Mengapa Orang Amerika Membutuhkan Waktu Standar Permanen?

2 hours ago 1
pngtreepngtree

Setiap tahun, orang-orang di Amerika Serikat mengubah jam mereka dua kali—untuk waktu musim panas di musim semi dan kembali ke waktu standar di musim gugur.

Banyak orang merasa perubahan ini mengganggu, tetapi penelitian baru menunjukkan hal itu juga dapat membahayakan kesehatan kita lebih dari yang kita duga.

Sebuah studi dari Stanford Medicine mengamati bagaimana pengaturan waktu yang berbeda —waktu standar permanen, waktu musim panas permanen, dan pergantian dua kali setahun— memengaruhi jam internal tubuh kita, yang dikenal sebagai ritme sirkadian.

Ritme ini mengendalikan banyak fungsi tubuh seperti tidur, suasana hati, energi, dan bahkan sistem kekebalan tubuh.

Ketika tubuh kita mendapatkan cahaya di waktu yang salah, seperti terlalu banyak cahaya di malam hari dan kurang di pagi hari, hal itu dapat membuat ritme sirkadian kita tidak sinkron. Hal ini dapat menyebabkan kesehatan yang buruk seiring waktu.

Para peneliti menemukan bahwa praktik saat ini mengganti jam dua kali setahun adalah yang terburuk bagi kesehatan sirkadian kita.

Mereka menggunakan model komputer untuk memprediksi seberapa banyak jam internal orang perlu disesuaikan dengan setiap kebijakan waktu.

Kemudian mereka menghubungkan prediksi ini dengan masalah kesehatan nyata seperti obesitas dan stroke.

Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa mempertahankan waktu standar permanen (yang memberi orang lebih banyak cahaya pagi) akan menjadi yang terbaik bagi kesehatan kebanyakan orang.

Hal ini dapat membantu mencegah sekitar 2,6 juta kasus obesitas dan 300.000 stroke setiap tahun di AS. Waktu musim panas permanen juga menunjukkan manfaat, tetapi tidak sebanyak itu —sekitar dua pertiga dari efeknya.

Beberapa orang mendukung waktu musim panas permanen karena memberikan lebih banyak cahaya di malam hari, yang mungkin baik untuk bersantai atau berbelanja.

Tetapi yang lain khawatir tentang anak-anak yang pergi ke sekolah dalam kegelapan di musim dingin, yang terjadi ketika waktu musim panas permanen dicoba pada tahun 1974. Itu tidak bertahan lama karena orang-orang tidak menyukainya.

Organisasi medis seperti American Academy of Sleep Medicine mendukung waktu standar permanen, dengan mengatakan bahwa cahaya pagi lebih baik untuk tidur dan kesehatan.

Namun hingga saat ini, gagasan ini sebagian besar didasarkan pada teori, bukan data yang kuat. Studi baru ini memberikan bukti nyata untuk mendukung klaim tersebut.

Ritme sirkadian manusia tidak persis 24 jam—biasanya sedikit lebih lama. Cahaya pagi membantu "mengatur ulang" jam tersebut setiap hari. Cahaya sore, di sisi lain, dapat menunda ritme tersebut dan mempersulit tidur.

Ketika jam internal tubuh tidak sesuai dengan 24 jam sehari, hal itu dapat memengaruhi tingkat energi, suasana hati, dan bahkan risiko penyakit.

Menariknya, studi ini juga menemukan bahwa orang yang secara alami bangun sangat pagi (disebut "morning larks") mungkin lebih baik dengan waktu musim panas permanen karena jam internal mereka lebih pendek dan cahaya sore membantu menyeimbangkannya.

Untuk memeriksa dampaknya terhadap kesehatan, para peneliti mengamati data kesehatan masyarakat dari CDC.

Mereka menemukan bahwa kesehatan masyarakat dapat meningkat jika kita berhenti mengubah jam dan memilih satu sistem—terutama waktu standar.

Perubahan dalam tingkat obesitas dan stroke mungkin tampak kecil dalam persentase, tetapi itu berarti jutaan orang akan menjadi lebih sehat.

Tentu saja, studi ini memiliki beberapa keterbatasan. Studi ini berasumsi bahwa orang-orang memiliki jadwal tidur yang teratur dan kebiasaan paparan cahaya yang baik, seperti pergi keluar di pagi hari.

Namun dalam kehidupan nyata, banyak orang tidak mendapatkan cukup sinar matahari dan menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam ruangan.

Para peneliti juga mencatat bahwa studi ini berfokus pada kesehatan sirkadian, tetapi faktor-faktor lain seperti ekonomi atau kebiasaan sosial dapat memengaruhi kebijakan waktu terbaik bagi suatu komunitas.

Pada akhirnya, tidak ada kebijakan waktu yang dapat mengubah seberapa banyak sinar matahari yang kita dapatkan di musim dingin—hal itu bergantung pada posisi Bumi mengelilingi matahari.

Namun, studi ini menambahkan bukti berharga dalam perdebatan ini dan menunjukkan bahwa memilih kebijakan waktu yang tepat dapat berdampak besar pada kesehatan masyarakat.

Studi ini dipublikasikan di PNAS.

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research