Ahli Gizi IPB: Makanan MBG Harus Dikonsumsi 2 Jam Setelah Dibagikan

3 hours ago 3

BGN | CNN Indonesia

Kamis, 06 Nov 2025 15:10 WIB

Prof. Budi Setiawan dari IPB mengingatkan pentingnya mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis dalam dua jam untuk menjaga mutu dan keamanan pangan. Ilustrasi. (Foto: CNN Indonesia/Farid).

Jakarta, CNN Indonesia --

Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Budi Setiawan, mengimbau agar makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dikonsumsi maksimal dua jam setelah dibagikan untuk menjaga mutu dan keamanan pangan.

"Jadi, makanan itu idealnya dimakan tidak lebih dari dua jam setelah dimasak, kalau memang kudapannya digoreng, itu juga harus dibatasi agar tidak dimakan siswa lebih dari empat jam," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN), dikutip dadi ANTARA, Rabu (5/11).

Ia memahami bahwa Program MBG masih dalam tahap awal pelaksanaan di Indonesia, sehingga berbagai pihak seperti Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) maupun penyedia katering masih melakukan penyesuaian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini karena pertama kali di Indonesia, jadi dunia kuliner dan gizi itu kan baru pertama kali membuat makanan dengan kapasitas 3.000-4000 setiap hari, jadi, katering komersial juga mungkin belum pernah punya pengalaman itu," ujar dia.

Meski begitu, Budi menekankan pentingnya pelatihan keamanan pangan bagi petugas SPPG agar mampu mengelola distribusi MBG dengan lebih baik.

"Jadi perlu dilakukan pelatihan, khususnya keamanan pangan. Ada beberapa informasi di SPPG itu saat memasak butuh waktu yang lama, pemorsian di holding-nya juga terlewati waktunya, kemudian waktu pengantarannya juga, sehingga ada risiko bahwa makanan itu dikonsumsi terlalu lama," tuturnya.

Sebagai informasi, hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi lebih dari 13 ribu unit.

(ory/ory)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research