Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas terjun bebas pada perdagangan akhir pekan kemarin bahkan sempat mengalami penurunan hingga 3%. Harga emas merosot karena komentar hawkish dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memicu aksi jual di pasar.
Pada perdagangan hari ini Senin (17/11/2025) hingga pukul 06.03 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,09% di posisi US$4.082,74 per troy ons.
Sementara pada perdagangan sebelumnya Jumat (16/11/2025), harga emas dunia turun 2,20% di level US$4.079,25 per troy ons. Penurunan tersebut menjadi pelemahan harga emas selama dua hari beruntun. Pada perdagangan intradaynya harga emas sempat anjlok hingga 3,34% di level US$4.031,89 per troy ons.
Harga emas turun 3% lebih pada perdagangan Jumat karena aksi jual di pasar yang lebih luas, dipicu oleh pernyataan hawkish dari pejabat The Federal Reserve AS, yang meredupkan harapan penurunan suku bunga pada bulan Desember.
"Anggapan bahwa kita akan melihat kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada bulan Desember yang lebih kecil inilah yang melemahkan pasar emas dan perak," ujar David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Pasar ekuitas anjlok, menyusul aksi jual global yang dipicu oleh sinyal hawkish dari The Fed.
Penutupan pemerintah AS terlama, yang berakhir Kamis, menciptakan kesenjangan data yang besar, membuat The Fed dan para pedagang kebingungan menjelang pertemuan kebijakan bulan depan.
Investor berharap data terbaru akan menunjukkan perlambatan ekonomi, memberi The Fed ruang untuk memangkas suku bunga pada bulan Desember, meningkatkan daya tarik emas non-imbal hasil.
Ekspektasi tersebut meredup karena semakin banyak pembuat kebijakan The Fed yang mengambil sikap hati-hati terhadap pelonggaran moneter tambahan.
Ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan turun menjadi hampir 46%, dari 50% awal pekan ini.
Emas non-imbal hasil cenderung berkinerja baik selama periode ketidakpastian ekonomi dan dalam lingkungan suku bunga rendah.
"Ketika margin call dan likuidasi terjadi, para pedagang menutup semua aset untuk membebaskan margin, inilah yang sebagian menjelaskan mengapa emas pun turun di tengah kondisi risk-off ini," menurut catatan Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com.
Sementara itu, permintaan emas fisik di pasar-pasar utama Asia melemah dalam sepekan kemarin.
Emas Diramal Tembus US$5.000/ons
Meskipun volatilitas baru-baru ini terjadi, lembaga keuangan besar mempertahankan prospek bullish yang agresif untuk emas hingga tahun 2026, dengan beberapa perkiraan menunjukkan logam mulia tersebut dapat melonjak 20% atau lebih dari level saat ini hingga menembus US$5.000 per troy ons.
JP Morgan menyampaikan proyeksi yang mungkin paling bullish, memperkirakan harga emas dapat mencapai rata-rata YS$5.055 per ons pada kuartal keempat 2026, didukung oleh minat investor dan pembelian bank sentral rata-rata sekitar 566 ton setiap kuartal sepanjang tahun 2026. Bank tersebut mempertahankan target jangka panjang sebesar US$6.000 per troy ons pada tahun 2028, mendesak investor untuk mengadopsi perspektif multi-tahun.
Natasha Kaneva, kepala Strategi Komoditas Global di JP Morgan, menyatakan: "Emas tetap menjadi keyakinan kami untuk jangka panjang tahun ini. Kami melihat potensi kenaikan seiring pasar memasuki siklus penurunan suku bunga The Fed."
Goldman Sachs memproyeksikan kenaikan serupa, menargetkan US$5.055 per troy ons pada akhir 2026, dengan menyebutkan "arus masuk ETF Barat yang kuat dan pembelian bank sentral yang berkelanjutan sebagai pendorongnya" sambil mencatat bahwa "risiko terhadap proyeksi ini tetap condong ke arah kenaikan karena diversifikasi sektor swasta ke pasar emas yang relatif kecil dapat mendorong kepemilikan ETF lebih tinggi dari perkiraan".
Bank of America (BoA) menaikkan proyeksinya untuk tahun 2026 menjadi US$5.000 per troy ons dengan rata-rata sekitar US$4.400 per troy ons, mengakui kemungkinan koreksi jangka pendek tetapi tetap optimistis tentang kenaikan lebih lanjut pada tahun 2026. Bank tersebut menyoroti bahwa peningkatan permintaan investasi sebesar 10-15%, serupa dengan tren tahun ini, dapat mengangkat harga emas ke US$5.000 per troy ons.
Pages















































