KPK Usut Dugaan Aliran Dana Operasional Papua untuk Beli Jet Pribadi

1 day ago 3

CNN Indonesia

Kamis, 12 Jun 2025 10:55 WIB

KPK menyebut aliran uang Dana Penunjang Operasional dan Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah Pemprov Papua, dibelikan jet pribadi. KPK menyebut aliran uang Dana Penunjang Operasional dan Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah Pemprov Papua, dibelikan jet pribadi. (Arsip KPK)

Jakarta, CNN Indonesia --

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut uang diduga dari kasus dugaan korupsi penyalahgunaan wewenang terkait Dana Penunjang Operasional dan Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pemprov Papua dibelikan jet pribadi atau private jet.

"Penyidik menduga aliran dana dari hasil tindak pidana korupsi tersebut salah satunya digunakan untuk pembelian private jet yang saat ini keberadaannya di luar negeri," ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo melalui keterangan tertulis, Kamis (12/6).

Pada hari ini, KPK menjadwalkan pemeriksaan saksi atas nama Gibrael Isaak yang merupakan pengusaha maskapai pribadi berkebangsaan Singapura. Budi mengatakan penyidik akan mendalami pembelian pesawat jet pribadi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gibrael sudah sering diperiksa penyidik KPK. Dia merupakan Presiden Direktur PT Rio De Gabriello/Round De Globe (RDG). Di penyidikan kasus dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), KPK menyebut mantan Gubernur Papua Lukas Enembe (almarhum) memerintahkan Gibbrael membawa uang tunai miliaran rupiah dengan pesawat jet.

Kasus dugaan korupsi penyalahgunaan wewenang terkait Dana Penunjang Operasional dan Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pemprov Papua disebut merugikan negara senilai Rp1,2 triliun.

Tersangka dalam kasus tersebut ialah DE selaku Bendahara Pengeluaran Pembantu Kepala Daerah Provinsi Papua bersama-sama dengan Lukas Enembe (almarhum) selaku Gubernur Papua.

KPK bakal mengupayakan perampasan aset dari pihak Lukas karena yang bersangkutan tidak bisa diproses hukum lantaran sudah meninggal dunia.

Dalam penanganan kasus ini, KPK telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi atas nama WT yang merupakan penyedia jasa money changer di Jakarta.

"Dalam pemeriksaan tersebut, penyidik menelusuri aliran uang yang berasal dari tindak pidana korupsi dimaksud dalam rangka asset recovery atau pemulihan kerugian keuangan negara," kata Budi.

Dia menyayangkan peristiwa ini sebab anggaran Rp1,2 triliun bisa sangat berguna untuk masyarakat di Papua apabila dikelola dengan baik.

"Kalau kita konversi jika nilai tersebut kita gunakan untuk upaya-upaya peningkatan kesehatan masyarakat Papua, nilai Rp1,2 triliun bisa untuk membangun berbagai fasilitas kesehatan ataupun fasilitas pendidikan, baik sekolah-sekolah dasar, menengah, atas, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, di mana dua sektor itu menjadi salah satu yang tentu harus kita tingkatkan dalam mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat di Papua," ungkap Budi.

(ryn/isn)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research