Jelang Muktamar PPP di Yogyakarta, Seluruh Kader Diminta Kompak Hindari Konflik

2 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menjelang pelaksanaan Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang akan digelar pada 27-29 September 2025, Plt Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono memastikan forum tertinggi partai tersebut akan berlangsung tanpa konflik. Kepastian itu ditegaskan langsung dalam acara Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) DPW PPP DIY di Yogyakarta, Ahad (14/9/2025) yang menjadi bagian penting dari rangkaian konsolidasi nasional PPP.

Mardiono menekankan muktamar mendatang harus menjadi ruang pengabdian politik, bukan ajang perebutan kekuasaan yang berujung pada perpecahan. Seluruh kader PPP diminta untuk mengedepankan kebersamaan dan menjauhkan diri dari konflik. Yogyakarta, lanjutnya, akan menjadi penggerak utama dalam memastikan kelancaran dan kedamaian jalannya Muktamar.

"Saya tekankan kepada seluruh kader untuk menggali agar jangan terjadi konflik dan kita semua kompak, seluruh kader siap untuk mensukseskan muktamar tanpa konflik dan kita bergandengan tangan seluruh Indonesia. Dan Yogyakarta nanti menjadi motor utama untuk menjaga muktamar berjalan sukses dan tidak ada konflik," ujar Mardiono dalam arahannya, Ahad.

"Kita jaga agar muktamar itu menghasilkan sebuah pemikiran-pemikiran yang nanti bisa membawa dalam perjuangan perpolitikan kita termasuk dalam menghadapi pemilu 2029," kata dia.

Meski mengakui dinamika kecil bisa saja terjadi, Mardiono meyakini suasana kondusif dan semangat kolektif di internal partai akan menjamin kelancaran muktamar yang akan diselenggarakan selama tiga hari tersebut. "Kalau sekarang sudah penuh kesadaran, Insya Allah besok ini tidak akan terjadi (konflik). Insya Allah besok muktamar akan berlangsung dengan baik," katanya optimistis.

Dalam kesempatan ini, Mardiono juga memastikan berbagai persiapan teknis menuju Muktamar X PPP sudah hampir rampung. Komite Pengarah (SC) dan Penyelenggara (OC) telah mulai bekerja untuk menyiapkan seluruh kebutuhan acara, termasuk akomodasi dan transportasi peserta.

"Kami sudah membentuk SC dan OC untuk bekerja dan mempersiapkan seluruh apa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan muktamar mulai persiapan kamar hotel, transportasi untuk pelaksanaan selama 3 hari. Dan kemudian tanggal 27, 28 dan 29 nanti kita lanjutkan lagi dengan bimtek DPRD seluruh Indonesia,” ujarnya.

Saat disinggung terkait banyaknya dukungan yang mengalir, Mardiono menyampaikan dirinya tidak akan memperebutkan posisi Ketua Umum secara ambisius. Ia menilai jabatan itu adalah amanah, bukan hadiah politik.

"Kalau saya masih diberi amanah saya masih dipanggil untuk menjalankan tugas ya insyaallah bismillah. Tapi kalau andai kata tidak, saya Alhamdulillah. Saya tidak akan ngoyo untuk merebut-rebut itu secara ambisi saya tidak. Sekali lagi saya garis bawahi bahwa ketua umum adalah bukan jabatan tetapi adalah amanah untuk pengabdian dan perjuangan. Bagi saya meletakkannya disitu jadi tidak pantaslah kalau ini harus direbutkan," ungkapnya.

Sementara itu, DPW PPP DIY diakuinya tampil sebagai inisiator konsolidasi yang solid dan inklusif. Ketua DPW PPP DIY, M. Yazid, menyebut Muskerwil yang berlangsung ini akan menjadi pijakan penting dalam menentukan arah dukungan menjelang Muktamar. Ia menilai kehadiran Mardiono memberi semangat dan pencerahan politik kepada seluruh peserta.

Muskerwil ini, kata dia, akan menghasilkan rekomendasi politik penting sebagai bekal menjelang Muktamar PPP yang dijadwalkan berlangsung pada 27-29 September 2025 mendatang. Terkait siapa yang akan diusung dari DIY dalam muktamar nanti, ia menegaskan bahwa hal tersebut akan diputuskan secara kolektif berdasarkan pandangan umum dari cabang-cabang.

"Nanti akan kelihatan setelah musyawarah kerja wilayah karena kami akan mendapatkan pandangan umum dari cabang-cabang yang ada baru kemudian akan kita rangkum untuk kita sampaikan ke muktamar nanti. Jadi muktamar itu kami dari DPW ditunjuk dari delegasi bukan usulan kami pribadi. Tapi memang merupakan bagian dari usulan dari forum," ujarnya.

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research