CNN Indonesia
Jumat, 16 Mei 2025 07:48 WIB

Medan, CNN Indonesia --
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengatakan banyak kepala negara yang mengeluhkan persoalan pangan ketika berkunjung ke Indonesia.
Menurut Gibran, kondisi itu berbeda dengan Indonesia. Ia mengatakan Indonesia justru mencatat stok pangan berlimpah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak kepala kepala negara yang berkunjung ke Istana mengunjungi saya, pak presiden, semuanya mengeluh masalah pangan. Tapi kita tidak, kita malah surplus. Karena kita sangat fokus menyelesaikan masalah masalah pangan," kata Gibran saat menghadiri penutupan Muktamar ke-15 Persatuan Umat Islam (PUI) di Kantor Gubernur Sumut, Kamis (15/5/2025) malam.
Gibran menyebutkan Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian besar terhadap kemandirian pangan nasional. Ia menekankan bahwa ketahanan pangan merupakan fondasi utama keberlangsungan sebuah negara.
"Sering disampaikan oleh Bapak Presiden kemandirian pangan itu penting. Tidak ada satu negara pun yang bisa berdiri tanpa pangan. Kebetulan minggu lalu saya baru saja ke NTT. Fokusnya sama juga pangan. Jadi saya ke NTT memastikan pupuknya cukup, kita pastikan bibitnya baik. Kita pastikan air irigasinya baik," katanya.
Gibran juga menyoroti pentingnya pemberantasan mafia pupuk yang selama ini menghambat distribusi dan keadilan bagi para petani. Ia memuji kerja keras Menteri Pertanian yang aktif turun ke lapangan, bukan hanya bekerja dari balik meja.
"Mafia pupuk diberantas, pembangunan bendungan terus dikejar dan kita juga punya menteri pertanian yang tidak pernah di kantor tapi terus turun ke sawah," ujarnya.
Gibran menyebutkan bahwa hingga saat ini, pemerintah telah membangun 53 bendungan baru. Dari jumlah tersebut, 45 bendungan sudah aktif mengairi lahan pertanian. Pemerintah Pusat juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp12 triliun untuk memperkuat infrastruktur irigasi di berbagai wilayah.
"Jadi pak presiden ini sangat sangat fokus pada swasembada pangan. Fokus dari Pak Presiden ini sangat luar biasa sekali di bidang pangan. Sebelumnya ini sudah ada bendungan dan lain lain. Tapi irigasinya rusak, tapi telah kita perbaiki semua," katanya.
Salah satu strategi utama pemerintah adalah menyederhanakan regulasi agar birokrasi tidak menjadi penghambat pembangunan sektor pertanian. Reformasi regulasi ini diarahkan agar lebih adaptif, efisien, dan mendukung kebutuhan petani di lapangan.
"Lalu ada 145 regulasi yang dipangkas. Regulasi yang tumpang tindih ini disederhanakan terutama untuk pupuk. Dengan langkah-langkah strategis yang sudah dan sedang berjalan, Indonesia berupaya menjaga ketahanan pangan dalam negeri, bahkan menjadi salah satu contoh positif di tengah ketidakpastian global," ujarnya.
(fra/fnr/fra)