Dokter Ungkap Temuan Mengejutkan Terkait Pola Tembak yang Dialami Anak Palestina

3 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah dokter internasional yang menjadi relawan di Gaza mengungkap temuan mengejutkan terkait pola luka tembak yang dialami anak-anak Palestina. Dalam laporan investigatif harian Volkskrant asal Belanda, para dokter menyimpulkan bahwa militer Israel secara sistematis menargetkan anak-anak dalam operasi militer mereka.

Dari 17 dokter asing yang diwawancarai Volkskrant, 15 di antaranya mengaku telah menangani anak-anak berusia di bawah 15 tahun dengan luka tembak tunggal di kepala atau dada. Jika ditotal, para dokter mendokumentasikan 114 kasus sepanjang misi kemanusiaan mereka di Gaza.

"Ini bukan tembakan nyasar atau akibat pertempuran jarak dekat. Ini kejahatan perang," kata dokter spesialis gawat darurat asal Amerika Serikat, Mimi Syed, yang telah menangani 18 kasus anak-anak dengan luka serupa.

Ahli bedah trauma asal California, Feroze Sidhwa, mengatakan ia awalnya mengira kasus-kasus tersebut adalah insiden terisolasi. Namun setelah menemukan sejumlah anak laki-laki dengan luka tembak langsung di kepala dalam satu rumah sakit, ia menyadari ada pola sistematis.

"Ini bukan kebetulan. Seseorang benar-benar menarik pelatuk dan menargetkan anak-anak," kata dia seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (15/9/2025).

Temuan para dokter turut diperkuat oleh sejumlah ahli forensik yang menganalisis hasil rontgen korban. Mereka menyimpulkan bahwa luka tembak tersebut konsisten dengan tembakan jarak jauh, baik dari penembak jitu (sniper) maupun drone, dan bukan akibat serpihan bom atau ledakan.

Mantan Panglima Angkatan Darat Belanda, Mart de Kruif, juga menyebut banyaknya jumlah anak yang ditembak di kepala atau dada membuat klaim Israel bahwa penembakan itu hanya kesalahan atau kecelakaan tidak masuk akal. "Ini bukan kerusakan sampingan. Ini disengaja," ujar de Kruif.

Temuan ini sejalan dengan laporan BBC World Service pada Agustus lalu. Dalam investigasi mereka, BBC mencatat lebih dari 160 kasus anak-anak di Gaza yang ditembak oleh pasukan Israel, dengan 95 di antaranya mengalami luka di kepala atau dada. Mayoritas korban berusia di bawah 12 tahun. Insiden-insiden tersebut terjadi sejak dimulainya perang pada Oktober 2023 hingga Juli 2024.

Militer Israel membantah tuduhan mereka secara sengaja menargetkan anak-anak. Namun dalam laporan Pusat Hak Asasi Manusia Palestina (PCHR) ditegaskan bahwa Israel tak terbantahkan melakukan genosida terhadap anak-anak Gaza.

Dalam laporan terbaru, PCHR menyatakan, militer Israel secara sistematis membunuh anak-anak, menyebabkan luka fisik dan psikologis parah, serta menciptakan kondisi hidup yang menghancurkan generasi muda Palestina. Direktur PCHR, Raji Sourani, mengatakan anak-anak menjadi mayoritas korban tewas karena serangan Israel kerap menyasar kawasan pemukiman dan tempat perlindungan warga sipil.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat hampir 20 ribu anak telah terbunuh sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023. Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan rata-rata 28 anak meninggal setiap hari akibat serangan militer Israel dan blokade terhadap bantuan kemanusiaan. Selain itu, Komite PBB untuk Hak Penyandang Disabilitas melaporkan bahwa setidaknya 21 ribu anak mengalami disabilitas akibat luka-luka yang mereka derita sepanjang konflik berlangsung.

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research