Yogyakarta, CNN Indonesia --
Pihak keluarga mengungkap ada rutinitas yang dilewatkan oleh Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) sebelum sosok diplomat muda ahli Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI itu ditemukan tewas dalam kondisi wajah terlakban di sebuah kos, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7) lalu.
Meta Bagus, kakak ipar Daru --sapaan akrab ADP-- menyebut almarhum punya rutinitas melakukan panggilan video atau video call (VC) dengan istri, Meta Ayu Puspitranti bersama kedua anaknya di Bantul setiap bangun tidur pagi dan sebelum tidur malam.
"Kebiasaannya Pita (sapaan Meta Ayu) sama Daru dan anak-anaknya bangun tidur sama mau tidur, itu selalu video call. Selalu, selalu video call, itu pasti," kata Bagus ditemui di kediamannya, Banguntapan, Bantul, DIY, Selasa (15/7).
"Ketika Daru video call, terus melihat anak-anaknya sudah siap tidur atau mungkin sudah tidur malah, baru mereka berdua (Pita dan Daru) selesai video call, sama-sama tidur," sambungnya.
Akan tetapi, menurut Bagus, pada Senin (7/7) malam sesudah pukul 21.00 WIB, adiknya sudah tak lagi bisa menghubungi suaminya. Ponsel Daru disebut sudah tidak aktif kala itu.
Bagus berujar, komunikasi terakhir antara Pita dan Daru pada malam itu adalah ketika almarhum tengah berbelanja pakaian di Grand Indonesia Mall.
"Tapi waktu belanja itu yang seingat saya, dari ceritanya Pita, itu Daru masih video call, ngasih lihat, 'Ini bagus enggak celananya?', gitu lho. 'Bajunya pas enggak?', gitu," beber Bagus.
Sepengetahuan Bagus, almarhum Daru selanjutnya masih mengantre taksi untuk pulang dari Grand Indonesia Mall ke kos pukul 21.00 WIB.
Komunikasi mulai tak berbalas sewaktu Pita menanyakan apakah Daru sudah sampai di kos atau belum. Padahal, kata Bagus, Daru selalu memberi kabar sekalipun tengah dalam perjalanan atau menumpang kendaraan. Biasanya, anak-anak juga sering menanyakan kabar ayah mereka.
Lantaran tak kunjung bisa dihubungi, lanjut Bagus, Pita meminta tolong penjaga kost agar mengecek kondisi Daru pada Senin malam itu sebagaimana terlihat pada rekaman kamera pengawas atau CCTV di kos.
"Itu sampai malam Pita enggak tidur, dan saya tanya kenapa kok belum tidur, dia bilang Mas Daru enggak bisa ditelepon dan lain sebagainya. Perasaannya, ya gimana ya, karena enggak biasanya," ucap Bagus.
Hanya saja, Bagus juga tak bisa berkomentar soal keterangan polisi yang menyebut Daru masih terlihat beraktivitas di kos berdasarkan rekaman CCTV pada malam sebelum ia ditemukan meninggal dunia.
"Saya enggak bisa komentar soal itu, mas. Karena kan saya menyampaikan apa yang saya ketahui, kalau CCTV itu kan rekaman (petunjuk) luar. Yang saya sampaikan itu kebiasaannya (Daru) dan saya memang tahu betul anak ini," pungkasnya.
Diplomat Kemlu bernama Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) ditemukan tewas dengan kondisi wajah terbungkus isolasi atau lakban di sebuah kos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7) sekitar pukul 08.30 WIB.
Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada jasad korban. Selain itu, barang milik korban juga tidak ada yang hilang.
Berdasarkan olah TKP, polisi menemukan sidik jari korban pada lakban yang menutup wajahnya. Sejauh ini polisi belum menemukan indikasi pembunuhan.
Namun, kepastian terkait penyebab kematian korban masih menunggu hasil autopsi, termasuk hasil pemeriksaan histopatologi, toksikologi hingga patologi.
Kini, penyelidikan kasus tersebut ditangani Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan kesimpulan terkait penyebab kematian korban akan rampung dalam satu pekan.
(kum/fdl/dal)