3 Jurusan Kuliah yang Lulusannya Paling Terancam Tergusur AI

6 hours ago 4
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang kecerdasan buatan (AI) diperkirakan akan mengubah wajah dunia kerja secara besar-besaran dalam waktu dekat. Menurut laporan Forbes, setidaknya ada tiga jurusan kuliah yang paling berisiko kehilangan relevansi karena peran manusianya mudah digantikan oleh teknologi otomatis.

Laporan tersebut mengutip proyeksi World Economic Forum yang memperkirakan sekitar 92 juta pekerjaan akan hilang akibat otomatisasi, sementara 78 juta pekerjaan baru muncul untuk mendukung ekonomi berbasis AI. Namun, perubahan ini juga menuntut dunia pendidikan untuk meninjau ulang jurusan dan keterampilan yang diajarkan di kampus.

1. Akuntansi

Forbes menyebut jurusan akuntansi dan pembukuan tradisional berada di posisi paling rentan. Pekerjaan administratif dan penghitungan dasar kini bisa dilakukan oleh perangkat lunak berbasis AI.

Karena itu, mahasiswa di bidang keuangan disarankan untuk memperluas kompetensinya, misalnya mengambil spesialisasi seperti AI for Finance atau fokus pada analisis dan strategi investasi yang tak mudah diotomasi.

2. Komunikasi, Periklanan, dan Marketing

Bidang komunikasi dan pemasaran juga menghadapi perubahan besar. AI sudah banyak digunakan dalam pembuatan konten, strategi kampanye, hingga penyusunan siaran pers dan unggahan media sosial.

Forbes menilai, universitas perlu menyesuaikan kurikulum agar mahasiswa belajar menggunakan AI secara etis dan kreatif. Keterampilan mengoperasikan alat seperti HubSpot AI, SEMrush, atau Jasper AI akan menjadi nilai tambah, sementara pendekatan manusia tetap penting untuk menjaga suara dan karakter sebuah merek.

3. Desain Grafis

Jurusan desain grafis juga disebut semakin rentan tergerus. Kehadiran website desain memungkinkan siapa pun membuat logo atau materi promosi dengan mudah. Agar tetap relevan, program studi desain disarankan lebih menekankan aspek psikologi dan strategi komunikasi visual, bukan hanya kemampuan teknis menggambar atau mengedit.

Pendidikan Harus Berubah

Presiden dan CEO DeVry University, Elise Awwad, mengatakan, pendidikan tinggi kini berada di garis depan perubahan. "Jika kampus tidak memprioritaskan pendidikan AI dan keadilan dalam penerapannya, mereka bukan hanya gagal mendidik mahasiswa, tapi juga gagal mempersiapkan tenaga kerja masa depan," ujarnya dilansir Forbes.

Awwad menambahkan, DeVry telah mengintegrasikan modul AI ke dalam berbagai jurusan. Hasilnya, tingkat penyelesaian kursus AI meningkat 29% dalam setahun terakhir.

"Kami ingin para lulusan siap berinteraksi dengan teknologi ini sejak hari pertama mereka bekerja," katanya.

Tnggung jawab untuk beradaptasi dengan era AI tidak hanya ada di tangan universitas. Perusahaan juga perlu memberi pelatihan agar karyawan siap menghadapi perubahan dan Pekerja didorong memanfaatkan platform belajar daring seperti Coursera, LinkedIn Learning, dan Udacity untuk mengasah keterampilan baru.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Studi PBB Ungkap AI Lebih Kejam terhadap Pekerja Perempuan

Read Entire Article
Lifestyle | Syari | Usaha | Finance Research