REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membaca buku bagi anak usia dini sering kali dianggap sebagai kegiatan pasif, padahal ia dapat menjadi gerbang utama menuju imajinasi dan kreativitas. Di Rumah Main Cikal Serpong, kegiatan membaca buku diubah menjadi sesi yang interaktif, seru, dan jauh dari kata membosankan. Tujuannya yaitu membuat anak tidak hanya mendengar, tetapi juga aktif berimajinasi dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya sejak dini.
Pendidik di Rumah Main Cikal Serpong, Safira Imani Putri, membagikan tiga strategi menyenangkan yang mereka terapkan untuk membacakan buku, dimulai dari membangun interaksi yang seru hingga menggabungkan sesi baca dengan permainan. Strategi pertama adalah membangun interaksi menyenangkan.
Safira mengatakan di Cikal, sesi membaca selalu diselingi dengan kegiatan yang menarik perhatian anak, seperti bernyanyi dan bermain ekspresi. Di setiap kelas di Rumah Main Cikal, kata dia, terdapat sesi cerita-cerita di mana guru akan membacakan buku pada anak serta membebaskan anak untuk memilih sendiri buku yang ingin mereka baca.
"Biasanya guru akan mengajak anak dengan menyanyi seperti 'cerita cerita, waktunya bercerita, semua mata melihat, semua telinga mendengar, bicara bergantian… sssst',” kata dia.
Selain itu, guru juga aktif membacakan cerita dengan intonasi serta ekspresi yang menarik atau sesuai dengan isi cerita. Penggunaan lagu dan intonasi yang dinamis ini diyakini secara efektif menciptakan suasana gembira.
Strategi kedua adalah mengajak anak melihat objek pada buku. Pendekatan ini memastikan anak tidak hanya pasif menerima narasi, tetapi aktif mengeksplorasi apa yang mereka lihat. Anak diajak untuk mengamati detail visual, mengajukan pertanyaan, dan menghubungkan objek dalam buku dengan pengalaman mereka sehari-hari.
“Di kelas, guru biasanya mengajak anak untuk melihat atau mengeksplorasi terlebih dahulu objek yang ada di dalam buku, seperti melihat ke warna atau bentuk yang ada di dalam gambar untuk menarik minat anak terhadap buku. Lalu, guru akan mengajukan pertanyaan sederhana dan relevan dengan isi cerita kepada anak, seperti ‘wah ternyata kelincinya sedang sikat gigi, kamu kalau di rumah sikat gigi juga tidak?’ dan dilanjutkan dengan membacakan inti dari cerita tersebut,” kata Safira.
Terakhir, strategi ketiga yang sangat efektif mengatasi kebosanan anak adalah membaca sambil bermain. Ketika anak mulai kehilangan fokus, pendidik akan segera mengubah suasana dengan mengajak mereka bergerak atau melakukan kegiatan yang relevan dengan isi cerita.
“Jika anak terlihat mulai tidak fokus atau bosan dengan isi cerita, guru juga mengajak anak untuk bergerak atau berkegiatan yang sesuai dengan isi cerita, contohnya ‘sebelum masuk rumah, kelinci mengetuk pintu terlebih dahulu, kita coba bantu kelincinya ketuk pintu yuk!’,” kata Safira.

3 hours ago
1









































