Haru Biru dan Air Mata Bahagia di Pelepasan Siswa SMA CT Arsa Sukoharjo

5 hours ago 1

Sukoharjo, CNN Indonesia --

Pelepasan Siswa Angkatan V SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo digelar dengan sederhana dan penuh haru, Sabtu (28/6). Di tengah suasana gembira perayaan kelulusan 101 siswa berjuluk Atmaja Bentala itu, terselip momen-momen haru diwarnai tangis para siswa dan orang tua yang mendampingi.

Keharuan juga turut dirasakan Ketua Yayasan CT Arsa Anita Ratnasari Tanjung dan Pembina Yayasan CT Arsa Chairul Tanjung.

Keduanya tampak mengusap air mata saat kepala sekolah CT Arsa Foundation Sukoharjo Usdiyanto memaparkan siswa kurang mampu di CT Arsa Foundation Sukoharjo diterima di perguruan tinggi kelas dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keharuan berlanjut saat Anita menyampaikan sambutannya di podium, Anita mengingat latar belakang anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu. 

Anita juga mengenang pengalamannya merintis CT Arsa Foundation. Yasayan tersebut didirikan setelah bencana Tsunami di Aceh tahun 2004 silam. Saat itu Anita bersama suaminya, Chairul Tanjung tersentuh dengan kondisi keluarga korban bencana.

Mereka pun memutuskan untuk mendirikan sekolah gratis dengan kualitas terbaik untuk keluarga yang kurang beruntung.

"Kita mempunyai visi dan misi memutus mata rantai kemiskinan dengan pendidikan yang berkualitas dan kesehatan yang optimal melalui pijar pendidikan dan juga kesehatan pemberdayaan masyarakat dan kemanusiaan," kata Anita sambil menitikkan air mata.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang duduk di sebelah Chairul Tanjung melihat CT berkaca-kaca.

"Saya duduk di sebelahnya Pak Chairul Tanjung. Beliau saya amati berkaca-kaca. Saya yakin di hati beliau berat melepas adik-adik sekalian," katanya.

Mantan Kapolda Jateng itu pun mengaku ikut terharu dan berkaca-kaca karena ingat orang tuanya.

Suasana pelepasan siswa SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (28/6)Foto: CNN Indonesia/Rosyid
Suasana pelepasan siswa SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (28/6)

Dafa lulusan terbaik diterima di 14 kampus luar negeri

Salah satu momen mengharu-biru itu terjadi saat Dafa Aziz Firmansyah mengungkapkan perasaannya. Sebagai lulusan terbaik SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo, Dafa berbicara di hadapan teman-teman dan tamu undangan.

"Kali ini saya datang didampingi sosok yang luar biasa, ibu saya, yang mana bulan Juni ini adalah ulang tahun beliau. Dan hari ini saya sangat bersyukur semua pencapaian yang saya peroleh itu adalah usaha dan saya tujukan sebagai kado untuk bapak ibu saya," kata Dafa dalam pidatonya.

Tangis Dafa pecah saat ia menyebut ayahnya. Dafa sangat ingin ayahnya bisa hadir di momen bahagia kelulusannya itu. Sayangnya, sang ayah yang harus tinggal di rumahnya di Cilacap karena stroke yang dialaminya sejak Dafa baru menjalani tiga bulan pertama sekolah.

"Jika mungkin bapak saya menonton atau melihat saya berbicara di sini, saya ingin menyampaikan, Pak, kenapa bapak tidak hadir di sini? Kenapa bapak masih sakit," kata dia sambil meneteskan air mata.

Kata-kata Dafa itu menyentuh hati para hadirin. Banyak tamu undangan yang hadir ikut meneteskan air mata.

"Dulu bapak saya yang sangat ingin menemani saya ketika wisuda karena bapak saya ingin sekali melihat CT Arsa itu seperti apa," tutur Dafa.

Meski harus melalui ujian berat, Dafa berhasil menorehkan prestasi sebagai siswa terbaik SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo. Ia diterima di 14 universitas di luar negeri lewat Beasiswa Indonesia Maju (BIM). Dafa mengatakan keberhasilannya tersebut tak lepas dari peran orang tuanya.

"Bapak saya bukan orang yang lemah. Bapak saya adalah orang yang kuat. Dan di kesempatan yang luar biasa ini, dengan bangga saya ingin memperkenalkan bahwa saya adalah anak dari Bapak dan putra dari Ibu Suarti, seseorang yang sangat luar biasa," kata dia.

Keharuan siswa dan orang tua

Suasana haru kembali menyeruak saat para siswa diberi kesempatan untuk menemui orang tua masing-masing. Tak sedikit dari orang tua dan siswa yang meneteskan air mata pada momen tersebut.

Anita berharap agar Angkatan V SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo bisa melanjutkan kesuksesan mereka di masa depan.

"Dan saya berharap agar mereka juga dapat bermanfaat dan juga dapat nantinya memutus mata rantai kemiskinan, dengan bidang pendidikan untuk pribadi mereka, keluarga mereka, untuk masyarakat, dan akhirnya untuk bangsa kita tercinta," kata Anita.

Dafa, kata Anita, merupakan salah satu contoh kesulitan ekonomi tidak harus menjadi penghalang seseorang untuk meraih keberhasilan.

"Dafa ini adalah anak dari seorang ayah petani, ibundanya juga selalu merawat dan mengajarkan budi pekerti dan selalu menjunjung untuk mendapatkan pendidikan yang tertinggi untuk anak-anaknya," kata dia.

(syd/sur)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research