Demul Beber Siswa Calon Penghuni Barak Militer: Suka Main ML dan Tawuran

7 hours ago 4

CNN Indonesia

Selasa, 29 Apr 2025 17:42 WIB

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi membeberkan kriteria siswa yang akan dikirim barak militer, diantaranya siswa yang suka main game mobile legend, tawuran, dan bolos. Gubernur Jabar Dedi Mulyadi berencana mengirim siswa bandel ke barak TNI/Polri untuk pendisiplinan. (CNN Indonesia/Patricia Diah)

Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkap sejumlah kategori siswa bermasalah di Jawa Barat yang akan dikirim ke barak TNI-Polri untuk mengikuti kegiatan pendisiplinan.

Dedi menegaskan bahwa rencananya sudah bulat. Dia mengklaim program tersebut sudah dibicarakan dengan TNI dan Polri. Rencananya juga diklaim telah didukung para kepala sekolah dan masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebijakan ini sangat disetujui oleh orang tua. Dicek di media sosial siapa yang paling mendukung kebijakan saya, rakyat Jabar," kata Dedi usai mengikuti rapat Komisi II DPR di kompleks parlemen, Selasa (29/4).

Dedi mengatakan para siswa yang akan dikirim ke barak TNI itu mulai dari mulai siswa yang suka tawuran, siswa yang bermain game ponsel seperti mobile legend tak ingat waktu, siswa yang tak patuh orang tua, hingga yang gemar minuman beralkohol.

"Tukang tawuran, tukang mabok, tukang main ML yang kalau malam kemudian tidurnya tidak mau sore, ke orang tua melawan. Melakukan pengancaman. Di sekolah bikin ribut. Bolos terus. Dari rumah berangkat ke sekolah, ke sekolah enggak nyampe. Kan, kita semua dulu pernah gitu ya," kata Dedi sambil terkekeh.

Politikus Partai Gerindra itu mengaku memahami bahwa kebijakannya kini menuai sorotan karena berbeda dengan daerah lain. Padahal, mereka yang menentang juga tak pernah meributkan saat siswa melakukan pelanggaran fatal.

Dia misalnya, menyoroti kasus siswa bersama teman-temannya membunuh kakeknya karena melarang main mobile legend. Pihak yang mengkritik juga tak pernah mempermasalahkan siswa yang sering bolos sekolah.

Menurut Dedi, umumnya pihak yang melakukan penolakan adalah para elite yang tidak tahu akar masalah yang dihadapi masyarakat.

"Siapa yang menentang? para elite. Pertanyaannya, elite-elite ini ngurusin enggak yang tawuran tiap hari. Elite-elite ini ngurusin enggak itu anak-anak yang di kolong jembatan tidurnya tiap hari. Kan, enggak ada yang ngurusin. Cuma komentar aja biasanya," kata Dedi.

Sejumlah kebijakan Dedi sebagai Gubernur Jabar banyak disorot dan menimbulkan pro kontra. Misalnya soal pelarangan wisuda bagi siswa TK hingga SMA, syarat vasektomi untuk bansos, hingga alokasi dana hibah dan larangan meminta sumbangan di jalan.

(thr/wis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research