CNN Indonesia
Rabu, 17 Sep 2025 13:48 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyentil Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai yang membahasakan tiga orang hilang terkait demonstrasi Agustus lalu dengan sebutan 'belum kelihatan'.
KontraS juga mengkritik Pigai yang mengabaikan fakta ada penghilangan paksa dalam demonstrasi berdarah tersebut.
"Pak Pigai sebagai Menteri HAM yang tidak mengerti konteks utuh penghilangan paksa," ujar Koordinator KontraS Dimas Bagus Arya kepada CNNIndonesia.com melalui pesan tertulis, Rabu (17/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dimas menjelaskan penghilangan paksa berkaitan dengan tindakan penangkapan, penahanan dan penculikan yang disusul dengan penyangkalan keberadaan orang hilang serta dijauhkan akses bantuan hukum. Kejadian tersebut sangat erat kaitannya dengan fenomena orang hilang selama aksi di bulan Agustus lalu.
Penghilangan paksa tersebut mengacu pada definisi yang diatur setidaknya di dua konvensi internasional yakni Perlindungan Semua Orang dari Penghilangan Paksa atau International Convention for the Protection of All Persons from Enforced Disappearance (ICPPED) dan Statuta Roma yang hingga kini belum diratifikasi pemerintah Indonesia.
"Peristiwa ini berangkat karena operasi penangkapan eksesif dari kepolisian serta tidak adanya informasi penuh untuk membuka data-data identitas dari orang-orang yang ditangkap dan ditahan oleh pihak kepolisian. Selain itu, polisi juga masih mempersulit akses bantuan hukum untuk korban-korban yang ditangkap dan ditahan," ungkap Dimas.
Hingga hari ini, masih ada tiga orang yang belum diketahui keberadaannya. Mereka atas nama Bima Permana Putra (lokasi terakhir di Glodok, Jakarta Barat) serta M. Farhan Hamid dan Reno Syahputeradewo dengan lokasi terakhir di markas Brimob, Jakarta Pusat.
Sementara itu, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mencatat setidaknya terdapat 3.337 massa aksi di 20 kota ditangkap. Sebanyak 1.042 massa aksi dilarikan ke rumah sakit dan 10 orang meninggal dunia.
Sebelumnya, Natalius Pigai meminta publik tidak buru-buru mengambil kesimpulan tiga orang yang belum diketahui keberadaannya terkait demonstrasi Agustus lalu dengan sebutan hilang.
Dia menilai ada kemungkinan tiga orang tersebut sedang bersembunyi karena panik.
Pigai menambahkan ada baiknya kamera pengawas atau CCTV yang tersebar di banyak titik di Jakarta dilakukan pengecekan. Pengecekan itu merupakan bagian dari penyelidikan.
"Mungkin menjauhkan diri. Kan kita tidak tahu, tiga orang yang dinyatakan belum kelihatan. Kalau saya pakai belum kelihatan, bahasa saya adalah bukan hilang, tapi belum kelihatan. Atau mereka belum kembali ke rumah," kata Pigai di Hotel Royal Kuningan usai agenda pembahasan 'DIM dan Rancangan Perubahan UU 39/1999', Jakarta, Selasa (17/9).
(fra/ryn/fra)