Tanjungpinang, CNN Indonesia --
Air Mancur 'menari-nari' dan mengeluarkan warna - warni di kolam Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau rusak dan sudah tidak berfungsi.
Kerusakan air mancur yang menjadi icon di wilayah Kijang Kota, Kabupaten Bintan tersebut dikeluhkan warga setempat.
Menurut warga, air mancur yang dibangun menggunakan anggaran miliaran rupiah fasilitasnya sudah rusak dan tidak terurus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fasilitas air mancur di Kijang Kota, sudah jadi bangkai, tidak terurus, tidak dibenahi. Semua sudah berkarat, jadi bangkai semuanya. Anggaran miliaran, cuman dipakai beberapa tahun, udah usang," Kata warga bernama Uriep yang videonya viral di media sosial, Minggu (29/6).
Uriep juga mempertanyakan ke mana Bupati Bintan Roby Kurniawan, kenapa tidak membenahi dan memperbaiki kondisi air mancur yang rusak?
Dia menyebut, pemandangan di depan kolam tempat air mancur sangat indah karena ada masjid. Namun, air mancur tidak berfungsi dan alat - alatnya sudah menjadi rongsokan, besinya pada roboh dan berkarat.
"Ke mana ini Bupatinya, enggak dibenahi nggak diperbaiki, pemandangannya udah indah - indah, ada masjid. Eh, ininya enggak nyala udah jadi besi rongsakan," Ujarnya.
Terpisah Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Bintan, Mohammad Irzan mengatakan, perbaikan dan pemeliharaan air mancur itu terkendala anggaran.
Menurutnya, untuk biaya operasional air mancur itu cukup besar, sehingga di setiap rapat sudah disampaikan pentingnya alokasi anggaran untuk kegiatan tersebut. Meski demikian, dia tidak menyebut secara rinci biaya operasional untuk mengoperasikan air mancur.
"Iya untuk air mancur kita terkendala anggaran perbaikan dan pemeliharaannya. Cukup besar biaya utk operasionalnya," Katanya kepada CNNIndonesia. Com saat dikonfirmasi Minggu (29/6).
Irzan mengatakan, dalam beberapa waktu kedepan dia akan menggelar rapat lintas sektor terkait penanganan air mancur yang tidak berfungsi tersebut. Diketahui proyek air mancur menari - nari dengan warna - warni itu menghabiskan anggaran menghabiskan anggaran Rp12 miliar yang dibangun tahun 2018 lalu. Proyek itu sempat berfungsi pada masa itu, namun mengalami kerusakan hingga dikeluhkan warga setempat.
"Dalam beberapa waktu ke depan kita juga akan lakukan rapat lintas sektor terkait penanganannya," ujarnya.
(arp/ugo)