Hijau-Kuning-Merah-Hitam, Pahami Kode Warna Film di Bioskop

3 hours ago 1

Pengunjung membeli tiket di bioskop (ilustrasi). Saat penjualan tiket, pihak bioskop akan menampilkan warna berbeda untuk setiap film sesuai dengan klasifikasi usia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Sensor Film (LSF) memiliki program bernama Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri. Program ini bertujuan untuk membangun kebiasaan di masyarakat agar lebih bijak dalam memilih tontonan sehingga tayangan yang dikonsumsi sesuai dengan usia dan tingkat kedewasaan mereka. 

Menurut Ketua LSF Naswardi, gerakan ini menurut Naswardi menjadi cara meliterasi masyarakat agar mandiri aktif membatasi diri dari paparan konten-konten tontonan bermuatan negatif yang mudah ditemukan di platform-platform digital. "Jadi kami meningkatkan literasi tontonan masyarakat itu melalui Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri. Ini ajakan untuk masyarakat bisa menonton sesuai usia," kata Naswardi pada Selasa (16/9/2025).

Gerakan ini juga dibarengi dengan berjalannya inisiatif di bioskop yang digagas LSF bersama Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) yaitu Gerakan Bioskop Sadar Sensor Mandiri. Gerakan Bioskop Sadar Sensor Mandiri ini sudah ada sejak 2022, dan melalui program ini pelaku usaha menggaungkan langkah-langkah yang mengarahkan penonton agar bisa menikmati film sesuai dengan klasifikasi usianya.

Salah satu caranya ialah pada saat penjualan tiket berlangsung, penyedia layanan akan menampilkan warna berbeda untuk setiap film sesuai dengan klasifikasi usia. Adapun untuk klasifikasi usia Semua Umur ditandai dengan warna hijau, lalu untuk klasifikasi usia di atas 13 tahun ke atas ditandai dengan warna kuning, selanjutnya untuk klasifikasi usia di atas 17 tahun ke atas berwarna merah, dan klasifikasi usia 21 tahun ke atas berwarna hitam.

Dengan penanda warna saat sebelum membeli tiket untuk menonton di bioskop diharapkan masyarakat tidak salah memilih film yang akan ditontonnya. Selain itu, LSF dan GPBSI juga menggaungkan gerakan ini dengan menghadirkan maskot berupa badak bercula satu dan jingle lagu "Jangan Salah Tontonan" agar edukasi melalui visual dan audio bisa membuat masyarakat lebih mudah paham pentingnya menonton konten sesuai usia.

Dia mengatakan materi penyebaran Program Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri ini sudah sering diangkat oleh LSF di media sosialnya dengan harapan masyarakat bisa mengenal jenis-jenis konten tontonan yang tepat sesuai dengan usia. Lewat gerakan ini bagi orang tua juga diharapkan bisa teredukasi agar dapat mendampingi buah hatinya saat memilih tontonan baik itu di bioskop, TV, maupun saat mengakses platform Over-the-Top (OTT) video streaming yang saat ini belum teregulasi secara khusus dalam hal filtrasi kontennya.

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research