REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pakar Kenya membongkar sebuah fakta yang menggetarkan: perjanjian rahasia antara Turki dan Somalia konon menyimpan klausul paling gelap, pembangunan pangkalan luar angkasa.
Menurut laporan eksklusif Israel Hayom, fasilitas itu diduga kuat akan menjadi sarang pengembangan dan uji coba rudal balistik jarak jauh yang langsung mengancam jantung pertahanan Israel.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Jarak dari Mogadishu Somalia ke Israel mencapai lebih dari 3.000 kilometer. Jarak sejauh ini sangat mungkin dijangkau rudal jarak jauh. Berdasarkan pemberitaan yang beredar, Turki masih terus mengembangkan kemampuan rudal jarak jauhnya.
Dr. Rashid Abdi, Direktur Penelitian di Sahan Global Center, dalam intervensinya yang mencekam di Forum Ekonomi Afrika-Israel di Tel Aviv, mengungkapkan bahwa ini bukan lagi ancaman abstrak.
“Turki sudah melakukan uji peluncuran rudal di Eritrea yang memiliki jangkauan mematikan untuk menyerang Israel,” paparnya, membayangkan sebuah ancaman yang semakin nyata.
Dalam pernyataan khususnya, Abdi memperingatkan dengan nada waspada, “Kehadiran militer Ankara di Afrika meluas dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.” Ia menegaskan, “Tel Aviv tidak bisa lagi berdiam diri, mengabaikan arena Afrika atau menganggap remeh perairan strategis Laut Merah dan Samudra Hindia Barat,” yang juga diberitakan Al Jazeera.
Dia kemudian mengungkapkan langkah strategis Turki yang lebih dalam: Somalia dikabarkan telah menyerahkan sebidang tanah di utara Mogadishu. Di atas tanah itulah, sebuah pelabuhan dan pangkalan luar angkasa dibangun, dijaga oleh ribuan tentara Turki yang sudah dikerahkan. “Jika saya berada di posisi Israel,” katanya dengan suara rendah penuh arti, “saya akan sangat, sangat khawatir.”
Abdi kemudian menggambarkan kebangkitan kekuatan laut Turki yang mengglobal. Dengan kemampuan “perairan biru”-nya, armada perangnya sudah berani memotong jalur strategis Terusan Suez, mengawasi Laut Merah, dan berpatroli di lepas pantai Somalia. Untuk pertama kalinya, ancaman itu tidak lagi terkurung di Laut Mediterania.
Di forum yang sama, ketua Bursa Efek Tel Aviv, Eugene Kendall, memecah keheningan dengan peringatannya sendiri: “Islam radikal aktif bergerak di bawah permukaan Afrika, berusaha menyeret benua itu ke dalam konflik langsung dengan Barat.”

7 hours ago
3











































