejak saat itu.

Para peneliti kini menganalisis es untuk mencari jejak gas rumah kaca dan perubahan laut guna lebih memahami bagaimana pergeseran iklim alami terjadi sebelum manusia mulai memengaruhi atmosfer planet ini.

"Es purba ini akan membantu kita memahami bagaimana sistem iklim Bumi merespons suhu hangat dan tingkat karbon dioksida yang tinggi—kondisi yang mungkin mencerminkan masa depan kita," kata Direktur COLDEX, Ed Brook, dari Oregon State University.

Tim berencana untuk segera kembali ke Allan Hills untuk melanjutkan pengeboran.

"Mengingat es yang sangat tua yang telah kami temukan," kata Brook, "kami yakin ada catatan yang lebih dalam lagi yang menanti di bawah sana—catatan yang dapat memperluas pengetahuan kita tentang sejarah iklim Bumi lebih jauh ke masa lalu."

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research